Hemat Biaya Dengan Freeware

Hemat Biaya Dengan Freeware


Sudah menjadi diam-diam umum program-program populer yang diinstall di Windows kebanyakan tidak original. Dan mungkin saja hal ini juga terjadi di kantor Anda. Barangkali Microsoft Windows XP atau 7 yang Anda miliki yaitu original alasannya adalah bundled dengan PC atau laptop waktu pembelian. Namun ternyata kantor tidak menganggarkan dana untuk pembelian Microsoft Office, Adobe Photoshop, Corel Draw, Win Zip, atau Internet Download Manager. Lantas, bab IT support dengan gembira mengeluarkan suatu box berisi berbagai macam software di atas. Saat ditanya apakah software tersebut orisinil, dengan entengnya dijawab, “ya enggak lah, ngapain beli mahal kalau ada bajakannya”.


Wah cocok deh, pimpinan perusahaan yang tidak terlampau peduli dengan software bajakan dipadu dengan bab IT yang gembira mampu menerima banyak sekali software bajakan.


Berapa Sih Nilai Software yang Dibajak?


Kalau kantor Anda berbelanja suatu PC + Windows 7 original seharga 6 juta rupiah, maka Anda harus mengeluarkan biaya hampir 3 kali lipat dari harga PC tersebut untuk membeli Microsoft Office, Adobe Photoshop, Corel Draw, dan Win Rar. Adapun rinciannya selaku berikut:


Office 2007 Professional               2.984.550

Adobe CS5 Design Standard      12.726.200

CorelDraw X5                              3.496.750

Winrar 3.9                                        305.350


Total                                             19.512.750


sumber : software-orisinil.com


Kaprikornus kalau semua software di atas asli, nilai PC + software di dalamnya menjadi 25.512.750. Dan bila software yang terinstall di PC itu bajakan, bermakna Anda sudah melaksanakan “pencurian” software senilai 19.512,750. Bagaimana bila software itu produksi Anda?


Kebijakan Perusahaan


Ada beberapa perusahaan yang bersedia membayar 25 juta untuk sebuah PC lengkap dengan software original. Namun, banyak juga yang tidak memiliki kesanggupan ekonomi untuk membeli membeli acara-progam mahal. Pertimbangan yang lain ialah software berbayar tersebut bukan kebutuhan primer. Maksud saya begini, suatu UKM bergerak di bidang pemasaran spare part komputer tidak memerlukan Adobe Photoshop atau Corel Draw. Namun suatu software pengolah data (spreadsheet) seperti Microsoft Excel adalah kebutuhan untuk menjumlah penjualan, pembelian, dan laba.


Saya pernah menyaksikan sendiri suatu perusahaan besar mewajibkan karyawan memakai software Open Office untuk menggantikan acara Microsoft Office. Kebijakan tersebut disertai aturan bahwa hasil pekerjaan disimpan dalam bentuk file .odt alias file yang dihasilkan dari Open Office. Kaprikornus mau tak maupara pegawainya menggunakan Open Office untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari.


Keputusan untuk menggunakan program gratisan Open Office tersebut pastinya sudah dipertimbangkan sebelumnya, misalnya:


1. Dengan menggunakan program freeware maka akan mengurangi duit kantor.


2. Kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari, terutama pekerjaan administrasi sudah tercukupi dengan software gratisan tersebut. Jika memang software gratisan tidak dapat menyanggupi keperluan, maka tidak ada salahnya membeli software berbayar tersebut.


3. Mengurangi pembajakan software supaya berkah bisnisnya. Selain itu, banyak software bajakan yang mengandung virus, trojan, dan malware. Itu artinya, keamanan data Anda terancam ketika memakai software bajakan.


Dengan pertimbangan di atas, banyak perusahaan yang akhirnya berupaya mengurangi ketergantungan kepada software berbayar lalu menggantinya dengan software gratisan. Bahkan sekarang mulai banyak juga perusahaan yang mulai meninggalkan Windows dan melakukan migrasi ke Linux seperti Ubuntu, Linux Mint, Fedora, dsb.


Semoga inspirasi ini berguna..


 


 



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama