Daftar Isi
Pengertian pantun – Di Beberapa kawasan pantun dijadikan tradisi. Di kurun nenek moyang kita, pantun juga sudah sering dipakai. Sayangnya, di abad milenial yang serba canggih teknologinya, pantun seolah meredup. Hanya para sastrawan dan orang yang melek literasi yang mengenal pantun.
Sekedar kembali mengingat ilmu wacana pantun. Bagi pelajar Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama mungkin juga telah diajarkan di sekolah. Tetapi bagi yang sudah usang tidak bersekolah, terlebih di isu terkini pandemic covid seperti kini, menuntut untuk belajar secara mandiri tentang panting. Pada ulasan kali ini kita akan membahas pemahaman panting, ciri-ciri pantun, struktur dan jenis-jenisnya.
Pengertian Pantuan
Sebelum mengulas wacana ciri, struktur dan jenis pantun, ternyata ada banyak perspektif dan pemahaman pantun berdasarkan parah hebat. Langsung aja, kita lihat apa saja sih pertimbangan para hebat.
1. Pangesti
Menurut pangesti pemahaman pantun dimaknai sebagai puisi usang yang memiliki cakupan lebih luas dan lebih banyak dikenal dalam bahasa Nusantara. Pangesti juga mengambarkan sesungguhnya kata pantun berasal dari Minangkabau yang memilki makna “petuntun”.
Sebagai puisi nusantara, pantun juga diketahui di pulau jawa. Jika di Minangkabau terkenal dengan bahasa pantun, di pulau jawa disebut dengan parikan. Nama ungkapan pantun berlainan-beda. Misalnya di sunda, disebut dengan paparikan dan di batak disebut dengan umpasa. Meskipun berlawanan-beda nama, pada prinsip dan aturan penulisannya sama saja.
2. Sunarti
Menurut sunarti, setiap daerah di Nusantara memiliki kekhasannya sendiri-sendiri dalam menciptakan pantun. Jika di Jawa tengah dan sekitarnya menyebut pantun dengan parikan, maka orang Mandaling pantun disebut dengan ende-ende. Beda lagi di Aceh yang menyebut pantun dengan Rejong atau boligoni.
Disebutkan oleh Sunarti, bekerjsama pantun selaku puisi rakyat yang mengandalkan kecerdasan alami penduduk dalam mengurus atau menciptakan pantun. Atau dalam bahasa psikologi disebut dengan kecerdasan linguistic lokal. Siapa yang menduga, tradisi membuat pantun mirip ini salah satu bentuk kecerdasan alami yang dimiliki Indonesia loh.
3. Wahyuni
Sebagai sastra lilsan, pantun mulai berkembang dalam bentuk tulis, hal ini dibarengi dengan penduduk yang sudah mengenal dunia tulis menulis. Menurut Wahyuni pemahaman pantun di artikan sebagai puisi lama. Dikatakan usang alasannya adalah pantun lahir sebelum lahirnya puisi.
4. Zaidan
Menurut Zaidan, pantun ialah puisi usang yang mempunyai 4 lirik dan mempunyai rima a/b/a/b. tidak cuma itu, panting juga mempunyai lirik yang terdiri dari 4 kata, lari ke pertama dan kedua sebagai sampiran, dan larik ke tiga dan keempat sebagai isi. Menurut Zidan, relasi sampiran da nisi pada panting dibagi menjadi dua, ialah ugenre/jenis, adalah panting mulia dan pantun tidak mulia.
Mungkin ada yang masih asing dengan ungkapan pantun mulia dan pantun tidak mulia. Dikatakan selaku pantun mulia jikalau sampiran di lari pertama dan kedua berperan sebagai persiapan isi dan selaku instruksi isi. Sedangkan pantun tidak mulia adalah pantun yang memiliki sampiran lari 1-2 yang berperan sebagai persiapan isi secara fonetis saja, dan tidak ada kekerabatan semantic apap-apa dengan isi pantun pada larik ke 3-4 (Zaidan, 1994:143).
Baca Juga: Puisi Lama: Pengertian, Jenis-Jenis, dan Contoh Lengkapnya
5. Utami
Pendapat Wahyuni diiyakan oleh Utami. Kaprikornus pantun adalah puisi usang yang sudah dikenal secara nusantara yang setiap tempat memiliki sebutannya masing-masing. Seperti di Sunda pantun lebih familiar disebut dengan paparikan dan di jawa tengah dan sekitar disebut dengan parikan.
6. Indrawati
Pengertian pantun menurut Indrawati (2008) panting yakni karya sastra melayu yang ditulis sebagai sindiran. Pantun meningkat pada jaman duru sampai sekarang.
Itulah beberapa usulan panting dari para tokoh mahir. Dari ulasan di atas, maka mampu disimpulkan bahwa pantun yakni pusi usang atau prosa yang awalnya dikembangkan secara lisan, dan sesudah mengenal karakter panting meningkat dikemas dalam bentuk tulisan.
Ciri-Ciri Pantun
Buat yang masih sekolah, pastinya sudah tidak abnormal lagi bahwa di dalam pantun itu terdiri dari sajak, dan berapa baris bukan? Nah, buat Anda yang masih binggung, ciri-ciri pantun seperti apa, berikut adalah ciri-cirinya.
1. Memiliki bait dan isi
Bait da nisi pada penulisan pantun memang berbeda dengan penulisan puisi. Pada pantun cenderung lebi ringkas, berirama dan memiliki esensi pesan yang dalam. Pada dasarnya, faedah dari bait mirip paragraf yang berperan untuk memisahkan antara topik atau ilham yang satu dengan yang lain.
2. Setiap bait berisikan 4 larik
Aturan lazim dalam pembuatan pantun, setiap satu bait mempunyai 4 larik atau baris. Dimana dalam satu bait memiliki pesan atau isi. Jika Anda masih bingung, mampu dilihat di pola pantun dibagian bawah.
3. Tiap bait memiliki jumlah suku kata 8-12
Mengingat banyak kesalahan biasa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dimana banyak yang mengartikan pantun dan puisi itu sama. Padahal, keduanya dua hal yang berlainan. Adapun ciri pantun, yaitu tiap bait memiliki jumlah suku kata 8-12.
4. Setiap bait memiliki sampiran dan isi
Ciri selanjutnya yang melekat pada panting, setiap bait mempunyai sampiran dan isi. Nah, barangkali ada yang masih bingung, bab sampiran itu yang mana sih? Jadi sampiran lokasinya ada di dua baris pertama.
Siapa yang tidak kenal Takdir Alisjahbana? Sosok yang cukup familiar di dunia perpantunan. Menurutnya, sampiran dapat membantu untuk penulis menciptakan rima atau irama biar lebih lezat didengar dan menunjukkan pengertian isi lebih sederhana.
5. Bersajak ab ab
Ciri unik yang paling menonjol pada pembuatan pantun yakni memiliki sajak. Sajak panting memiliki acuan ab ab. Sedangkan pada puisi sajak tidak diwajibkan.
Itulah ciri-ciri dari pantun. Sebenarnya mudah dan singkat bukan? Nah, bila membahas antara pantun dan puisi, berdasarkan Anda lebih bahagia dengan pantun atau puisi? Jawaban bisa ditulis di komentar di bawah ya.
Struktur Pantun
Jika sebelumnya sudah dibahas pengertian dan ciri-ciri pantun, maka pantun mempunyai struktur. Kaprikornus buat Anda yang ingin menciptakan pantun yang bagus, tentukan menguasai strukturnya. Apa saja sih? Simak ulasannya sebagai berikut.
1. Setiap baris pantun minimal 4 buah
pada jenis pantun kilat, jumlah baris dalam satu bait minimal memuat 2 baris. Sedangkan pada pantun umumatau pantun berkait mempunyai empat baris.
Memiliki teladan sajak vertical. Pada pantun kilat contoh sajaknya yaitu a-a. sedangkan untuk pantun berkait atau pantun biasa polanya a/a/a/a, a/a/b/b, dan a/b/a/b
Struktur pantun pada pantun kilat dalam satu baris berstatus sampiran dan baris kedua sudah sebagai isi.
Baris satu dan kedua pada pantun lazimdan pantun berkait berstatus selaku sampiran. Sedangkan baris ketiga dan keempat selaku isinya.
Jenis pantun berkait, ternyata dalam satu pantun bisa berstatus isi semuanya, dan tidak mempunyai sampiran sama sekali.
Itulah beberapa struktur wacana pengertian pantun yang bantu-membantu gampang-gampang gampang. Bagaimana berdasarkan Anda? apakah lebih gampang menciptakan pantun atau lebih gampang menciptakan puisi? Jawabannya boleh dituliskan di kolom komentar.
Jenis Pantun
Siapa yang menduga, kalau pantun memiliki berbagai jenis. Penasaran, ada berapa sih jenis pantun? Tentu saja ada aneka macam jenisnya. Bahkan, setiap orang memiliki pendapatnya sendiri-sendiri. dan berikut yaitu jenis-jenis panting yang dirangkum dari banyak sekali sumber.
1. Pantun bawah umur
Pantun anak yaitu pantun yang diperuntukan untuk bawah umur atau yang temanya menyinggung perihal dunia anak.
2. Pantun orang muda
Berlaku juga sebaliknya, dikatakan sebagai pantun muda alasannya segmentasi pantun diperuntukan untuk belum dewasa muda. Jika ada anak muda dan belum dewasa, maka ada juga panting orang bau tanah.
3. Pantun orang tua
Pantun orang renta mampu dibilang selaku pantun yang dari sisi isinya lebih berbobot, matang dan lebih dewasa dibandingkan pantun orang muda dan pantun orang anak.
4. Pantun teka-teki
Dikatakan pantun teka-teki karena pantun tersebut dibentuk dengan memasukan komponen teka-teki. Nah, pantun jenis ini, dari saya pribadi cukup kesusahan membuatnya. Bagaimana dengan Anda? mampu tuliskan komentar kamu di bawah ya.
5. Pantun jenaka
Pantun jenaka ialah pantun yang bersifat menghibur pembaca. Sesuai dengan namannya, pantun jenaka juga salah satu pantun yang cukup disukai oleh pembaca loh. alasannya dari sisi isi tidak terlampau kaku ataupun datar. Tentu saja, pantun tersebut bersifat menghibur.
6. Pantun biasa
Dikatakan selaku pantun biasa sebab pantun dibuat secara biasa-lazimsaja. Dari segi tema, Anda mampu mengambil tema yang lebih umum. Dikatakan biasa sebab pantun secara umumnya dibuat dalam 1 bait yang berisi 4 baris yang memiliki rima ab-ab.
7. Pantun berkait (pantun berantai)
Pantun berantai adalah pantun yang dibentuk secara berurutan dan saling sambung menyambung. Di periode millennial kini, kita jarang mleihat seseorang membuat pantun berantai, namun beberapa daerah masih ada yang memakai budaya ini.
Baca Juga: Perbedaan Buku Fiksi dan Non Fiksi, Apa Saja?
8. Pantun kilat
Dikatakan selaku pantun kilat karena pantun tersebut diharapkan cepat untuk dibentuk dan cepat dinikmati. Jenis pantun ini salah satu pantun yang jarang dipakai. Dari sini membuktikan bahwa, ternyata pantun tidak melulu ditulis alam bentuk 4 baris saja. Bisa juga ditulis versi lebih cepat.
9. Pantun kecerdikan
Pantun akal ialah pantun yang menawarkan pesan-pesan berbudi bersikap baik terhadap sesama. Lebih menekankan sikap kita supaya lebih bersikap hangat, ramah terhadap orang lain. Umumnya, pantun ini lebih sering dipakai untuk mengedukasi pembaca atau penikmat untuk bisa menghargai sesama atau membangun kesadaran untuk berbudi.
10. Pantun Talibun
Pantun talibun yakni panting yang memiliki susunan genap. Kaprikornus tidak seperti pantun kebanyakan. Pantun talibun memiliki susunan genap, adalah tersusun dari enam hingga sepuluh baris. Karena dibungkus dalam bentuk panjang, maka jenis pantun ini juga sering disebut dengan pantun panjang.
11. Pantun kilat
Dikatakan sebagai pantun kilat alasannya adalah pantun tersebut hanya berisikan dua baris. Sebagai pantun yang pendek, pantun kilat memiliki istilah lain, yakni panting karmina atau pantun dua seuntai. Pantun kilat juga dapat diartikan selaku sastra ekspresi yang mempunyai jumlah dan bentuk yang tetap. Pantun ini sering dipakai untuk dagelan, hiburan atau sendau gurau. Bisa juga dipakai untuk melempar sindiran.
12. Pantun akhlak
Seperti yang kita tahu bahwa dari Sabang sampai Merauke mempunyai pantun. Tiap kawasan memiliki bahasa atau gaya pengerjaan pantun. Jadi pantun etika yakni pantun yang menggunakan bahasa sesuai wilayahnya masing-masing.
13. Pantun agama
Berbeda dengan pantun agama, pantun agama ialah panting yang mempunyai muatan religius. Dari sisi isi, pantun agama menampung pesan tersirat, petuah dan mempunyai makna yang memperlihatkan amanat yang yang bersifat ketuhanan.
14. Pantun kepahlawanan
Sesuai dengan namannya, pantun kepahlawanan yakni pantun yang memuat usaha para jagoan, atau membangun rasa nasionalisme.
15. Pantun kias
Sebagai pantun kiasan mempunyai bentuk yang berbeda. jadi isi pantun lebih berbentuk perlambang, kiasan atau perumpaan. Banyak juga yang membuat pantun kiasan ini menggunakan bahasa pribahasa.
16. Pantun pesan yang tersirat
Pantun nasihat mampu diartikan sebagai pantun yang memuat pesan yang tersirat dan amanat. Pesan yang disampaikan dari pantun ini menonjolkan segi kebaikan, nasihat dan usul yang sifatnya mendorong untuk melaksanakan hal yang terbaik.
17. Pantun percintaan
Sesuai dengan namannya, pantun percintaan yakni pantun yang isinya tidak jauh dengan dunia romansa. Baik itu romansa yang elok ataupun yang pahit.
18. Pantun perpisahan
Sedangkan pantun perpisahan itu sendiri dapat diartikan sebagai pantun yang menceritakan sebuah perpisahan ataupun kesedihan. Makara pantun perpisahan lebih sering digunakan untuk tujuan yang murung.
Ternyata ada banyak sekali jenis pantun yang mampu Anda buat. Dari berbagai jenis pantun di atas, kau bisa menentukan berdasarkan selera, dan kesenangan dalam menuliskannya. Jika Anda baru jatuh cinta, mampu membuat pantun tentang percintaan.
Baca Juga: Buku Fiksi: Pengertian, Unsur, Ciri-Ciri hingga Contoh Lengkapnya
Oh iya, ternyata penting juga sering digunakan untuk ajang melamar dan pernikahan loh. Dimana perwakilan pihak mempelai pria dan wanita saling berbalas pantun. Wah, pasti seru. Meskipun Cuma sekedar berbalas pantun, cara ini salah satu budaya yang sesungguhnya mencerdaskan otak loh. alasannya menciptakan pantun secara kilat itu tidaklah mudah.
Contoh Pantun
Jika sebelumnya sudah dimengerti apa saja sih jenis-jenis panting, berikut yakni beberapa contoh pantun. Penasaran, mirip apa sih pantunnya. Langsung saja, simak ulasannya sebagai berikut.
Pantun Jenaka | Pantun Budi |
Jalan-jalan ke rawa-rawaJika capai duduk di pohon palmGeli hati menahan tawaMelihat katak menggunakan helm | Apa guna berkain batikKalau tidak dengan sujinyaApa guna beristeri cantikKalau tidak dengan budinya |
Pantun Kias | Pantun Percintaan |
Kayu tempinis dari kualaDibawa orang pergi MelakaBerapa anggun bernama niraSimpan usang menjadi cuka | Coba-coba menanam mumbangMoga-moga tumbuh kelapaCoba-coba bertanam sayangMoga-moga menjadi cinta |
Pantun Peribahasa | Pantun perpisahan |
Ke hulu memotong pagarJangan terpotong batang durianCari guru kawasan belajarJangan jadi sesal kemudian | Pucuk pauh delima batuAnak sembilang ditapak tanganBiar jauh dinegeri satuHilang dimata dihati jangan |
Pantun Nasihat | Pantun Teka-teki |
Kemuning di tengah balaiBertumbuh terus kian tinggiBerunding dengan orang tak pandaiBagaikan alu pencungkil duri | Kalau tuan bawa keladiBawakan juga si pucuk rebungKalau tuan bijak bestariBinatang apa tanduk dihidung ? |
Itulah beberapa pola pengertian pantun yang bekerjsama bisa kita pelajari. Dari pola pantun di atas, bekerjsama telah dapat dilihat dengan terperinci dan menawarkan gambaran bagaimana dan seperti apa kita akan membuat pantun.
Nah, sehabis kembali gotong royong mempelajari pemahaman pantun di atas, tentu saja ada banyak hal menawan yang dapat kita pelajari. Semoga sedikit pembahasan ini berfaedah.
Sumber mesti di isi