Mengenal Sejarah Pasar Modal Dunia


Kebanyakan perdagangan saham dan sekuritas didominasi oleh perusahaan armada jual beli dan jual beli rempah-rempah pada periode-kurun awal berdirinya saham. Seperti yang telah disebutkan Belanda ialah tempat berdirinya saham pertama di dunia, kemudian diikuti oleh Portugis, Spanyol, Perancis, dan Inggris. Dengan masuknya bangsa Inggris, yang mempunyai armada perang terkuat di dunia pada dikala itu – the British Royal Navy – dalam percaturan jual beli rempah-rempah dunia, maka kemudian lintas perdagangan mulai beralih ke Inggris.





Pasar Modal London mengawali debutnya dari pasar terbuka (outdoor market) di jalan Exchange Alley. Di jalan tersebut para broker melakukan transaksi jual beli saham-saham perusahaan-perusahaan perkapalan dan jual beli Inggris. Pada tahun 1725, transaksi mulai beralih dari jalanan ke kedai kopi Jonathon’s Coffee House, perdagangan saham pada dikala itu masih bersifat non-formal, baru sehabis metode jual beli dibakukan pada tahun 1773, administrasi perdagangan saham menjadi lebih tertata dan namanya bermetamorfosis The Stock Exchange.





Mengenal Sejarah Pasar modal




Sistem perdagangan saham dikenalkan di Amerika oleh pendatang-pendatang dari Inggris di wiayah koloninya. Pada mulanya jual beli saham pada koloni Inggris masih terpusat di London. Namun sehabis Revolusi Amerika, dan kelahiran United States of America, semua korelasi diplomatik maupun jual beli antar Amerika dan Inggris terputus, tergolong semua yang terkait dengan pasar finansial Inggris. Alexander Hamilton, Sekretaris Bendahara (Secretary of the Treasury) pertama Amerika melihat urgensi pendirian pasar modal yang independen di Amerika. Berdasarkan pengalamannya mempelajari pasar modal di Inggris, Hamilton yakin bahwa pasar modal merupakan hal yang esensial dalam membangun dan menjaga kestabilan ekonomi suatu negara. Selama masa jabatannya, 1789 hingga dengan 1795, beliau dedikasikan untuk mengiklankan pembangunan Pasar Modal di Amerika





Atas prakarsa Alexander Hamilton, saham-saham tiga bank besar di Amerika mulai diperjualbelikan, walaupun pada ketika itu pasar modal belum lagi terbentuk. Saham-saham tersebut ialah saham the Bank of North America (1781), Bank of New York (1784), dan the First Bank of the United States (1791). Saham-saham ini diterbitkan untuk mengeluarkan uang hutang perang revolusi yang ditanggung oleh the Continental Congress.





Seperti halnya pendahulunya di Inggris, pasar modal di Amerika dimulai di luar ruangan. Pada tahun 1792, John Sutton, Benjamin Jay, dan 22 pemimpin finansial menandatangani janji pembetukan pasar modal di Amerika. Kesepakatan tersebut ditandatangani di bawah pohon buttonwood di Castle Garden (kini Battery Park) dan berisi tentang hukum main, regulasi, serta ongkos yang mau dibebankan dalam setiap transaksi. Mereka menamakan organisasi ini The Stock Exchange Office. Organisasi ini bersifat langsung, hanya orang-orang tertentu yang mencolokdalam komunitas finansial yang diperkenankan untuk bergabung, dan wanita merupakan kaum yang termarginalkan dalam organisasi ini.





Perdagangan saham di Amerika kemudian berkembang dengan pesat, sehingga pasar modal yang menjadi pusat transaksi menjadi sarat sesak. Pada tahun 1817, para broker saham di New York membentuk the New York Stock & Exchange Board dan meindahkan kawasan transaksi ke gedung No.40 di Jalan Wallsteet. Pada tahun 1863, nama organisasi tersebut bermetamorfosis the New York Stock Exchange (NYSE) dan berpindah lagi di sentra transaksinya ke gedung di persimpangan Jalan Wallstreet dan Broad Street, hingga hari ini NYSE tetap beroperasi dilokasi tersebut.





Meningkatnya jual beli saham terjadi seiring dengan berkembangnya ekonomi Amerika dan bertambahnya jumlah perusahaan di Amerika. Pada tahun 1800, Amerika hanya mempunyai 295 korporasi besar, diman 20 diantaranya diperdagangkan sahamnya di pasar modal. Pada tahun 1835, perusahaan yang terdaftar di NYSE bermetamorfosis 121 perusahaan, kebanyakan diantaranya adalah perusahaan kereta api yang berkembang pesat pada masa tersebut. Pada tahun 1869, jumlah perusahaan yang terdaftar di NYSE bertambah menjadi 145 perusahaan, jenis industrinya pun bermacam-macam, mulai dari perusahaan asuransi, baja, perlengkapan pertanian, perkebunan tembakau, dan perusahaan manufaktur yang lain.





NYSE mengadopsi skala Dow Jones Industrial Average (DJIA), atau lebih diketahui dengan Indeks Dow Jones. Nama tersebut diambil dari adonan Charles Dow dan Edward Jones, dua reporter yang lalu mendirikan perusahaan penerbitan Dow Jones & Company pada tahun 1882. Perusahaan tersebut mempublikasikan surat kabar The Wallstreet Journal yang berkonsentrasi terhadap gosip-isu finansial dan memperhatikan dengan seksama pergerakan harga saham yang diperdagangkan di NYSE. Wallstreet Journal lalu membentuk sebuah indeks yang terdiri atas 11 perusahaan kereta api, dan pada tahun 1896 diperluas menjadi rata-rata industri yang lalu diadopsi oleh NYSE sebagai indeks rata-rata saham-saham papan atas.





NYSE bukanlah satu-satunya pasar modal di kota New York. Pada permulaan pengembangannya, aturan tentang pendaftaran perusahaan pada NYSE sungguh ketat, setiap perusahaan dikenai biaya sebesar $25 supaya bisa terdaftar di NYSE. Banyak pemilik perusahaan menengah yang akan menyebarkan bisnisnya dengan memasarkan sebagian kepemilikan sahamnya terhadap publik terbentur dengan hukum yang berlaku. Pada tahun 1842, sebagian broker menjajal memfasilitasi pasar perusahaan menengah tersebut dengan membentuk the New York Curb Exchange, yang lalu berubah menjadi American Exchange (AMEX), namun hingga kini julukan Curb Market tetap melekat kepada AMEX. Perdagangan saham di Curb Market pada mulanya dilakukan di halaman gedung tempat NYSE berada. Hal tersebut tetap berjalan hingga kesannya AMEX menempati gedung baru di Trinity Place, New York pada tahun 1921.





Tahun 1920-an merupakan tahun tahun keemasan teknologi bagi sejarah Amerika, yang kemudian diketahui sebagai Roaring Twenties. Berbagai inovasi mirip radio, otomotif, penerbangan, telefon, dan pembangkit listrik mulai dikembangkan dan dipraktekkan secara luas di Amerika. Perusahaan-perusahaan teknologi seperti Radio Corporation of America (RCA) dan General Motors menjadi pionir dalam pasar finansial Amerika, tidak ketinggalan perusahaan finansial yang menangani transaksi jual beli dan investasi mirip the Goldman Sachs Trading Corporation turut menjadi motor pelopor perekonomian di Amerika.





Bank-bank di Amerika mencoba memanfaatkan hal tersebut dengan memperlihatkan kredit sebanyak-banyaknya terhadap perusahaan-perusahaan tanpa melaksanakan analisis kepada kelayakan perjuangan. Struktur hutang yang timpang meniru resiko kebangkrutan perusahaan, namun hal tersebut tersamarkan dengan perkembangan ekonomi Amerika yang pesat. Pada tahun 1929, Adolf Miller, Presiden the Federal Reserve Board, mengeluarkan kebijakan duit ketat dan memaksimalkan suku bunga pemberian secara bernafsu. Akibatnya banyak perusahaan yang memiliki struktur hutang yang jelek menjadi kesusahan dalam membayarkan kewajiban hutangnya. Hal tersebut diperparah dengan aksi profit taking yang dijalankan oleh para investor di sektor finansial. Berbagai pencetus tersebut kemudian menjadikan krisis ekonomi terburuk yang pernah dialami oleh Amerika dan menjadikan tertekan ekonomi yang berkepanjangan.





Hari Selasa, tanggal 29 Oktober 1929, tercatat sebagai hari terburuk dalam sejarah finansial bangsa Amerika, yang kemudian dikenal sebagai Black Tuesday. Krisis dimulai pada hari sebelumnya tanggal 28 Oktober, terjadi agresi profit taking besar-besaran yang menimbulkan Indeks Dow Jones turun menjadi 12.8%. Transaksi yang terlalu besar mengakibatkan metode pita penghitung (the ticker tape system) menjadi keunggulan beban dan rusak, padahal peranan pita penghitung tersebut amat vital sebab menjadi satu-satunya sumber informasi penanam modal ihwal harga saham terkini. Investor pun mencoba mencari isu lewat telefon dan telegraf yang menyebabkan kelebihan kapasitas dari kedua jaringan tersebut. Mudah pada hari itu terjadi kebuntuan gosip yang menenteng investor dalam keadaan kegamangan.





Keesokan harinya terjadi kekacauan di lantai bursa. Investor yang tidak mengenali perkembangan info tentang pasar finansial, dan terdorong oleh resiko yang semakin besar balasan berlakunya tata cara margin trading, berbondong-bondong memasarkan saham-saham yang mereka miliki. Dalam dua jam, nilai saham-saham papan atas turun sampai lebih dari separuhnya, dan dalam dua minggu Indeks Dow Jones turun sampai 40%. Amerika Serikat gres mampu keluar sepenuhnya dari krisis pada tahun 1932 sehabis kehilangan sekitar 89% nilai saham-saham perusahaan publik dari puncak keemasannya.





Dalam rangka mengembalikan iktikad penanam modal pada saham, Kongres Senat Amerika Serikat mengeluarkan the Securities Act pada tahun 1933, yang mengatur ihwal operasional dan metode yang berlaku pada pasar modal. Dan pada tahun 1934, dibentuk Securities and Exchange Commission (SEC) yang berfungsi untuk memantau pelaksanaan undang-undang tersebut. SEC terdiri dari lima orang komisioner yang ditunjuk oleh Presiden Amerika Serikat dan disahkan oleh senat, Joseph P. Kennedy ditunjuk menjadi ketua komisi pertama SEC masa bakti 1934-1935. Guna melindungi investor dari agresi kejahatan finansial, SEC mewajibkan setiap perusahaan yang terdaftar dalam bursa efek untuk melaporkan keuangan perusahaan yang telah diaudit, serta memantau setiap peralihan kepemilikan perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat.





Tahun 1971 menandai babakan gres dalam sejarah pasar modal. National Association of Securities Dealers (NASD) memperkenalkan National Association of Securities Dealers Automated Quotation (NASDAQ) yang sepenuhnya menerapkan prinsip pasar modal elektronis untuk pertama kalinya. Semua data kepemilikan saham dan transaksi keuangan dikonversikan menjadi data-data elektronik yang disimpan dalam satu mainframe computer. Perdagangan saham tidak lagi dipusatkan dalam satu tempat, namun dapat dijalankan dari mana saja asalkan terhubung dengan metode NASDAQ, sebuah desain yang istimewa mengingat pada dikala itu koneksi internet belum lagi ada dan teknologi tidak secanggih sekarang. Sistem yang demikian dikenal dengan ungkapan over-the-counter (OTC). Saham-saham yang diperdagangkan oleh NASDAQ kebanyakan berbentuksaham-saham perusahaan teknologi mirip IBM, Microsoft, Intel, Cisco, dan lain sebagainya, oleh karena itu Indeks yang dipakai oleh NASDAQ selaku kriteria pergerakan saham-saham yang tergabung di dalamnya dikenal selaku Indeks Teknologi NASDAQ. Saat ini NASDAQ bahkan telah mensponsori global stock market dengan membuka cabang di berbagai daerah di mancanegara, diantaranya Kanada dan Jepang, serta berasosiasi dengan pasar modal Hongkong dan Eropa.



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama