5 Faedah Daun Bidara Arab Dalam Islam



Manfaat Bidara Arab – Telah banyak postingan yang menulis ihwal flora satu ini baik di media cetak maupun elektronika, namun mampu jadi belum banyak orang yang kesengsem untuk mengenal lebih jauh tanaman yang hebat ini.





Nah, goresan pena ini akan membuat pembaca menjadi sangat ingin tau dan terpesona untuk lebih mengenal dan mempergunakan flora ini. Bidara, atau dalam bahasa arab dikenal dengan sidr ini ialah tanaman yang berasal dari Arab, sejenis pohon kecil yang senantiasa hijau, penghasil buah yang tumbuh di daerah tropis serta Asia Barat dan mampu tumbuh di lembah-lembah sampai ketinggian 500 m dpl.





manfaat bidara arab




Terdapat berbagai jenis bidara yang banyak diketahui masyarakat yaitu Bidara Upas, Bidara Laut, Bidara Cina, Putsa/Apel India dan Bidara Arab/Sidr. Namun, kebanyakan orang bertanya, manakah yang memiliki khasiat sekaligus daunnya mampu dipakai untuk melaksanakan sunnah Nabi Muhammad shollallahu alaihi wassalam?





Guna mengenali daun sidr yang dimaksud, mari lebih dulu kita baca taksonomi masing-masing flora di bawah ini:





Berdasarkan data di atas maka jelas tampakmana yang termasuk spesies daun bidara, yaitu Bidara Laut (Ziziphus mauritiana),  Bidara Cina (Ziziphus zizyphus) dan  Bidara Arab (Ziziphus spina-christi).





Bidara yang dipakai untuk menghalangi gangguan sihir/jin dalam prosesi rukyah dan kebutuhan lain sebagaimana sunnah nabi adalah Bidara Arab (Ziziphus spina-christi, karena Beliau (Nabi Muhammad SAW) memakai bidara ini di kawasan Mekah dan Madinah.





Khasiat Daun Bidara secara ilmiah sudah terbukti banyak mengandung manfaat. Salah satu Manfaat daun bidara adalah untuk obat nanah, membersihkan kulit dari kotoran, dan menjaga kulit dari kerusakan.





Bahkan rendaman daun bidara mampu melidungi kulit dari kerusakan yang diakibatkan oleh sinar UV matahari. Menurut Anthony C. Dweck (Consultants on Natural Products to the Cosmetic, Toiletry and Pharmaceutical industry), komposisi kimia dari minyak daun bidara (Zizyphus spina-christi) yang diperoleh dengan memakai tata cara destilasi mempunyai unsur utama: geranyl aseton (14,0%), https://elvinnosaverio.com





metil hexadecanoate (10,0%), metil octadecanoate (9,9%), farnesyl aseton C (9,9%), hexadecanol (9,7%) dan etil octadecanoate (8,0%). Secara lengkap, kandungan tanaman bidara mampu dilihat pada tabel di bawah ini:





Buah bidara dari kultivar unggul dapat disantap dalam keadaan segar, atau diperas menjadi minuman penyegar atau dibuat manisan. Di Asia Tenggara, buah yang belum matang dimakan dengan garam bahkan buahnya juga dapat direbus dan menciptakan sirup.





Di Indonesia, daun mudanya diolah sebagai sayuran; daun-daunnya dapat pula dijadikan pakan dan dijadikan kapsul untuk membantu dalam proses rukyah (penangkal gangguan jin/sihir).





Di Jawa, kulit kayunya mampu digunakan untuk menyembuhkan gangguan pencernaan, sedangkan di Malaysia bubur kulit kayunya mampu dimanfaatkan untuk obat sakit perut.





Secara khusus yang membedakan daun bidara jenis ini dengan bidara yang lain yaitu dapat dipakai sebagai penangkal gangguan sihir, jin atau sejenisnya.





Secara khusus Allah subhanallahu wa ta’ala juga menyebutkan tumbuhan ini dalam beberapa surat di dalam Al-Qur’an ialah Surat Saba’:16, Surat Al – Waqi’ah: 28, Surat An-Najm:13-16. Hal tersebut adalah bukti bahwa flora ini sangatlah istimewa bagi Sang Pencipta alam semesta sebab mempunyai kekhasan yang tidak dimiliki tanaman lain di muka bumi ini dan berguna bagi kehidupan di dunia dan akherat.  





Manfaat Daun Bidara Arab






1.    Memandikan mayat






Daun bidara ini dipakai untuk memandikan jenazah dan menghilangkan najis pada badan mayat, disunnahkan memandikan dengan air yang dicampur dengan daun bidara.






Hadist yang meriwayatkan perihal hal ini yakni dari Ummu ‘Athiyyah Rodhiyallohu ‘Anha berkata, “Nabi Shollallohu Alaihi Wa sallam pernah menemui kami sedangkan kami abad itu tengah memandikan puterinya (Zainab), kemudian Beliau bersabda: ‘Mandikanlah beliau tiga, lima, (atau tujuh) kali, atau lebih dari itu. Jika kalian memandang perlu, maka pergunakan air dan daun bidara. (Ummu ‘Athiyyah berkata,





‘Dengan ganjil?’ Beliau bersabda, ‘Ya.’) dan buatlah di final mandinya itu tanaman kafur atau sedikit darinya.”(H.R. al Bukhori 3/99-104, Muslim 3/47-48, Abu Dawud 2/60-61, an Nasa-i 1/266-267, at Tirmidzi 2/130-131, Ibnu Majah 1/445, Ibnul Jarud 258-259, Ahmad 5/84-85, 4076-4078, Syaikh al Albani – Hukum dan Tata Cara Mengurus Jenazah hal 130-131).





Selanjutnya, Hadits Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma perihal orang yang jatuh dari ontanya dan meninggal, Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam bersabda :





“Mandikanlah beliau dengan air dan daun bidara dan kafanilah dengan dua baju”. (HR. Bukhary-Muslim).





2.    Mandi wanita haid






Daun bidara ini juga disunnahkan untuk digunakan mandi junub bagi wanita haid yang hendak bersuci.
Hadits ‘Aisyah sebetulnya Asma` bintu Syakal mengajukan pertanyaan terhadap Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam wacana mandi Haid, maka Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menjawab :






 “Hendaklah salah seorang di antara kalian mengambil air dan daun bidara lalu bersuci dengan sempurna lalu menyiram kepalanya dan menyela-nyelanya dengan keras sampai ke dasar rambutnya lalu menyiram kepalanya dengan air. Kemudian mengambil sepotong kain (atau yang semisalnya-pent.) yang sudah diberi bau-wangian kemudian beliau bersuci dengannya. Kemudian Asma` mengajukan pertanyaan lagi :





“Bagaimana saya bersuci dengannya?”. Nabi menjawab : “Subhanallah, bersuci dengannya”. Kata ‘Aisyah : “Seakan-akan Asma` tidak paham dengan yang demikian, maka ikutilah (cucilah) bekas-bekas darah (kemaluan)”. (HSR. Muslim)





3.    Rukyah






Daun bidara juga dipakai dalam melaksanakan rukyah dalam rangka menetralisir gangguan jin dan syaitan. Pada uraian Ibnu Katsir yang menafsirkan Surat Al Baqarah:102 berhubungan dengan syaitan yang memfitnah Nabi Allah Sulaiman bahwa dia memakai Sihir bukan Mukjizat.





Ibnu Katsir menguraikan bahwa yang paling berfaedah dalam menghilangkan efek sihir yakni dengan menggunakan apa yang diturunkan Allah SWT kepada RasulNya untuk menghilangkan hal itu yaitu membaca al-muawwidzatian (al-Falaq dan an-Nas) dan Ayat Kursi alasannya ayat-ayat itu mampu menghalau syaitan.





Dalam proses merukyah ini juga disunnahkan untuk mengunakan daun bidara sebagaimana diriwayatkan oleh Ulama Wahab bin Munabih menyarankan untuk menggunakan tujuh lembar bidara yang dihaluskan. Kemudian dilarutkan dalam air dan dibacakan ayat Kursi, surat Al Kafirun, Al Ikhlash, Al Falaq dan An Naas.





(Boleh juga dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya) Lalu dipergunakan untuk mandi atau diminum. (lihat Mushannaf Ma’mar bin Rasyid 11/13).





Menumbuk tujuh helai daun pohon Sidr (daun bidara) hijau di antara dua kerikil atau sejenisnya, kemudian menyiramkan air ke atasnya sebanyak jumlah air yang cukup untuk mandi dan dibacakan di dalamnya ayat-ayat al Qur-an.






Setelah membacakan ayat-ayat tersebut pada air yang telah disiapkan tersebut, hendaklah ia meminumnya sebanyak tiga kali, dan lalu mandi dengan memakai sisa air tersebut. Dengan demikian, insyaAllah penyakit (sihir) akan hilang, dan bila perlu hal itu boleh diulang dua kali atau lebih, sehingga penyakit (sihir) itu benar-benar sirna.



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama