Daftar Isi
Pengertian Alinea: Macam, Hingga Tata Letak – Pengertian alinea penting diketahui oleh penulis. Saat menulis suatu karya tulis niscaya kita tidak lepas dengan alinea. Ya, alinea atau yang sering juga disebut paragraf. Sering kita temui tetapi mungkin banyak yang belum memahami apa fungsi dan pengertian alinea.
Jika Anda sedang mencari jawaban tersebut, maka sungguh tepat kalau Anda membaca postingan ini hingga habis. Simak baik-baik agar Anda dapat memahami pengertian alinea, contoh, dan penerapannya dalam menulis.
Pengertian Alinea/Paragraf
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, alinea yakni bagian ihwal yang mengungkapkan satu fikiran yg lengkap atau satu tema yang dalam ragam tulis ditandai oleh baris pertama yg menjorok ke dalam atau jarak spasi yg lebih.
Sementara menurut para mahir, alinea adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat.
Alinea dibutuhkan untuk mengungkapkan ilham yang lebih luas dari kalimat dari sudut pandang komposisi, alinea bahwasanya sudah memasuki tempat wacana atau karangan alasannya karangan formal yang sederhana boleh saja cuma terdiri atas satu alinea.
Jadi, tanpa kesanggupan menyusun alinea tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan suatu karangan.
Baca juga : Teknik Menulis Kelengkapan Paragraf dalam Buku
3 Macam / Komponen Alinea
Dalam penerapannya, alinea mempunyai berbagai macam yang mampu diubahsuaikan dengan keperluan tulisan. Setidaknya ada tiga macam alinea adalah alinea pembuka, isi, dan epilog.
Untuk menciptakan sebuah karangan dan goresan pena yang bagus diharapkan tiga komponen tersebut supaya para pembaca mampu membaca dan mengetahui arti dari perihal atau karangan yang kita buat.
Selain itu kita harus membaca apalagi dulu ihwal atau karangan yang kita buat biar kita tahu dimana letak kesalahan kita supaya kita dapat memperbaiki tau merevisi karangan kita sebelum dibaca oleh banyak orang.
1. Alinea Pembuka
Alinea pembuka ialah bab dari sebuah tentang atau karangan yang paling pertama kita jumpai. oleh sebab itu, seharusnya alinea pembuka itu disusun secara menawan agar memunculkan rasa ingin tahu terhadap para pembaca.
Dalam alinea pembuka sangat diharapkan dapat membimbing para pembaca untuk memasuki suatu jalan dongeng atau isi dari perihal atau dengan kata lain alinea pembuka ini merencanakan para pembaca untuk memasuki alinea isi.
Rumusan alinea pembuka yang bagus akan menjadi fatwa untuk pengembangan karangan menuju tingkat berikutnya.
Dengan fatwa itu maka akan tercapainya sebuah kepaduan pada dalam suatu tentang atau karangan.
2. Alinea Isi
Alinea isi merupakan suatu wangsit pokok beserta pengembangannya dalam suatu wacana atau karangan. Oleh alasannya itu, alinea isi merupakan bab yang esensial dalam suatu tentang atau karangan.
Maksudnya adalah alinea isi menjelaskan dengan cara menguraikan bab-bagian ilham pokok tersebut.
Dalam menjelaskannya mesti disusun dengan berurutan dan sesuai dengan asas-asas akal sehat yang masuk nalar atau logis.
3. Alinea Penutup
Alinea penutup ialah alinea-alinea yang menyelesaikan atau menutup sebuah ihwal atau karangan. Alinea ini ialah kebulatan dari problem-problem yang dikemukakan pada bab wacana atau karangan sebelumnya.
Selain itu alinea epilog juga mesti mengandung kesimpulan yang betul-betul menuntaskan uraian perihal atau karangan tersebut.
Karena bertugas untuk menuntaskan suatu wacana, makna alinea penutup yang baik ialah yang tidak terlalu panjang, namun juga tidak terlalu pendek. Akan tetapi, alinea epilog mesti menimbulkan kesan tersendiri bagi para pembaca.
Nah sebuah kumpulan tidak mampu dikatakan selaku suatu alinea kalau tidak memenuhi tolok ukur. Setidaknya ada empat syarat suatu kalimat menjadi alinea:
- Kesatuan, maksudnya semua kalimat yang membina alinea itu secara gotong royong menyatakan satu hal sebuah hal tertentu.
- Koherensi, (kekompakan hubungan antara sebuah kalimat dengan kalimat yang lain yang membentuk alinea itu).
- Perkembangan alinea, (pertumbuhan alinea yaitu penyusunan/ rencana ketimbang pemikiran -pemikiran yang membina alinea-alinea itu)
- Efektif, dengan penggunaan kalimat yang efektif, maka ilham akan disampaikan secara sempurna.
Seperti yang telah diterangkan di permulaan bahwa dikala membicarakan alinea, kita tidak akan lepas dari rangkaian kalimat yang membentuk pemikiran pokok. Sebuah gagasan pokok ini mampu ditaruh di permulaan, tengah, maupun final.
Baca juga : Teknik Menulis dan Pedoman Membuat Paragraf
Pembagian Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utamanya
Jika dilihat dari letak kalimat utamanya, alinea atau paragraf dibagi menjadi paragraf deduktif, paragraf induktif dan paragraf adonan.
1. Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah sebuah paragraf yang kalimat terutama diletakkan di permulaan paragraf. Paragraf/alenia ini dikembangkan dengan pola lazim – khusus.
Diawali dengan pernyataan yang bersifat umum kemudian dilengkapi dan diperjelas dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Kalimat penjelasnya mampu berupa acuan-contoh, rincian, bukti-bukti dan sebagainya.
Ciri-ciri dari paragraf ini adalah:
- Kalimat utama berada di permulaan/di depan paragraf.
- Disusun dengan contoh biasa – khusus
Contoh Paragraf deduktif:
Beternak semut rangrang penghasil kroto tidak semudah yang dibayangkan. Usaha alternatif yang mulai banyak disukai ini memang prospektif laba yang besar, tetapi ternyata banyak pengusaha pemula yang bangkrut dalam beberapa bulan pertamanya.
Kenyataan ini terjadi sebab banyak sekali faktor yang mempengaruhi, diantaranya yaitu keterbatasan ilmu ihwal budidaya kroto itu sendiri. Selain itu faktor cuaca pun turut menghipnotis.
2. Paragraf Induktif
Paragraf Induktif yaitu sebuah paragraf yang kalimat khususnya terletak pada di bab simpulan Paragraf.
Dalam paragraf ini, kalimat-kalimat disusun dengan acuan khusus – umum, adalah diawali dengan kalimat-kalimat penjelas yang berupa fakta, teladan-pola, rincian khusus maupun bukti-bukti yang kemudian ditarik kesimpulan atau digeneralisasikan ke dalam satu kalimat pada tamat Paragraf.
Inti paragraf ini bisa berupa sebuah kesimpulan.
Ciri-ciri kalimat induktif
- Penyajiannya diawali dengan kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat utama
- Dikembangkan dengan acuan khusus – biasa
- Bagian tamat merupakan kesimpulan
Contoh Paragraf Induktif :
Belajar setiap hari, tak pernah sehari pun terlewati tanpa membaca buku. Di hari libur pun ia tetap tidak lupa menyempatkan diri untuk berguru.
Jika ada waktu luang ia tidak akan menggunakannya untuk bermain, tapi ia akan pergi ke perpustakaan dan membaca beberapa buku. Itu semua dilakukannya demi mendapat satu gelar yang diimpikannya semenjak usang, yakni Sarjana.
3. Paragraf Campuran
Paragraf adonan adalah Paragraf yang diawali dengan mengungkapkan kalimat utama, dilanjutkan dengan kalimat-kalimat penjelas , kemudian diakhiri dengan kesimpulan pada bagian final Paragraf.
Paragraf ini dikembangka dengan contoh biasa -khusus-biasa . Kalimat utama pada bagian final ialah bersifat penegasan kembali kalimat utama yang dikemukakan di permulaan paragraf.
Ciri-ciri Paragraf adonan:
- Memiliki dua kalimat utama, yang berada di awal dan di simpulan paragraf.
- Dikembangkan dengan pola Umum – Khusus – Umum
Contoh Paragraf Campuran:
Keberadaan SMP Terbuka sungguh membantu siswa miskin. Dengan adanya SMP terbuka siswa yang orang tuanya tak memiliki ongkos untuk menyekolahkan anaknya sekarang mampu tersenyum lega.
Anak-anak yang memiliki minat untuk melanjutkan jenjang sekolah dari SD ke tingkat SMP merasa terbantu dengan adanya SMP Terbuka.
Banyak siswa miskin namun memiliki prestasi akademik yang cukup baik, kenyataan ini mesti diperjuangkan. Dengan demikian SMP Terbuka mempunyai tugas yang sungguh penting dalam menolong siswa miskin.
Baca juga : Teknik Menulis Tata Letak Paragraf ketika Menulis Buku
Sumber mesti di isi