5 Belakang Layar Membangun Semangat Menulis

Membangun semangat menulis memang tidak semudah kita membaca tulisan. Tidak gampang pula mempraktekan apa yang akan saya tuliskan di postingan kali ini. Saya pun percaya, mungkin artikel akan dibaca saja, sesudah itu prakteknya tidak semua melaksanakan. Hanya sebagian kecil yang akhirnya mampu mempraktekan.


Lantas, apa saja sih cara membangun semangat menulis? Berikut tips semangat menulis untuk Anda yang ingin mempunyai buku sendiri. Semoga apa yang saya lakukan, mampu menolong Anda yang mungkin juga mengalami malas menulis.


1. Menulis Karena Passion Bukan Karena Alasan Reaction


Rahasia membangun semangat menulis yang pertama adalah, menulislah sebab memang dorongan dari hati. Menulislah sesuai passion bukan alasannya adalah argumentasi supaya populer, biar dapat duit dan faktor lain. Memang tidak ada salahnya menjadikan duit dan ketenaran selaku argumentasi. Karena dua hal tersebut cuma penyemangat yang sifatnya eksternal.


Ketika realitanya tidak sesuai, missal tulisan tidak laku dipasaran, royalty atau honor sungguh sedikit. Maka jatuhnya akan kecewa dan tak maumenulis lagi. Sebaliknya, dikala menulis itu dilandasi alasannya passion dan dorongan dari hati, maka sekalipun tidak populer dan mendapatkan uang sedikit, tetap semangat menulis. Karena memang landasan tujuannya yang berlawanan.


Makara, salah satu upaya supaya tetap semangat menulis adalah, merapikan tujuan dasarnya. Pastikan tujuan dasarnya harus kuat, semoga tidak gampang goyah. Bagaimanapun juga, semangat menulis modal utama untuk mewujudkan menjadi seorang penulis. Tentunya, Anda tak ingin menjadi seorang penulis yang hanya isapan jempol bukan? Menjadi penulis itu persaingan. Jika tidak mampu bersaing, maka akan tersingkir secara alamiah.


2. Tulis Yang Dikuasai


Ada banyak alasan kenapa semangat menulis buku bisa luntur? Ada yang karena terlalu over goresan pena yang mesti diatasi, mampu juga alasannya aspek permintaan menyelesaikan artikel dari klien – dimana artikel atau tulisan tersebut diputuskan oleh klien, meski sadar tidak sesuai dengan passion dan aksara Anda – mampu juga sebab memang binggung ingin menuangkan dan menuliskannya.


Memang berlainan dikala menulis sebab pesanan dari klien, dengan ketika menulis karena cita-cita dan tema yang sesuai kesenangan kita. Setidaknya dikala menulis sesuai yang kita senangi, di situ ada rasa cinta dan rasa bahagia yang bab dari emosi konkret. Emosi kasatmata inilah yang yang menjadi energi baru sekaligus media memudahkan untuk menemukan inspirasi dan gagasan baru yang muncul datang-datang saat menuliskannya.


Pertanyaannya ialah, kenapa kita tidak menjadikan goresan pena dari klien yang membosankan dan susah itu menjadi menggembirakan? Padahal jikalau mau, kita pun mampu mencintai tema goresan pena dari klien, agar semangat menulis tersadar dan semakin cepat pula kita menuliskannya. Nah, salah satu caranya dengan mendapatkan seni mencintai tema baru dan aneh.


3. Seni Mencintai Tema Tulisan Yang Dikerjakan


Salah satu kunci supaya semagnat menulis tetap konsisten, apapun karena rasa cinta. Seni menyayangi tema ajaib dari klien salah satunya. Memang tidak gampang mengasihi sesuatu yang tidak mampu kita senangi. Bisa dibayangkan bagiamana rasanya memaksakan rasa cinta?


Setiap orang memang mempunyai caranya sendiri-sendiri. Jika aku, selalu menjajal untuk memahami tema yang diberikan klien. Bagi saya, salah satu alasan kenapa kita tidak mampu mengasihi tema tersebut alasannya tidak memedulikan dengan baik kepada tema. Ini pulalah alasan kenapa goresan pena dari klien terasa susah.


Sebenarnya bukan karena goresan pena atau temanya yang sulit. Karena penguasaan terkait ilmu tersebut yang terbatas. Maka, penyelesaian yang mampu kita coba ialah mempelajari terelbih dulu. Memang mengkonsumsi waktu lebih banyak. Alasan ini pulalah yang sering dijadikan alasan semangat menulis semakin turun.


Lantas bagaimana biar semangat menulis tidak turun dan bisa mencintai tema yang mesti ditulis? Cukup ciptakan kebahagiaan. Berikan sugesti terhadap diri sendiri dengan hal aktual, supaya terbangun emosi kasatmata. Emosi faktual inilah yang akan membantu dalam menemukan ide, pandangan baru impulsif yang sungguh menolong pekerjaan Anda.


4. Kurangi Ekspektasi Terlalu Tinggi


Salah satu penyebab semangat menulis turun karena kecewa terhadap harapan yang sudah terbangun. Tidak mampu dipungkiri manusia memiliki hak untuk berharap. Tentu saja impian yang senantiasa diinginkan adalah impian baik. Sayangnya, banyak yang berharap baik dan terlalu tinggi, tetapi tidak merencanakan mental untuk impian tidak sesuai ekspektasi.


Bukannya mencar ilmu dari kegagalan, justru mencari pembelaan agar ekspektasi yang dibangun menjadi sesuai harapan. Padahal di dunia ini, ada banyak hal yang tidak cocok hasratkita, semoga kita bisa belajar mengambil pelajaran tersebut. Alih-alih mengambil pelajaran, justru semangat menulis makin turun, dan tanpa sadar tidak menulis apapun.


Dalam kasus semangat menulis, penulis pemula memang sah-sah saya membangun ekspektasi tinggi, sebagai bentuk ikhtiar dan penyemangat. Misalnya, berekspektasi menerima royalty besar dan menjadi penulis populer. Padahal, realita di lapangan tidak semudah itu. Royalti tidak sebesar yang kita bayangkan! Popularitas juga tidak mudah didapatkan hanya sekali menulis. Bahkan setahun jam terbang menulis pun bukan jaminan mampu menjadi penulis populer  dan terkenal .


Maka dari itu, biar semangat menulis stabil, salah satu caranya cukup berekspektasi sewajarnya. Jangan terlalu tinggi. Jika tidak cocok ekspektasi, bisa mencoba lagi. Toh orang di luar sana tidak tahu apa yang kita lakukan. Mereka juga tidak tahu bila kita gagal ataupun sukses. Makara, cukup berjalan bersahaja, tanpa menunjukkan. Jalani sepenuh hati dan lapang dada. Yang penting konsisten dan senantiasa mempertahankan semangat menulis serta menikmati proses. Biarkan hasil Tuhan yang menentukan, asal Anda telah melakukan pekerjaan maksimal.


5. Jangan Merasa Puas


Tips agar semangat menulis tetap tersadar ialah, jangan merasa puas dengan apa yang sudah dicapai. Banyak yang berpongah diri. Karena telah mempublikasikan satu buku, eksklusif lupa diri dan angkuh diri.


Buku pertama yang harusnya selaku branding dan mendapatkan pangsa pasar, justru pasar merasa ilfill dan pergi tidak jadi melirik cuma alasannya adalah ulas arogan kita. Tentu saja hal-hal ini tidak kita inginkan.


Tidak berpuas diri membantu kita untuk bersikap lebih waspada dalam bersikap, bertindak dan berpikir. Tidak berpuas diri pun juga mendorong kita secara alami untuk terus mencar ilmu lagi dan lagi, sehingga selalu ada hal yang gres yang mau mendorong kita selangkah lebih maju lagi.


Sebenarnya hal-hal kecil mirip inilah yang perlu diamati. Tetapi banyak kandidat penulis pemula yang terkesan abai dengan hal-hal ini. Tentu saja tidak berpuas diri akan mengakibatkan kita menjadi langsung yang rendah hati, yang bersedia mencar ilmu dari orang lain.


Baca juga : Cara Membuat Buku biar Diterima Penerbit dan Pembaca


Itulah beberapa kiat membangun semangat menulis dari hal-hal yang sangat sederhana dan sering tidak diamati. Semoga dengan kiat di atas Anda pun bisa makin semangat menulis dan lebih produktif lagi melahirkan karya-karya. Tidak selalu dalam bentuk buku, Anda pun mampu menulis opini di surat kabar atau di majalah. (Irukawa Elisa).



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama