Pentingnya Membuat Daftar Revisi Dalam Menulis Buku

Menulis buku tanpa melaksanakan suatu revisi yakni kesalahan besar penulis yang mau memiliki efek besar pada kualitas tulisan yang telah dibuatnya.


Revisi atau penyuntingan ialah salah satu tahapan wajib yang harus dilaksanakan oleh seorang penulis ketika menulis buku. Proses ini dilakukan dikala penulis telah sukses menuntaskan draft naskah yang hendak diterbitkan. Tidak hanya untuk masalah substansi semata, namun juga untuk masalah teknis penulisan. Artinya proses penyuntingan tersebut dikerjakan secara menyeluruh. Satu hal yang perlu kita ingat bahwa proses tersebut tidak cuma dijalankan oleh pihak penulis, namun juga oleh pihak editor. Ketika goresan pena kita sudah masuk ke ranah penerbit, maka pihak penerbit buku akan meminta editornya melaksanakan proses revisi terhadap goresan pena yang kita buat. Meskipun demikian, proses tersebut nantinya juga harus menerima persetujuan dari kita selaku seorang penulis. Dengan demikian, tulisan kita yang direvisi orang lain tidak kehilangan maksud dan gaya bahasa yang sudah kita gunakan. Komunikasi dua arah antara editor dan penulis menjadi salah satu kunci keberhasilan dari proses tersebut.


Sebelum masuk ke ranah penerbit, kita selaku penulis juga berkewajiban untuk melaksanakan proses revisi. Mengumpulkan naskah terhadap penerbit tanpa melakukan revisi yaitu suatu kesalahan besar yang harus dihindari. Pihak penerbit pasti akan menolak naskah kita apabila banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang kita buat. Oleh alasannya adalah itu, menjadi penting bagi kita untuk melakukan proses revisi terlebih dulu dikala menulis buku. Langkah penting yang perlu kita kerjakan sebelum melaksanakan revisi yaitu dengan menciptakan daftar revisi. Daftar tersebut pada intinya berisi hal-hal apa saja yang hendak kita koreksi di dalam goresan pena kita, mulai dari persoalan substansi sampai teknis penulisan. Apabila daftar tersebut sudah kita buat, maka pekerjaan kita untuk melaksanakan revisi akan mudah dilakukan. Bahkan saat kita merasa gundah untuk membuat daftar revisi tersebut, kita mampu mencari faktor-faktor penting yang perlu direvisi di dalam sebuah goresan pena dengan cara mencari info di internet atau bertanya dengan beberapa penulis yang lain.


Sebagai citra lazim yang mampu dilihat, berikut beberapa faktor penting yang perlu kita lihat ketika ingin melaksanakan proses revisi.



  1. Sesuai Tujuan Awal Penulisan


Salah satu aspek penting pertama yang perlu kita tentukan kekonsistensiannya adalah terkait dengan tujuan penulisan. Ketika menulis buku, pasti kita akan membuat sebuah tujuan. Apakah goresan pena yang kita buat nantinya ditujukan untuk bahan aliran mahasiswa, selaku sarana hiburan, atau lainnya. Sebagai contohnya dikala kita menulis buku ihwal supoter Indonesia. Tujuan yang kita memutuskan yakni biar orang yang membaca tulisan kita, utamanya suporter sepak bola Indonesia menjadi sadar bahwa kreativitas di dalam tribun menjadi penting untuk mengurangi acara kerusuhan. Kerusuhan yang dimaksud mampu kericuhan suporter dengan orang-orang yang ada di dalam lapangan (pemain, petugas keselamatan, dan lain sebagainya) atau antar suporter. Ketika tujuan tersebut sudah ditetapkan, kita perlu membaca ulang tulisan kita secara keseluruhan. Apabila telah akhir dijalankan, maka kita mesti melaksanakan refleksi apakah goresan pena yang kita buat sudah sesuai dengan tujuan permulaan yang kita tetapkan. Selama dirasa belum sesuai, maka kita perlu melaksanakan revisi kepada beberapa isi dari tulisan kita tersebut.



