Perbedaan Bahan Didik Dan Buku Teks



Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks – Bagi para pengajar mungkin telah tidak asing lagi dengan pembahasan materi asuh dan buku teks. Tapi bagi Anda yang sedang mempelajari ilmu pendidikan tentu tidak eksklusif tahu apa perbedaan materi didik dan buku teks.





Ya, sekilas memang terlihat sama. Tujuannya pun sama, selaku buku pendamping dalam proses pembelajaran. Namun apakah hanya itu saja? 





Jika kita ditelaah lebih dalam lagi, kedua buku pembelajaran ini memang tidak sama. Jika kalian ingin tahu perbedaan materi asuh dan buku teks, maka kalian sudah berada di artikel yang sempurna. Supaya lebih terang, mari kita ulas satu-satu. 





Perbedaan Bahan Ajar dan Buku Teks





#1. Buku Teks





Buku teks pelajaran adalah buku teks wajib yang digunakan disekolah yang berisikan bahan pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.





Oleh karena itulah, buku teks pelajaran merupakan proses untuk melaksanakan evaluasi yang objektif untuk menjamin mutu isi, tata cara pelajaran, bahasa dan grafiknya.





Berdasarkan peraturan Menteri Pendidikan Nasional, No 11 tahun 2005 menyatakan bahwa Buku teks pelajaran wajib digunakan oleh guru dan siswa sebagai pola dalam proses berguru-membelajarkan.





Jenis Jenis Buku Teks





Menurut Tarigan, terdapat empat dasar jenis buku teks yang digunakan dalam pengklasifikasiannya, antara lain :





  • Berdasarkan mata pelajaran atau bidang studi (mirip di Sekolah Dasar, SMP, SMA)
  • Berdasarkan mata kuliah dalam bidangnya (mirip di akademi tinggi)
  • Berdasarkan penulisan buku teks (terdapat di setiap jenjang pendidikan)
  • Berdasarkan jumlah penulis buku teks.




Sedangkan berdasarkan Wiratno (dalam Suyatinah, 2001:9), mengungkapkan bahwa jenis-jenis buku teks yang digunakan di sekolah untuk pendidikan dasar dan menengah baik untuk murid maupun guru yang digunakan dalam proses pembelajaran, antara lain:





  • Buku teks Utama, ialah buku teks yang berisi pelajaran suatu budang tertentu, umumnya dipakai sebagai buku pokok bagi murid atau guru.
  • Buku teks pelengkap, yaitu buku teks yang digunakan sebagai buku pembantu, atau dipakai sebagai buku tambahan dari buku teks utama yang digunakan oleh murid atau guru.




#2. Bahan Ajar





Bahan latih ialah materi atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang dipakai guru dan siswa dalam proses pembelajaran.





Menurut Widodo dan Jasmadi, bahan didik yakni seperangkat fasilitas atau alat pembelajaran yang terdiri dari materi pembelajaran, tata cara, batasan-batas-batas, dan cara memeriksa yang didesain secara sistematis dan mempesona dalam rangka meraih tujuan yang dibutuhkan, ialah meraih kompetensi atau sub kompetensi dengan segala kompleksitasnya. 





Pengertian ini menjelaskan bahwa suatu materi asuh haruslah dirancang dan ditulis dengan kaidah instruksional sebab akan digunakan oleh guru untuk membantu dan menunjang proses pembelajaran.





Bahan atau bahan pembelajaran intinya adalah “isi” dari kurikulum, yaitu berbentukmata pelajaran atau bidang studi dengan topik/sub topik dan rinciannya. 





Perbedaan materi asuh dan buku teks salah satunya dari penyampaian materinya. Bahan didik itu sungguh unik dan spesifik. Unik, artinya materi ajar tersebut cuma dapat digunakan untuk audiens tertentu dalam suatu proses pembelajaran tertentu.





Spesifik artinya isi materi didik tersebut dirancang sedemikian rupa hanya untuk meraih tujuan tertentu dari audiens tertentu. Sistematika cara penyampaiannya pun diadaptasi dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa yang menggunakannya.





Bahan bimbing umumnya dilengkapi dengan pemikiran siswa dan ajaran untuk guru. Pedoman-ajaran ini berkhasiat untuk mempermudah siswa maupun guru memakai materi bimbing yang sudah dikembangkan.





Karakteristik Bahan Ajar





Bahan asuh juga mempunyai karakteristik yang berbeda dengan buku teks pelajaran lainnya. 





1. Self instructional 





Bahan latih mampu menciptakan siswa bisa membelajarkan diri sendiri dengan materi ajar yang dikembangkan.





Untuk memenuhi huruf self instructional, maka di dalam bahan latih harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan tamat maupun tujuan antara. 





2. Self contained 





Seluruh bahan pelajaran dari satu unit kompetensi atau sub kompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh. Makara suatu materi latih haruslah menampung seluruh bab-bagiannya dalam satu buku secara utuh untuk membuat lebih mudah pembaca mempelajari bahan latih tersebut.





3. Stand alone (bangun sendiri) 





Bahan latih yang dikembangkan tidak tergantung pada materi ajar lain atau tidak mesti digunakan bantu-membantu dengan materi bimbing lain. Artinya suatu materi asuh mampu digunakan sendiri tanpa bergantung dengan bahan ajar lain.





4. Adaptive





Bahan bimbing hendaknya mempunyai daya adaptif yang tinggi kepada pertumbuhan ilmu dan teknologi.





Bahan ajar harus menampung bahan-bahan yang sekiranya mampu memperbesar wawasan pembaca terkait kemajuan zaman atau lebih terutama pertumbuhan ilmu dan teknologi.





5. User friendly 





Setiap isyarat dan paparan info yang tampil bersifat menolong dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk fasilitas pemakai dalam menyikapi dan mengakses sesuai dengan impian. Kaprikornus bahan ajar selayaknya hadir untuk memudahkan pembaca untuk mendapat informasi dengan sejelas-jelasnya.





Yang membedakan lagi dengan buku teks, bahan ajar tidak senantiasa berupa buku. Bahan bimbing mampu terdiri dari banyak sekali macam jenis. 





Jenis-jenis Bahan Ajar





Heinich, dkk. (1996) menggolongkan jenis bahan didik menurut cara kerjanya. Untuk itu ia mengelompokkan jenis bahan ajar ke dalam 5 golongan besar, adalah:





  • bahan ajar yang tidak diproyeksikan mirip foto, diagram, display, model;
  • bahan didik yang diproyeksikan, seperti slide, filmstrips, overhead transparencies, proyeksi komputer;
  • bahan ajar audio, seperti kaset dan compact disc;
  • materi latih video, seperti video dan film;
  • materi latih (media) komputer, contohnya Computer Mediated Instruction (CMI), Computer based Multimedia atau Hypermedia.




Ellington dan Race (1997) mengelompokkan jenis bahan asuh berdasarkan bentuknya. Mereka menggolongkan jenis bahan ajar tersebut ke dalam 7 jenis.





  • Bahan Ajar Cetak dan duplikatnya, misalnya handouts, lembar kerja siswa, bahan belajar berdikari, bahan untuk mencar ilmu kalangan.
  • Bahan Ajar Display yang tidak diproyeksikan, misalnya flipchart, poster, model, dan foto.
  • Bahan Ajar Display Diam yang diproyeksikan, misalnya slide, filmstrips, dan lain-lain.
  • Bahan Ajar Audio, misalnya audiodiscs, audio tapes, dan siaran radio.
  • Bahan Ajar Audio yang dihubungkan dengan bahan visual diam, misalnya acara slide bunyi, acara filmstrip bersuara, tape versi, dan tape realia.
  • Bahan Ajar Video, misalnya siaran televisi, dan rekaman videotape.
  • Bahan Ajar Komputer, misalnya Computer Assisted Instruction (CAI) dan Computer Based Tutorial (CBT).




Yang terpenting dalam penyusunan materi latih, sebagai pengajar Anda harus memperhatikan agar siswa dapat berguru mampu berdiri diatas kaki sendiri dan menerima ketuntasan dalam proses pembelajaran. 





  1. Memberikan contoh-acuan dan gambaran yang menarik dalam rangka mendukung pemaparan bahan pembelajaran.
  2. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk menawarkan umpan balik atau mengukur penguasaannya kepada materi yang diberikan dengan menawarkan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya.
  3. Kontekstual, yakni materi yang dihidangkan terkait dengan suasana atau konteks peran dan lingkungan siswa.
  4. Bahasa yang dipakai cukup sederhana karena siswa hanya berhadapan dengan bahan bimbing saat belajar secara mampu berdiri diatas kaki sendiri.




Sekarang Anda telah tahu bukan perbedaan materi asuh dan buku teks? Baca juga postingan deepublish lainnya berikut ini :









Jika Anda telah mempunyai naskah dan ingin mempublikasikan buku. Daftar jadi penulis di deepublish di halaman : Daftar Menerbitkan Buku.



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama