Cara Menciptakan Buku: Teori Menulis Buku Dengan Isi Yang Bermutu

Cara menciptakan buku yaitu suatu kegiatan yang mengalir lewat praktik, tetapi untuk menunjukkan jiwa di dalam tulisan diperlukan teori.


 


Cara membuat buku mampu kita renungkan kembali dikala akan cara menciptakan buku. Kita bisa saja cara membuat buku dengan lancarnya ketika kita bersedia meluangkan banyak waktu untuk mengetik atau menulis kata demi kata. Namun tanpa teori, tulisan yang ada belum tentu memiliki jiwa, teratur, dan padu. Oleh alasannya itu, dalam cara membuat buku diharapkan pemahaman wacana teori-teori menulis.


Teori-teori menulis yang mampu dijadikan sebagai panduan saat cara membuat buku antara lain:


 


Teori keahlian berbahasa


Cara menciptakan buku, menulis ialah salah satu dari empat keahlian berbahasa. Dalam keterampilan berbahasa, cara membuat buku (menulis) ialah keahlian produktif yang memiliki kegunaan memproduksi bahasa untuk memberikan makna. Tidak siapa pun mempunyai kemampuan ini, terlebih jika menulis dalam konteks akademik. Untuk memajukan kemampuan menulis, latihan menjadi kunci utamanya. Hal tersebut juga perlu dibarengi dengan keterampilan bahasa yang lain, yakni berbicara, membaca, dan mendegarkan.


 


Teori pendekatan menulis


Ada tiga macam pendekatan dalam cara membuat buku, adalah penekatan proses, produk, dan genre. Masing-masing pendekatan akan diuraikan mirip berikut.


1. Pendekatan proses


Pendekatan ini menekankan pada aspek proses yang dilalui seorang penulis secara riil. Seorang penulis semestinya paham bahwa menulis bukan semata-mata menuangkan ilham di atas kertas. Ada tindakan tertentu yang dipakai untuk menciptakan suatu tulisan.


Penulis akan berproses untuk menciptakan tulisannya. Proses-proses tersebut bersifat rekursif, dan bukan linier. Proses rekursif diartikan sebagai tahapan seorang penulis mampu meninjau kembali tulisannya dan mengoreksi kesalahan serta menutupi kekurangannya. Proses menulis pada umumnya terdiri atas beberapa tahap, yakni penyeleksian topik, pra-tulis, tulis, tanggapanatas tulisan, revisi, respon atas revisi, penyuntingan, evaluasi, dan publikasi.


2. Pendekatan produk


Pendekatan produk ialah pendekatan tradisional dan bersifat “lebih bau tanah dari pendekatan proses”. Pendekatan ini menekankan pada faktor mekanis menulis. Cakupannya meliputi tata bahasa, struktur kata, pembacaan dan peniruan versi, pengorganisasian ide, dan komparasi.


Saat melaksanakan pembacaan model, penulis akan mengamati dengan seksama format sebuah goresan pena. Dengan memerhatikan format tersebut penulis akan menciptakan tulisan dengan format yang sama dengan menyesuaikan kebutuhannya. Di sini ia telah hingga apada tahap peniruan atau palsu model. Setelah itu, penulis akan mengorganisasikan idenya dalam sebuah struktur terorganisir, alur yang gampang disertai, dan susunan yang gampang dimengerti. Hal ini berhubungan dengan pengembangan paragraf ketika cara membuat buku. Terakhir, pada tahap komparasi, penulis akan membandingkan tulisannya dengan goresan pena model yang dibaca sebelumnya. Tahap ini bermaksud melihat bahwa bagan tulisan tidak berlawanan, kecuali pada isinya. Jika ada perbedaan format, penulis akan memperbaikinya. Namun pada kenyataannya, perbedaan ini jarang direvisi kecuali dikala sudah memasuki tahap fatal.


3. Pendekatan genre


Pendekatan ini berkaitan dengan jenis tulisan yang akan digunakan. Pendekatan genre lebih menekankan pada aspek sosial dari penggunaan bahasa. Tujuannya yaitu menghasilkan bacaan yang mampu dimengerti tidak hanya oleh pembaca individu saja, melainkan juga masyarakat.


 


Teori Proses Kognitif


1. Hierarki proses menulis


Dalam proses menulis, seorang penulis akan mulai cara menciptakan buku dengan merencanakan yang dituliskan. Setelah itu dia akan membuatkan wangsit dan mengakhirinya dengan observasi kembali atau revisi.


2. Proses kognitif dalam level perencanaan


Proses kognitif dalam level penyusunan rencana diawali dengan pembangkitan inspirasi. Membangkitkan ide mampu dilakukan dengan mengakses berita yang telah “terekam” dalam ingatan menjadi pandangan baru. Berbagai ide yang berhubungan dengan topik lah yang lalu digunakan. Setelah itu, wangsit-wangsit yang hendak dikembangkan lalu diorganisasi oleh penulis agar terstruktur, sistematis, dan menjadi goresan pena berkualitas sehingga dimengerti pembaca. Di samping itu, penulis perlu memilih tujuan yang ingin dicapainya dari tulisan yang beliau hasilkan. Dalam menentukan tujuan, penulis harus memutuskan bahwa beliau memiliki sesuatu yang niscaya untuk diraih dan berfaedah untuk banyak orang.



  1. Proses kognitif dalam penulisan


Dalam cara membuat buku, penulis akan mengembangkan wangsit ke dalam bentuk paragraf. Selama proses ini, dia akan menggunakan kata-kata yang dipakai dalam tulisannya. Ia juga akan memikirkan bahwa kata-kata yang ditulisnya telah sesuai dengan inspirasi yang ingin dia sampaikan. Seorang penulis seharusnya menyingkir dari adanya ambiguitas dikala cara menciptakan buku, alasannya adalah hal tersebut mampu membingungkan pembaca ketika melakukan interpretasi. Selama proses ini, penulis juga boleh menggunakan majas, mirip metafora, personifikasi, dan hiperbola. Namun dalam goresan pena akademik, majas seharusnya dikesampingkan supaya tulisan tetap menunjukkan pemaparan data atau hasil observasi yang aktual.


3. Proses kognitif dalam revisi


Dalam proses ini, penulis akan membaca kembali tulisannya dan melakukan penyuntingan untuk memperbaiki kesalahan supaya tulisannya patut dipublikasikan.


 


Teori Asas Menulis


Teori ini mencakup kata, leksim (kata dasar), prefiks (awalan), sufiks (akhiran), afiks (imbuhan berupa awalan dan akhiran), kata benda, kata kerja, kata sifat, dan kata informasi. Secara umum, kita mampu mengenali pengertian cakupan-cakupan tersebut. Dalam teori asas menulis, penulis akan menggunakan aneka macam macam kata dan jenis-jenis kata dengan benar sesuai dengan kata baku dan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


 


Dari banyak sekali teori di atas tentunya seorang penulis dapat melihat dengan rinci metode cara menciptakan buku menurut kriteria yang telah diputuskan dalam pengertian berbahasa. Dengan mengetahui teori-teori tersebut, penulis akan menerima pandangan tentang cara menulis yang lebih baik dan teratur menurut kaidah yang benar. Selain itu, ia juga akan berproses dengan mempertimbangkan pembacanya nanti sehingga ia akan menghasilkan tulisan yang gampang dipahami dan komunikatif.


 


Referensi:



  1. http://hanynurcahya.blogspot.co.id/2014/05/jenis-tingkatan-taktik-dan-teori_24.html


 


[Wiwik Fitri Wulandari]


 


 


Anda punya RENCANA MENULIS BUKU


atau NASKAH SIAP CETAK?


Silakan daftarkan diri Anda selaku penulis di penerbit buku kami.


Anda juga mampu KONSULTASI dengan Customer Care yang siap membantu Anda sampai buku Anda diterbitkan.


Anda TAK PERLU RAGU untuk secepatnya MENDAFTAR.


Silakan ISI FORM di laman ini. 🙂



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama