Alexander Elder Dan Tata Cara Triple Screen


Alexander Elder yakni trader kawakan yang populer melalui bukunya ‘Trading for a Living‘ yang terbit di tahun 1993. Selain menekankan pada psikologi, manajemen resiko, dan tata cara trading, cara Elder yang paling terkenal yakni menggunakan tiga layar chart untuk mengevaluasi pergerakan harga. Berikut bedah singkat chart tiga layar.





Jangka Waktu atau Time Frame





Sebelum Anda mengerti tiga layar dalam chart, Anda perlu paham bahwa chart jual beli ditampilkan dalam satuan timeframe (sering disingkat TF) atau jangka waktu. Semakin pendek jangka waktunya, kian volatile atau liar pergerakan naik turunnya.





timeframe pada tradingview




Pada layanan charting mandiri seperti Trading View, satuan waktu diberikan bermacam-macam (khususnya untuk akun pro+) mulai dari 1 detik hingga 1 bulan.





Mengambil pengibaratan dari Alexander Elder, pergerakan harga yang ditampilkan melalui grafik, seperti gelombang di bahari. Semakin usang timeframe-nya (1 bulan misalnya), semakin besar gelombangnya dan cenderung stabil /tidak mudah naik turun. Sebaliknya, semakin cepat, contohnya timeframe 1 jam (sering disingkat TF 1H – time frame one hour), makin sering naik turun. Apalagi timeframe 15 menit, bagaikan riak yang naik turun, ikut gelombang timeframe besar.





Timeframe Trader VS Investor





Berapa timeframe yang sesuai untuk masing-masing aset? Itu semua tergantung pada tujuan Anda berjualan. Pada penanam modal, timeframe harian atau bulanan pasti paling sesuai. Investor tidak mempedulikan naik turunnya harga pada sebuah waktu. Dia tidak menghiraukan riak yang berubah-ubah, tetapi gelombang besar yang hening. Dia membeli sebuah aset hanya untuk jangka panjang, dan mungkin akan dilihat 1 tahun kemudian atau lebih.





Pada trader, baik swing maupun daily trader, menggunakan timeframe lebih pendek. Mereka ingin masuk dikala riak naik atau turun, dan keluar dengan membukukan keuntungan harian atau mingguan. Pada perdagangan mirip ini, trader tidak terlampau mempedulikan TF usang, tetapi waktu relatif singkat.





Swing trader rata-rata memiliki rentang waktu 20 hari dalam satu sesi perdagangan. Artinya beli hari ini, dengan keinginan akan dijual sekitar 20 hari mendatang. Sementara day trader, beli hari ini, dan dilepas hari ini juga. Lebih ekstrim lagi, scalp trader, beli detik ini untuk dijual beberapa menit atau jam kemudian. Masing-masing menggunakan TF yang berbeda tergantung gaya berdagang Anda.





Timeframe Saham, Forex, dan Kripto





Tingkat volatilitas atau naik turunnya aset, berlawanan-beda pada tiap produk. Saham relatif jangka menengah-panjang, walaupun ada juga yang menjadi day trader dengan melaksanakan transaksi pada hari yang sama. Forex atau valas, lebih pendek daripada saham. Jika saham diperdagangkan pada jam kerja tertentu (BEI jam 09.00 – 15.00), Forex buka 24 jam kecuali hari sabtu dan ahad. Sedangkan mata uang kripto, diperdagangkan 24 jam tanpa libur. Perubahan harga paling ekstrim yaitu pada mata uang kripto.





Lalu bagaimana jika kita berjualan ketiganya. Anda bisa memakai kiat berikut:





  1. Saham
    Gunakan TF harian, dengan rentang waktu jual beli sekitar 3-5 hari (mingguan). Semakin pendek jangka waktunya, keuntungan kian sedikit, dan kemungkinan tergerus ongkos transaksi.
  2. Forex
    Gunakan TF per jam – 4H atau 4 jam, dengan rentang waktu perdagangan sekitar 1 hari. Tutup jual beli sebelum tidur, kecuali Anda yakin 99.99% bahwa harga sesuai dengan perkiraan Anda. Jika Anda masih punya perdagangan dalam posisi terbuka, sedangkan Anda perlu tidur, gunakan selalu fitur Stop Loss (batas harga yang otomatis akan menutup posisi jika harga bergerak bertentangan arah dengan yang Anda perkirakan).
  3. Kripto
    Sebagaiman Forex, gunakan TF per jam – 1H atau 1 jam. Atau lebih pendek lagi setiap 30 menit. Hal ini alasannya adalah naik turun harga di kripto lebih ajaib ketimbang Forex. Anda mungkin menyaksikan kenaikan dalam 1-2 jam, tetapi dalam hitungan detik, harga akan terjun bebas tanpa bisa Anda tahan. Sebagaimana Forex, meskipun Anda menunggu chart, tetap gunakan fitur Stop Loss pada angka yang berdasarkan Anda aman.




Trading 3 Layar





Alexander Elder
Contoh penggunaan triple screen (3 layar) pada Forex EURGBP




Penggunaan 3 layar atau 3 TF dari Alexander Elder ialah melihat dalam satu waktu dari TF tertinggi hingga paling rendah. Dalam acuan di atas pada Forex EURGBP menggunakan TF 15 menit (paling kiri) 1 jam (layar tengah) dan 2 jam (layar paling kanan). Tentu Anda mampu sesuaikan sendiri timeframenya, intinya adalah melihat TF berbeda dalam satu waktu. Dan Anda mampu atur pula apakah yang paling usang di sebelah kiri atau kanan. Bebas. Yang penting bisa terlihat mana yang paling panjang, mana yang paling pendek.





Cara membacanya adalah gelombang berada di TF paling tinggi. Gelombang kecil di tengah. Riak di sebelah kiri. Dalam pola di atas, trendnya bearish (turun) pada TF 2H. Sementara TF 1H bullish, dan TF 15M gres saja bearish. Dalam masalah di atas, sebaiknya kita menunggu.





Saat yang Tepat





Menurut Alexander Elder, waktu yang paling pas dari 3 layar adalah jika:





  1. Layar paling panjang (dalam acuan di atas paling kanan) atau Gelombang besar, mesti satu demam isu dengan gelombang tengah. Misal gelombang besar bullish, gelombang tengahnya juga harus bullish. Jika keduanya berbeda, tunggu jikalau sudah sama, atau cari mata uang /saham lain.
  2. Riak paling kecil mulai mengalami pembalikan sesuai dengan gelombang sedang dan gelombang besar, setelah sebelumnya berlawanan arah.




Tepatnya mampu dilihat pada tabel berikut:





RiakGelombang TengahGelombang BesarAksi
BRBLBLSiap-siap. Jika riak sudah BL, secepatnya masuk Long (beli)
BRBRBLTunggu gelombang tengah hingga sama dengan gelombang besar. Jika telah sama, lihat isyarat pertama (baris 1)
BLBRBRAksi ini sama dengan kolom pertama. Bedanya dikala riak berkembang menjadi BR, kerjakan Short (jual)
BR = Bearish atau trend harga turun, BL = Bulish atau animo harga naik




Bagaimana telah menerima gambaran? Memang yang sulit adalah menyaksikan trend apakah sedang naik atau turun. Kadangkala secara kasat mata terlihat trendnya mirip apa. Kadang tidak terlihat. Di titik ini kita butuh alat bantu tambahan seperti MACD atau RSI. Demikian, kalau ada yang masih kurang jelas, bisa diantarpertanyaan di kolom komentar.



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama