B.P. Sitepu dalam bukunya, Penulisan Buku Teks Pelajaran (2012: 17), menuliskan “Buku teks yakni buku teladan wajib untuk digunakan di satuan pendidikan dasar dan menengah atau sekolah tinggi tinggi yang menampung bahan pembelajaran dalam rangka kenaikan keimanan, ketakwaan, akhlah mulia, dan kepribadian, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, peningkatan kepekaan dan kemampuan estetis, peningkatan kesanggupan kinestetis, dan kesehatan yang disusun berdasarkan kriteria nasional pendidikan
Penjelasan tersebut dapat Anda lihat bahwa tujuan utama buku teks bersifat positif. Sayangnya, tak jarang didapatkan masalah-masalah yang berhubungan dengan buku teks pelajaran, khususnya di kursi sekolah. Anda mungkin pernah mengalami dikala sekolah mirip pengetikkan teks yang salah (typo), beberapa font yang hilang, cetakkan font yang terlalu tebal, halaman terbalik, cetakan buram, dan lain-lain. Tidak beda dengan dunia sekolahan, dunia dikti juga tidak luput dari imbas keteledoran si penulis.
Mengapa perkara-kasus tersebut dapat terjadi? Apakah mungkin penulis dan penerbit sekedar mencari keuntungan semata sehingga bisa terjadi keteledoran smacami itu? Walaupun realita di dalamnya masih bersifat remang-remang, Anda selaku seorang intelektual pasti akan merasa shame on me ketika Anda melakukannya. Maka dari itu sebaiknya hindarilah.
Baca juga : Cara mengumpulkan materi penulisan