Sebelum fokus pada pembahasan penulisan et al, ada hukum yang mesti diperhatikan dikala menuliskan sitasi. Pertama, sitasi ditulis di awal atau mampu juga ditulis di simpulan kutipan.
Kedua, penulisan sitasi tidak mirip menuliskan nama panjang penulis seadannya. Tetapi cuma mencantumkan nama belakang penulis saja, lalu disertai dengan tahun sumber kutipan itu diterbitkan, barulah dibarengi dengan isi teks yang dikutip.
Ketiga, jikalau sitasi ditulis oleh dua orang, dan masing-masing penulis mempunyai nama panjang, maka nama yang ditulis cuma nama belakang dari masing-masing penulis buku. teknis penulisan antara nama belakang penulis 1 dengan nama belakang penulis 2 diberi tanda hubung “&”.
Di sini perlu diingat, penggunaan tanda hubung tidak menggunakan kata “dan” namun harus symbol “&”. Kecuali, literatur yang dipakai dari permulaan sampai simpulan menggunakan bahasa inggris, maka penulisan sitasi mampu menggunakan kata hubung “and”.
Keempat, ini konsentrasi dan inti dari pembahasan penulisan et al. Kaprikornus apabila sitasi ditulis lebih dari dua orang, maka tidak semua penulis dituliskan seluruh nama nya.
Tetapi cuma ditulis satu nama paling awal saja, lalu di bab belakangnya diikuti oleh et al. Ingat, nama pertama yang ditulis, tetap menuliskan nama belakangnya.
Barangkali Anda masih penasaran, sebenarnya et al itu asalnya dari mana sih? Ternyata ungkapan et al berasal dari bahasa latin yang diambil dari kepanjangan et alia atau bahasa populernya and others, atau jika dibahasakan memakai bahasa popular kepanjangan dari dan kawan-kawan yang disingkat dengan dkk.
Kelima, hukum penulisan sitasi yang tidak kalah penting selain penulisan et al adalah problem sumber kutipan atau sumber literature.
Apabila sumber literature adalah terjemahan maka sitasi yang dituliskan yaitu menuliskan nama aslinya, bukan nama penerjemahnya, dan ini yang terkadang kurang dimengerti, sebab masih ada yang menyatukan si penerjemahnya.
Jadi untuk kasus ini, penerjemah cuma dituliskan di bab daftar pustaka saja, bukan di bagian sitasi.
Teknis penulisan et al pada sitasi
Barangkali ada yang masih gundah bagaimana menulis sitasi? Mengingat saat menulis di lapangan banyak hal yang akan didapatkan. Nah, beberapa problem yang mungkin sering banyak ditanyakan terkait teknis penulisan, mampu disimak di ulasan pembahasan berikut ini.
Identitas Sitasi Buku
Judul Sitasi : Cara Menemukan Kebahagian Dengan Cara Sederhana
Nama penulis sitasi : Irukawa Elisa, Adelia Saputri, Wibowo Ahmad dan Fanny Praja
Tahun terbit sitasi : 2020
Penerbit : Deepublish
Dari teladan data-data yang ada di atas jika konteksnya untuk penulisan sitasi, semua data di atas tidak semua digunakan. Hanya nama dan tahun terbit sitasinya saja. bentuk identitas sitasi pun tidak selalu berupa terbitan buku, tetapi terbitan jurnal ilmiah pun juga mampu dilakukan.
#1. Contoh penulisan et al sitasi jika di awal kalimat :
Irukawa et al (2020) mengungkapkan bahwa kebahagian itu tidak dicari, tetapi diciptakan. Kebahagian itu juga tidak senantiasa pencapaian yang besar, tetapi pencapaian yang sangat-sangat sederhana dan sepele pun mampu menjadi sumber kebahagian.
#2. Contoh penulisan et al Jika di Tengah Kalimat
… Kebahagian itu tiak dicari, namun diciptakan, hal ini disetujui oleh Irukawa et al (2020) yang mengungkapkan bahwa kebahagian itu juga tidak senantiasa berupa pencapaian besar, tetapi pencapaian yang sederhana…
#3. Contoh penulisan et al kalau di selesai kalimat
… kebahagian itu tidak dicari, namun diciptakan. Kebahagian itu juga tidak senantiasa pencapaian yang besar, tetapi pencapaian yang sangat-sungguh sederhana dan sepele pun mampu menjadi sumber kebahagian (Irukawa et al, 2020)
#4. Catatan Seputar Penulisan et Al pada Sitasi
Adapun beberapa catatan yang mungkin sering diabaikan atau tidak terpikirkan terkait dengan penulisan et al. salah satunya perihal teknis penulisan et al dapat diganti dengan ‘dkk”.
Jika Anda ingin memakai dkk, maka mesti konsisten dari awal hingga akhir. Begitupun sebaliknya, bila ingin menggunakan et al juga harus konsisten hingga simpulan.
Pertanyaan lain, mungkin ada yang galau dimana sih menerima identitas buku tersebut? Jadi identitas dapat dilihat di KDT buku (jikalau dalam bentuk buku), sedangkan yang bentuk jurnal lokasi identitas sitasi mampu diperoleh dengan mencari-cari sendiri. lazimnya di header footer atau di halaman sampul jurnal tetap ada identitas lengkap ihwal suasana tersebut.
Satu pelengkap catatan lagi, penulisan sitasi dengan penulisan daftar pustaka berlawanan. Penulisan sitasi data yang dibutuhkan hanya nama penulis dan tahunnya saja. sedangkan untuk penulisan daftar pustaka, data yang diambil adalah data yang tercantum dari teladan identitas di atas tadi.
Penulisan sitasi umumnya dituliskan dalam laporan karya ilmiah selaku bentuk pertanggungjawaban atas karya orang lain.
Tidak hanya itu, penulisan sitasi dengan mencantumkan sumber juga selaku bentuk pertanggungjawaban bahwa naskah yang Anda tulis memang berdasarkan kajian literatur atau lewat observasi. Sehingga memperlihatkan keyakinan dari pembaca.
Nah, itulah beberapa hal yang perlu diamati dikala hendak menuliskan et al pada sitasi. Sebenarnya tidaklah susah, dan Anda pun bisa melakukannya, sebab memang lebih gampang dan simpel. Semoga dengan sedikit pembahasan ini menawarkan faedah dan ada citra.
Baca lebih lanjut dalam artikel berjudul : Cara Menulis Sitasi Dari Jurnal, Buku dan Website.
Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Jadi Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda mampu konsultasi dengan Customer Care yang siap membantu Anda dalam menulis hingga mempublikasikan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk segera MENDAFTAR. Silakan isi form di Daftar Menjadi Penulis.
Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS ihwal CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download.
Sumber mesti di isi