Mikaylabinar.com- Sebelum mulai investasi reksadana, ada baiknya untuk mempelajari risiko yang mungkin terjadi dan cara mengurus risiko tersebut. Tidak sekedar mengincar keuntungan saja.
Sebenarnya, setiap investasi selalu memiliki kelemahan. Namun, kalau tidak dimengerti lebih permulaan, kamu tidak akan tahu cara mengatasinya. Informasi ini juga penting untuk memikirkan jenis investasi yang diseleksi dengan instrumen yang lain.
Return Tidak Pasti
Banyak orang salah kaprah kepada reksadana yang dianggap sama dengan tabungan atau deposito. Padahal, risiko investasi ini jauh lebih tinggi dengan keuntungan yang tidak niscaya. Dengan jumlah return yang tidak pasti tersebut, kamu bisa untung ataupun rugi.
Nah, menghadapi ketidakpastian tersebut, kamu mampu mengatasinya dengan cara berikut.
Pertama, menentukan reksadana yang sempurna. Artinya, produk yang kamu pilih harus sesuai dengan tujuan keuangan. Jenis investasi ini memiliki tingkat risiko yang berlawanan-beda. Kaprikornus, pelajari dengan baik sebelum benar-benar menggeluti ya!
Kedua, lakukan diversifikasi. Jadi, jangan taruh semua uangmu pada satu tempat, tetapi sebar pada lebih dari satu instrumen. Apabila salah satu instrumen mengalami kerugian, kau masih memiliki harapan pada instrumen lainnya.
Tidak Ada Jaminan dari Pemerintah
Investasi ini sudah dikelola oleh Pemerintah, namun tidak ditanggung oleh Pemerintah. Artinya, jika reksadana rugi, maka nasabah yang mau menanggungnya.
Situasi ini berbeda dengan simpanan dan deposito yang dijamin oleh pemerintah. Berapapun duit yang kau simpan di simpanan, maka nilainya tidak akan berkurang, kecuali ada ongkos manajemen bulanan dari pihak bank terkait.
Harus Inisiatif Sendiri
Menjadi penanam modal reksadana mesti mempunyai kedisiplinan tinggi. Tidak ada pihak yang mau mengingatkanmu. Jika lupa, kau bisa saja kehilangan saat-saat.
Berbeda dengan asuransi yang senantiasa mengingatkan nasabah untuk membayar premi secara berkala .
Meskipun reksadana tidak ada kewajiban pembayaran secara berkala , namun kamu bisa atasi kealpaan dengan tunjangan program ‘Auto Invest’. Program ini mampu diset secara otomatis setiap bulan, sehingga uang di tabungan akan terpotong otomatis sesuai jenis investasi yang dipilih.
Bisa Dibubarkan
Inilah risiko paling menakutkan jika kau mengikuti investasi reksadana. Ya, ada beberapa kondisi, dimana jenis investasi ini mesti dibubarkan yakni diperintahkan oleh OJK sesuai aturan perundang-seruan yang berlaku dan Nilai Aktiva Bersih kurang dari Rp 25 miliar selama 90 Hari Bursa berturut-turut.
Tenang saja, kau mampu mengantisipasi hal itu terjadi dengan mengenali kinerja sebuah reksadana. Terlebih dahulu, buatlah daftar list penyuplaiinvestasi ini dan analisis Nilai Aktiva Bersih-nya. Semakin besar NAB, maka kian besar lengan berkuasa posisi investasi tersebut. Makara, kemungkinan untuk dibubarkan akan kecil.
Jadi, walaupun produk dari investasi ini memiliki nilai return lebih tinggi dari simpanan dan deposito, namun ada risiko yang mesti siap dihadapi investor. Kewajibanmu yaitu mesti memahami setiap risiko tersebut dan mencari penyelesaian terbaik untuk mengelolanya.
Baca juga: Mengenal jenis-jenis reksadana sebagai opsi dalam berinvestasi
Sumber mesti di isi