  1. Semua Aspek Relevan dengan Topik


Sama mirip dengan aspek konsistensi tujuan, kita sebagai penulis juga perlu menentukan bahwa semua bagian yang kita tulis di dalam buku sesuai dengan topik yang kita angkat. Sebagai contohnya ketika kita menulis perihal perkembangan partai politik di Yogyakarta, maka konten dari goresan pena kita juga menyangkut wacana hal tersebut. Salah satu cara mudah untuk memastikan kecocokan tersebut yakni dengan melihat bab daftar isi yang sudah kita buat. Apakah daftar isi tersebut telah mencerminkan topik yang kita tentukan sebelumnya. Di segi lain, kita juga mampu mengantisipasi kekonsistenan kita terhadap topik yang telah kita angkat sebelum kita memulai untuk menulis buku. Sebelum masuk ke tahap penulisan, kita tentu mesti memilih topik yang ingin kita angkat. Selanjutnya adalah dengan menciptakan konten dari buku yang ingin kita buat dengan cara memecah topik tersebut ke dalam beberapa ide penting yang nantinya menjadi bab dan atau subbab dari buku yang kita buat. Langkah tersebut setidaknya mengantisipasi terjadinya inkonsistensi antara topik yang kita angkat dengan konten yang sudah kita buat.



  1. Makna yang Dibuat Mudah Dipahami Pembaca


Langkah berikutnya yang perlu di dalam daftar revisi kita adalah terkait dengan akomodasi pembaca dalam memahami tulisan yang kita buat. Aspek ini menjadi penting alasannya akan menjadi percuma saat tulisan kita tidak mudah dipahami oleh pembca. Sebelum melaksanakan revisi terhadap bab ini, kita perlu memastikan terlebih dulu segmen pasar yang ingin kita tuju. Seperti kita pahami bahwa setiap segmen pasar memiliki pemahaman terhadap gaya bahasa yang berbeda-beda. Gaya bahasa yang digunakan oleh akademisi tentu akan berlawanan dengan gaya bahasa yang digunakan oleh masyarakat biasa. Apabila segmen pasar tersebut sudah diputuskan, salah satu langkah awal yang mampu kita gunakan adalah dengan meminta orang lain membaca goresan pena kita. Kemudian kita meminta pendapat mereka terhadap tulisan yang telah kita buat. Apakah tulisan kita gampang dimengerti atau tidak dan sekiranya bab mana yang perlu untuk diperbaiki.



  1. Tidak Terlalu Boros Menggunakan Kalimat


Ketika menulis buku, kita juga mesti mengamati bagian jumlah paragraf yang dibentuk. Salah satunya ialah dengan memastikan bahwa goresan pena yang kita buat tidak terlalu bertele-tele. Terkadang kita melaksanakan kesalahan yang tidak disadari yakni dengan menciptakan sebuah paragraf atau kalimat yang bahwasanya tidak butuhuntuk ditulis. Pemborosan tersebut tentu mesti dihindari karena akan mengganggu ketentraman pembaca dikala membaca tulisan kita. Pada saat prose revisi dilakukan, aspek ini menjadi penting agar tidak ada banyak pengulangan yang ada di dalam goresan pena kita. Langkah ini mampu dilakukan dengan cara membaca secara komprehensif setiap inspirasi pokok yang ingin kita sampaikan. Ketika ada bagian yang sekiranya tidak terlampau membantu klarifikasi dari pandangan baru pokok yang kita sampaikan, maka akan lebih baik bab tersebut dihapus.



  1. Teknis Tanda Baca


Hal penting terakhir yang perlu kita catat dalam daftar revisi ialah terkait dengan teknis penulisan. Teknis penulisan tersebut terkait dengan penggunaan tanda baca, huruf kapital, keruntutan paragraf, dan lain sebagainya. Memang beberapa hal tersebut tampaksepele, namun sebenarnya juga mempunyai pengaruh signifikan kepada pemahaman pembaca. Ketika kita tidak terlalu mengetahui teknis penulisan tersebut, kita bisa mencari aneka macam berita lewat internet atau mengajukan pertanyaan pribadi dengan orang yang memang memiliki kemampuan di bidang penulisan. Kita perlu menyadari bahwa adanya kelemahan satu tanda baca bisa menyebabkan suatu pemaknaan yang berbeda. Dengan demikian, teknis penulisan juga menjadi salah satu aspek penting yang mesti kita masukkan ke dalam proses revisi. Tentu kita harus mengeluarkan banyak energi untuk faktor ini karena memerlukan ketelatenan dan ketelitian dari pihak penulis.


 


 


Referensi


Arifin, Syamsul dan Kusrianto, Adi, 2009, Sukses Menulis Buku Ajar dan Referensi, Jakarta: PT Grasindo.


[Bastian Widyatama]



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama