Doa Kumail dan Nabi Khidhir – Nabi Muhammad saw. bersabda, “Saya yakni kota pengetahuan serta Ali ialah pintunya.”
Imam Ali bin Abi Thalib ialah seorang ulama besar. Dia bercakap, “Rasulullah mengajari padaku seribu pintu ilmu dan wawasan. Tiap pintunya membuka seribu pintu (wawasan).” Imam bercakap, “Zakat dari ilmu dan pengetahuan adalah memberikannya.”
Baca Juga:
Manfaat Doa Kumail, Keistimewaan dan Buku Doa Kumail
Doa Kumail dan Keutamaan Mengamalkannya
Hukum Mendoakan Orang Mati Menurut Islam
Asal Usul Syiah Imamiyah oleh Hashim Al – Musawi
Karenanya, Imam Ali mengajari pada kawan bersahabat-sahabatnya apa saja yang mereka ingin mengetahui.
Satu malam, Imam Ali menjinjing Kumail ke luar kota Kufah. Imam bercakap pada mitra dekatnya itu, “Kumail, hati ini adalah tempat menyimpan pengetahuan.
Yang terunggul dari manusia ialah mereka yang memiara wawasan. Karena itu, piaralah apa yang aku sampaikan ini.
Ada tiga barisan insan. Barisan pertama, mereka yang mengetahui Allah. Barisan ke-2 , mereka yang pelajari ilmu dan wawasan cuma untuk keselamatan (diri).
Serta barisan ke-3 , adalah orang pemula, yang hanya mengikuti apa ocehan orang, yang ikuti ke mana angin berakhir. Mereka ini tidak cari pencerahan pengetahuan, tidak ikuti kuasa apa saja.
Kumail, wawasan lebih manis dibanding harta. Pengetahuan jagamu, sementara kau yang jaga harta. Harta jadi menyusut saat dibelanjakan. Sementara pengetahuan lebih bertambah bahkan juga dikala diberi.
Kumail, penimbun harta bahu-membahu mati walaupun mereka hidup, sementara mereka yang memiliki ilmu selalu hidup sejauh waktu.”
Doa Al Khidhir
Imam Ali tengah duduk bersama kawan akrab-sahabatnya. Satu diantara mereka bartanya terkait ijtihad dari sebuah ayat:
“Saat malam itu diterangkan semua soal yang sarat makna.” (Q.S. Ad Dukhan: 4).
Imam bercakap, “Ayat itu berkenaan Nisfu Sya’ban. Untuk Allah, orang harus meminta pada Allah dikala malam itu. Dia mesti membaca Doa al Khidhir. Karenanya Allah faktual meluluskan doanya.”
Diskusi itu juga tamat. Imam pulang ke daerah tinggalnya. Malam juga tiba, serta suasana jadi gelap sekali. Saat beberapa orang lelap tidur, Kumail bangun serta berangkat ke rumah Imam Ali. Dia mempunyai suatu pertanyaan.
Kumail mengetok pintu. Imam Ali usikan pertanyaan, “Kumail, apa yang membawamu kesini?” Kumail bercakap dengan santun, “Amirul Mukminin, apa yang dimaksud Doa al Khidhir?”
Imam Ali secara ramah bercakap, “Kumail, duduklah.” Lalu Imam menambahkan, “Saya bakal membacakan doa untukmu. Baca pada tiap malam Jumat.”
Baca Juga:
Apa Itu Syiah? Kenapa Disebut Kafir
Mahzab Syiah Itu Apa dan Golongan-golongannya?
Ulama Syiah : Agama Mitra Abadi Manusia?
Manfaat Doa Kumail, Keistimewaan dan Buku Doa Kumail
Imam mulai membacakan doa itu, serta Kumail juga menulisnya. Hingga hingga dikala ini, juta-an Muslimin membaca doa itu. Mereka mengatakannya dengan Doa Kumail.
Doa Kumail ialah salah satu doa yang sangat terkenal. Allamah al-Majlisi ra berkata, “Doa ini adalah doa terbaik.
Doa ini adalah doa Nabi Khidhir as. Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib mengajarkan doa ini terhadap Kumail, salah seorang teman erat ia. Doa ini sungguh direkomendasikan untuk dibaca setiap malam Nisfu Sya’ban dan malam Jumat.
Doa ini bisa menolak kejahatan musuh, membuka pintu rezeki dan mengampuni dosa.” Syeikh Thusi dan Sayid Ibnu Thawus ra juga menukil doa ini.
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
يَادَآئِمَ اْلفَضْلِ عَلَى اْلبَرِيَّةِ، يَابَاسِطَ اْليَدَيْنِ بِالْعَطِيَّةِ،
يَاصَاحِبَ الْمَوَاهِبِ السَّنِيَّةِ، صَلِّ عَلى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ خَيْرِ الْوَرَى سَجِيَّةً،
وَاغْفِرْ لَنَا يَاذَاالْعُلَى فِي هَذِهِ الْعَشِيَّةِ.
Yâ Dâimal fadhli ‘alal bariyyah. Yâ Bâsithal yadayni bil-‘athiyyah. Yâ Shâhibal mawâhibis saniyyah. Shalli ‘alâ Muhammadin wa âlihi khayral warâ sajiyyah. Waghfir lanâ yâ Dzal ‘ulâ fî hâdzihil ‘asyiyyah.
Wahai Yang Selalu Memberi karunia pada makhluk-Nya
Wahai yang tangan-Nya terbuka dengan dukungan-Nya
Wahai Pemilik karunia yang mulia
sampaikan shalawat terhadap Muhammad dan keluarganya
insan yang terbaik akhlaknya
ampuni kami pada malam ini wahai Yang Maha Mulia.
*****
Doa Kumail
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهم صل على محمد وآل محمد
اَللَّهُمَّ اِنِّيْ أَسْئَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِيْ وَسِعَتْ كُلَّ شَيْء
Allâhumma innî as-aluka birahmatikal latî wasi‘at kulla syây’
Ya Allah, saya bermohon terhadap-Mu, dengan rahmat-Mu yang mencakup segala sesuatu
وَبِقُوَّتِكَ الَّتِيْ قَهَرْتَ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ
wa biquwwatikal latî qaharta bihâ kulla syây’
dengan kekuasaan-Mu yang dengannya Engkau taklukkan segala sesuatu
وَخَضَعَ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ وَذَلَّ لَهَا كُلُّ شَيْءٍ
wa khadha‘a lahâ kullu syay’ wa dzalla lahâ kullu syây’
dan hasilnya merunduk segala sesuatu dan akibatnya merendahkan segala sesuatu
وَبِجَبَرُوْتِكَ الَّتِيْ غَلَبْتَ بِهَا كُلَّ شَيْءٍ
wa bijabarûtikal latî ghalabta bihâ kulla syây’
dengan kemuliaan-Mu yang mengalahkan segala sesuatu
وَبِعِزَّتِكَ الَّتِيْ لاَيَقُوْمُ لَهَا شَيْءٌ
wa bi‘izzatikal latî lâ yaqûmu lahâ syây’
dengan kekuatan-Mu yang tak tertahankan
oleh segala sesuatu
وَبِعَظَمَتِكَ الَّتِيْ مَلأَتْ كُلَّ شَيْءٍ
wa bi‘azhamatikal latî malaat kulla syây’
dengan kebesaran-Mu yang menyanggupi segala sesuatu
وَبِسُلْطَانِكَ الَّذِيْ عَلاَ كُلَّ شَيْءٍ
wa bisulthânikal ladzî ‘alâ kulla syây’
dengan kekuasaan-Mu yang menangani segala sesuatu
وَبِوَجْهِكَ الْبَاقِيْ بَعْدَ فَنَآءِ كُلِّ شَيْءٍ
wa biwajhikal bâqî ba‘da fanâi kulli syây’
dengan muka-Mu yang infinit sehabis punah segala sesuatu
وَبِأَسْمَآئِكَ الَّتِيْ مَلأَتْ اَرْكَانَ كُلِّ شَيْءٍ
wa biasmâikal latî malaat arkâna kulli syây’
dengan asma-Mu yang menyanggupi tonggak segala sesutu
وَبِعِلْمِكَ الَّذِيْ اَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ
wa bi‘ilmikal ladzî ahâtha bikulli syây’
dengan ilmu-Mu yang meliputi segala sesuatu
وَبِنُوْرِ وَجْهِكَ الَّذِيْ اَضَآءَ لَهُ كُلُّ شَيْءٍ
wa binûri wajhikal ladzî adhâa lahû kullu syây’
dengan cahaya muka-Mu yang menyinari segala sesuatu
يَانُوْرُ يَاقُدُّوْسُ
Yâ Nûru yâ Quddûs
Wahai Nur, wahai Yang Mahasuci!
يَاأَوَّلَ اْلأَوَّلِيْنَ وَيَاآخِرَ اْلأَخِرِيْنَ
yâ Awwalal awwalîn wa yâ آkhiral âkhirîn
Wahai Yang Awal dari segala yang permulaan!
Wahai Yang Akhir segala yang final!
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تَهْتِكُ الْعِصَمَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tahtikul ‘isham
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang menuruntuhkan pengamanan.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تُنْزِلُ النِّقَمَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tunzilun niqam
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang menghadirkan tragedi.
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تُغَيِّرُ النِّعَمَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tughayyirun ni‘am
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang menghancurkan karunia
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتِيْ تَحْبِسُ الدُّعَآءَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tahbisud du‘â’
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang menahan doa
اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِيَ الذُّنُوْبَ الَّتيْ تُنْزِلُ الْبَلآءَ
Allâhummaghfirliyadz dzunûbal latî tunzilul balâ’
Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang merunkan bala’
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ كُلَّ ذَنْبٍ اَذْنَبْتُهُ وَكُلَّ خَطِيْئَةٍ اَخْطَأْتُهَا
Allâhummaghfirlî kulla dzanbin adznabtuh wa kulla khathîatin akhtha’tuhâ
Ya Allah, ampunilah segala dosa yang sudah kulakukan
dan segala kesalahan yang sudah kukerjakan
اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَتَقَرَّبُ اِلَيْكَ بِذِكْرِكَ وَاَسْتَشْفِعُ بِكَ اِلَى نَفْسِكَ
Allâhumma innî ataqarrabu ilayka bidzikrik wa astasyfi‘u bika ilâ nafsik
Ya Allah, saya datang menghampiri-Mu dengan zikir-Mu,
saya memohon bantuan-Mu dengan diri-Mu,
وَاَسْئَلُكَ بِجُوْدِكَ اَنْ تُدْنِيَنِيْ مِنْ قُرْبِكَ
wa as-aluka bijûdika an tudniyanî min qurbik
aku bermohom pada-Mu dengan kemurahan-Mu,
dekatkan daku keharibaan-Mu,
وَاَنْ تُوْزِعَنِي شُكْرَكَ وَاَنْ تُلْهِمَنِي ذِكْرَكَ
wa an tûzi‘ani syukrak wa an tulhimanî dzikrak
sempatkan daku untuk bersyukur pada-Mu,
bimbinglah daku untuk selalu mengenang-Mu.
اَللّهُمَّ اِنِّيْ اَسْأَلُكَ سُؤَالَ خَاضِع مُتَذَلِّلٍ خَاشِعٍ
Allâhumma innî as-aluka suâla khâdhi‘in mutadzallilin khâsyi‘
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu dengan permintaan hamba yang rendah,
hina dan panik,
اَنْ تُسَامِحَنِيْ وَتَرْحَمَنِيْ وَتَجْعَلَنِيْ بِقِسْمِكَ رَاضِيًا قَانِعًا
an tusâmihanî wa tarhamanî wa taj‘alanî biqismika râdhiyan qâni‘â
maafkan daku, sayangi daku,
dan jadikan daku ridha dan bahagia pada tunjangan-Mu.
وَفِيْ جَمِيْعِ اْلأَحْوَالِ مُتَوَاضِعًا
wa fî jamî‘il ahwâli mutawâdhi‘â
dan dalam segala kondisi tunduk kepada-Mu
اَللّهُمَّ وَاَسْأَلُكَ سُؤَالَ مَنِ اشْتَدَّتْ فَاقَتُهُ
Allâhumma wa as-aluka suâla manisytaddat fâqatuh
Ya Allah, aku bermohon pada-Mu
dengan permintaan orang yang berat keperluannya
وَاَنْزَلَ بِكَ عِنْدَ الشَّدَآئِدِ حَاجَتَهُ وَعَظُمَ فِيْمَا عِنْدَكَ رَغْبَتُهُ
wa anzala bika ‘indasy syadâidi hâjatah wa ‘azhuma fîmâ ‘indaka raghbatuh
yang dikala kesusahan memberikan hajatnya pada-Mu
yang besar kedambaannya untuk meraih apa yang ada di segi-Mu
اَللّهُمَّ عَظُمَ سُلْطَانُكَ وَعَلاَ مَكَانُكَ وَخَفِيَ مَكْرُكَ وَظَهَرَ اَمْرُكَ
Allâhumma ‘azhuma sulthânuka wa ‘alâ makânuk wa khafiya makruka wa zhahara amruk
Ya Allah, mahabesar kekuasaan-Mu, mahatinggi kedudukan-Mu,
selalu tersembunyi planning-Mu, selalu terlihat kuasa-Mu
وَغَلَبَ قَهْرُكَ وَجَرَتْ قُدْرَتُكَ وَلاَيُمْكِنُ الْفِرَارُ مِنْ حُكُوْمَتِكَ
wa ghalaba qahruka wa jarat qudratuk wa lâ yumkinuk firâru min hukûmatik
selalu tegak kekuatan-Mu, senantiasa berlaku kodrat-Mu
tak mungkin lari dari pemerintahan-Mu
اَللّهُمَّ لاَ اَجِدُ لِذُنُوْبِيْ غَافِرًا وَلاَ لِقَبَآئِحِيْ سَاتِرًا
Allâhumma lâ ajidu lidzunûbî ghâfirâ walâ liqabâihi sâtirâ
Ya Allah, tidak kudapatkan pengampunan bagi dosaku,
tiada penutup bagi kejelekanku,
وَلاَ لِشَيْءٍ مِنْ عَمَلِيَ الْقَبِيْحِ بِالْحَسَنِ مُبَدِّلاً
walâ lisyay-in min ‘amaliyal qabîhi bil hasani mubaddilâ
tiada yang dapat mengambil alih
amalku yang buruk dengan kebaikan,
غَيْرَكَ لاَاِلهَ اِلاَّ اَنْتَ سُبْحَانَكَ وَبِحَمْدِكَ
ghayraka lâilâha illâ Anta, subhânaka wa bihamdik
melainkan Engkau, Tiada Tuhan kecuali Engkau
Mahasuci Engkau dengan segala puji-Mu
ظَلَمْتُ نَفْسِي
Zhalamtu nafsî
Telah saya aniaya diriku
وَتَجَرَّأْتُ بِجَهْلِي
wa tajarra’tu bijahlî
sudah berani aku melanggar, sebab kebodohan,
وَسَكَنْتُ اِلَى قَدِيْمِ ذِكْرِكَ لِي وَمَنِّكَ عَلَيَّ
wa sakantu ilâ qadîmi dzikrika lî wa mannika ‘alayya
tetapi saya tenteram,sebab bersandar pada istilah-Mu dan karunia-Mu padaku
اَللّهُمَّ مَوْلاَيَ كَمْ مِنْ قَبِيْحٍ سَتَرْتَهُ
Allâhumma Mawlâya kam min qabîhin satartah
Ya Allah, Pelindungku,
betapa banyak keburukan telah Kaututupi,
وَكَمْ مِنْ فَادِحٍ مِنَ الْبَلآءِ اَقَلْتَهُ
wa kam min fâdihin minal balâi aqaltah
betapa banyak malapetaka telah Kauatasi,
وَكَمْ مِنْ عِثَارٍ وَقَيْتَهُ
wa kam min ‘itsariw waqaytah
betapa banyak rintangan sudah Kausingkirkan,
وَكَمْ مِنْ مَكْرُوْهٍ دَفَعْتَهُ
wa kam min makrûhin dafa‘tah
betapa banyak tragedi telah Kautolakkan,
وَكَمْ مِنْ ثَنَآءٍ جَمِيْلٍ لَسْتُ اَهْلاً لَهُ نَشَرْتَهُ
wa kam min tsanâin jamîlin/l lastu ahlan/l lahu natsartah
betapa banyak kebanggaan baik yang tak pantas bagiku telah Kausebarkan.
اَللّهُمَّ عَظُمَ بَلآئِي وَاَفْرَطَ بِي سُوْءُ حَالِي.
Allâhumma ‘azhuma balâî wa afratha sûu hâlî
Ya Allah, besar telah bencanaku,
berlebihan sudah keburukan keadaanku,
وَقَصُرَتْ بِي اَعْمَالِي وَقَعَدَتْ بِي اَغْلاَلِي
wa qashurat bihi a‘mâlî wa qa‘adatbî aghlâlî
rendah benar amal-amalku, berat benar belenggu (kemalasanku).
وَحَبَسَنِي عَنْ نَفْعِي بُعْدُ اَمَلِي
wa habasanî ‘an naf‘î bu‘du amalî
Angan-angan panjang telah menahan manfaat dari diriku,
وَخَدَعَتْنِي الدُّنْيَا بِغُرُوْرِهَا وَنَفْسِي بِجِنَايَتِهَا وَمِطَالِي
wa khada‘atnid dun-yâ bighurûrihâ wa nafsî bijinâyatihâ wa mithâlî.
dunia dengan tipuannya telah memperdayaku,
dan diriku (telah terpedaya) karena ulahnya, dan karena kelalainku.
يَاسَيِّدِي فَأَسْئَلُكَ بِعِزَّتِكَ اَنْ لاَيَحْجُبَ عَنْكَ دُعَآئِي سُوْءُ عَمَلِي وَفِعَالِي
Yâ Sayyidî fa-as-aluka bi‘izzatika an/l lâ yahjuba ‘anka du‘âî sûu ‘amalî wa fi‘âlî
Wahai Junjunganku,
aku bermohon pada-Mu dengan segala kekuasaan-Mu,
jangan Kaututup doaku alasannya keburukan amal dan perangaiku,
وَلاَ تَفْضَحْنِي بِخَفِيِّ مَااطَّلَعْتَ عَلَيْهِ مِنْ سِرِّي
walâ tafdhahnî bikhafiyyi maththala‘ta
‘alayhi min sirrî
jangan Kauungkapkan rahasiaku yang tersembunyi,
yang telah Engkau pahami,
وَلاَتُعَاجِلْنِي بِالْعُقُوْبَةِ عَلَى مَاعَمِلْتُهُ فِي خَلَوَاتِي
walâ tu‘ajilnî bil‘uqûbati ‘alâ mâ ‘amiltuhu
fî khalawâtî
jangan Kausegerakan siksa padaku yang kulakukan dalam kesendirianku,
مِنْ سُوْءِ فِعْلِي وَاِسَآئَتِي وَدَوَامِ تَفْرِيْطِي وَجَهَالَتِي
min sûi fi‘lî wa isâatî wa dawâmi tafrithî wa jahâlatî
karena tindakan jelek dan kejelekan
karena kebiasaanku untuk melanggar batas, dan kebodohan,
وَكَثْرَةِ شَهَوَاتِي وَغَفْلَتِي
wa katsrati syahawâtî wa ghaflatî
karena banyaknya nafsuku dan kelalaianku.
وَكُنِ اللَّهُمَّ بِعِزَّتِكَ لِي فِي كُلِّ اْلأَحْوَالِ رَؤُفًا
Wa kunillâhumma bi‘izzatikalî fî kullil ahwâli raûfâ
Ya Allah, dengan kemulian-Mu,
sayangi daku dalam segala kondisi,
وَعَلَيَّ فِي جَمِيْعِ اْلأَمُوْرِ عَطُوْفًا
wa ‘alayya fî jamî‘il umûri ‘athûfâ
kasihi daku dalam segala perkara.
اِلَهِي وَرَبِّي مَنْ لِي غَيْرُكَ
Ilâhî wa Rabbî mallî ghayruk
Ialhi, Rabbi,
kepada siapa lagi selain Engkau,
اَسْئَلُهُ كَشْفَ ضُرِّي وَالنَّظَرَ فِي اَمْرِي
as-aluhu kasyfa dhurrî wan nazhara fî amrî
aku memohon dihilangkan kesengsaraanku, dan diperhatikan urusanku.
اِلَهِي وَمَوْلاَيَ اَجْرَيْتَ عَلَيَّ حُكْمًا اتَّبَعْتُ فِيْهِ هَوَى نَفْسِي
Ilâhî wa Mawlâya ajrayta ‘alayya hukmanittaba‘tu fîhi hawâ nafsî
Ilahi, Pelindungku, Engkau kenakan padaku aturan, tetapi disitu saya ikuti hawa nafsuku;
وَلَمْ اَحْتَرِسْ فِيْهِ مِنْ تَزْيِيْنِ عَدُوِّيْ فَغَرَّنِي بِمَا اَهْوَى
walam ahtaris fîhi min tazîni ‘aduwwî fagharranî bimâ ahwâ
saya tidak cukup waspada terhadap tipuan (setan) musuhku,
maka terkecohlah saya lantaran nafsuku,
وَاَسْعَدَهُ عَلَى ذَلِكَ الْقَضَآءُ
فَتَجَاوَزْتُ بِمَاجَرَى عَلَيَّ مِنْ ذَلِكَ بَعْضَ حُدُوْدِكَ
wa as‘adahu ‘alâ dzâlikal qadhâu
fatajâwaztu bimâ jarâ ‘alayya min dzâlika ba‘dha hudûdik
dan berlakulah ketentuan-Mu atas diriku
dikala kulanggar sebagian batas yang Kautetapkan bagiku,
وَخَالَفْتُ بَعْضَ اَوَامِرِكَ
wa khâlaftu ba‘dha awâmirik
dan kubantah sebagian perintah-Mu
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَيَّ فِي جَمِيْعِ ذَلِكَ
falakal hamdu ‘alayya fî jamî‘i dzâlik
Namun bagi-Mu segala pujiku atas semua itu;
وَلاَحُجَّةَ لِي فِيْمَا جَرَى عَلَيَّ فِيْهِ قَضَآؤُكَ
walâ hujjatalî fîmâ jarâ ‘alayya fîhi qadhâuk
tiada argumentasi bagiku (menolak) ketentuan yang Kautetapkan bagiku,
وَاَلْزَمَنِي حُكْمُكَ وَبَلآؤُكَ
wa alzamanî hukmuka wa balâuk
demikian pula hukum dan cobaan yang menimpaku.
وَقَدْ اَتَيْتُكَ يَااِلَهِي بَعْدَ تَقْصِيْرِي وَاِسْرَافِي عَلَى نَفْسِي
wa qad ataytuka yâ Ilâhî ba‘da taqshîrî wa isrâfî ‘alâ nafsî
Aku tiba sekarang menghadap-Mu, ya Ilahi,
dengan segala kekuranganku,
dengan segala kedurhakaanku (pelanggaranku),
مُعْتَذِرًا نَادِمًا مُنْكَسِرًا مُسْتَقِيْلاً
mu‘tadziran nâdimâ, munkasiran/m mustaqîlâ
sambil memberikan pengesahan dan penyesalanku
dengan hati yang hancur luluh,
مُسْتَغْفِرًا مُنِيْبًا مُقِرًّا مُذْعِنًا مُعْتَرِفًا
mustaghfiran/m minîbâ, muqirran/m mudz‘inan/m mu‘tarifâ
memohon ampun dan berserah diri,
dengan rendah hati mengakui segala kenistaanku.
وَلاَاَجِدُ مَفَرًّا مِمَّاكَانَ مِنِّي وَلاَمَفْزَعًا
lâ ajidu mafarran/m mimmâ kâna minnî walâ mafza‘â
Karena segala cacatku ini,
tiada aku peroleh kawasan melarikan diri,
اَتَوَجَّهُ اِلَيْهِ فِي اَمْرِي غَيْرَ قَبُوْلِكَ عُذْرِي
atawajjahu ilayhi fî amrîghayra qabûlika ‘udzrî
tiada daerah berlindung untuk menyerahkan urusanku,
selain pada kehendak-Mu untuk menerima legalisasi kesalahanku
وَاِدْخَالِكَ اِيَّايَ فِي سَعَةِ رَحْمَتِكََ
wa idkhâlika iyyâya fî sa‘ati rahmatik
dan memasukkan aku pada kesucian kasih-Mu.
اَللَّهُمَّ فَاقْبَلْ عُذْرِي وَارْحَمْ شِدَّةَ ضُرِّي
Allâhumma faqbal ‘udzrî warham syiddata dhurrî
Ya Allah, terimalah pengakuanku, dan kasihanilah beratnya kepedihanku
وَفُكَّنِي مِنْ شَدِّ وَثَاقِي
wa fukkanî min syaddi watsâqî
lepaskan dari kekuatan belengguku.
يَارَبِّ ارْحَمْ ضَعْفَ بَدَنِي
Yâ Rabbirham dha‘fa badanî
Ya Rabbi,
kasihanilah kelemahan tubuhku,
وَرِقَّةَ جِلْدِي وَدِقَّةَ عَظْمِي
wa riqqata jildî wa diqqata ‘azhmî
kelembutan kulitku dan kerapuhan tulangku.
يَامَنْ بَدَءَ خَلْقِي وَذِكْرِي وَتَرْبِيَتِي وَبِرِّي وَتَغْذِيَتِي
Yâ Man bada-a khalqî wa dzikrî wa tarbiyatî wa birrî wa taghdiyatî
Wahai Tuhan yang mula-mula menciptakanku,
menyebutku, mendidikku, memperlakukanku dengan baik,
dan memberiku kehidupan,
هَبْنِي لابْتِدَآءِ كَرَمِكَ وَسَالِفِ بِرِّكَ بِي
habnî libtidâi karamika wa sâlifi birrika bî
sebab awal karunia-Mu,
alasannya Engkau telah mendahuluiku dengan kebaikan,
berilah saya karunia-Mu.
يَااِلَهِي وَسَيِّدِي وَرَبِّي
اَتُرَاكَ مَعَذِّبِي بِنَارِكَ بَعْدَ تَوْحِيْدِكَ
Yâ Ilâhî wa Sayyidî aturâka mu‘adzdzibî binârika ba’da tawhîdik
Ya Allah, Junjunganku, Pemeliharaku!
Apakah Engkau akan menyiksaku dengan api-Mu,
sehabis mengesakan-Mu
وَبَعْدَ مَاانْطَوَى عَلَيْهِ قَلْبِي مِنْ مَعْرِفَتِكَ
wa ba‘da manthawâ ‘alayhi qalbî min ma‘rifatik
sesudah hatiku tenggelam dalam makrifat-Mu
وَلَهِجَ بِهِ لِسَانِي مِنْ ذِكْرِكَ
wa lahija bihi lisânî min dzikrik
sesudah lidahku bergetar menyebut-Mu
وَاعْتَقَدَهُ ضَمِيْرِي مِنْ حُبِّكَ
wa‘taqadahu dhamîrî min hubbik
sesudah jantung terikat dengan cinta-Mu
وَبعْدَ صِدْقِ اعْتِرَافِي وَدُعَآئِي خَاضِعًا لِرُبُوْبِيَّتِكَ
wa ba‘da shidqi‘tirâfî wa du‘âî khâdhi‘an/l lirubûbiyyatik
sesudah segala ketulusan pengakuanku dan permohonanku,
seraya tunduk bersimpuh pada rububiyah-Mu
هَيْهَاتَ اَنْتَ اَكْرَمُ مِنْ اَنْ تُضَيِّعَ مَنْ رَبَّيْتَهُ
hayhâta Anta akramu min an tudhayyi‘a man/r rabbaytah
Tidak, Engkau terlalu mulia untuk membuang orang yang Kau ayomi,
اَوْ تُبَعِّدَ مَنْ اَدْنَيْتَهُ اَوْتُشَرِّدَ مَنْ آوَيْتَهُ
aw tuba“ida man adnaytah(u) aw tusyarrida man âwaytah
atau menjauhkan orang yang Engkau dekatkan, atau menyisihkan
orang yang Engkau naungi,
اَوْتُسَلِّمَ اِلَى الْبَلآءِ مَنْ كَفَيْتَهُ وَرَحِمْتَهُ
aw tusallima ilal balâi man kafaytahu wa rahimtah
atau menjatuhkan pada peristiwa orang yang Enkau cukupi dan Engkau sayangi
وَلَيْتَ شِعْرِي يَاسَيِّدِي وَاِلَهِي وَمَوْلاَيَ
اَتُسَلِّطُ النَّارَ عَلَى وُجُوْهٍ خَرَّتْ لِعَظَمَتِكَ سَاجِدَةً
wa layta syi‘rî yâ Sayyidî wa Ilâhî wa Mawlâya
atusallithun nâra ‘ala wujûhin kharrat li‘azhamatika sâjidah
Aduhai diriku!
Junjunganku, Tuhanku, Pelindungku!
Apatah Engkau akan melemparkan ke neraka
tampang-muka yang tunduk rebah sebab kebesaran-Mu,
وَعَلَى اَلْسُنٍ نَطَقَتْ بِتَوْحِيْدِكَ صَادِقَةً
wa ‘ala alsunin nathaqat bitawhîdika shâdiqah
pengecap-lidah yang dengan ikhlas mengucapkan keesaan-Mu
وَبِشُكْرِكَ مَادِحَةً
wa bisyukrika mâdihah
dan dengan pujian mensyukuri lezat-Mu,
وَعَلَى قُلُوْبٍ اعْتَرَفَتْ بِإِلَهِيَّتِكَ مُحَقِّقَةً
wa ‘alâ qulûbini‘tarafat bi-ilâhiyyatika muhaqqiqah
kalbu-kalbu yang dengan sepenuh hati mengakui
uluhiyah-Mu.
وَعَلَى ضَمَآِئرَ حَوَتْ مِنَ الْعِلْمِ بِكَ حَتَّى صَارَتْ خَاشِعَةً
wa ‘ala dhamâira hawat minal ‘ilmi bika hattâ shârat khâsyi‘ah
hati nurani yang dipenuhi ilmu perihal Engkau
sehingga bergetar ketakutan
وَعَلَى جَوَارِحَ سَعَتْ اِلَى اَوْطَانِ تَعَبُّدِكَ طَائِعَةً
wa ‘alâ jawâriha sa‘at ilâ awthâni ta‘abbudi thâi‘ah
badan-tubuh yang telah umumtunduk untuk mengabdi-Mu
وَاَشَارَتْ بِاسْتِغْفَارِكَ مُذْعِنَةً
wa asyârat bistighfârika mudz‘inah
dan dengan merendah memohon ampunan-Mu
مَاهَكَذَا الظَّنُّ بِكَ
mâ hâkadzazh zhannu bik
Tidak sedemikian itu persangkaan kami tentang-Mu
وَلاَاُخْبِرْنَا بِفَضْلِكَ عَنْكَ
walâ ukhbirnâ bifadhlika ‘anka
padahal sudah diberitakan terhadap kami wacana
keutamaan-Mu
يَاكـَرِيْمُ يَارَبِّ
Yâ Kârîmu yâ Rabb
Wahai Pemberi karunia, wahai Pemelihara!
وَاَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفِي عَنْ قَلِيْلٍ مِنْ بَلآءِ الدُّنْيَا وَعُقُوْبَتِهَا
wa Anta ta‘lamu dha‘fî ‘an qalîlin/m min balâid dun-ya wa ‘uqûbâtihâ
Engkau mengetahui kelemahanku
dalam menanggung sedikit dari bencana dan siksa dunia
وَمَايَجْرِي فِيْهَا مِنَ الْمَكَارِهِ عَلَى اَهْلِهَا
wa mâ yajrî fîhâ minal makârihi ‘alâ ahlihâ
serta kejelekan yang menimpa penghuninya;
عَلَى اَنَّ ذَلِكَ بَلآءٌ وَمَكْرُوْهٌ قَلِيْلٌ مَكْثُهُ
‘alâ anna dzâlika balâun/w wa makrûhun qalîlum maktsuh
Padahal semua (tragedi dan keburukan) itu
يَسِيْرٌ بَقَآئُهُ قَصِيْرٌ مُدَّتُهُ
yasîrun/m baqâuh, qashîrun/m muddatuh
singkat masanya, sebentar lalunya, dan pendek usianya.
فَكَيْفَ احْتِمَالِي لِبَلآءِ اْلأخِرَةِ
fakayfahtimâlî libalâil âkhirah
Maka apatah mungkin saya mampu menanggung tragedi alam baka
وَجَلِيْلِ وُقُوْعِ الْمَكَارِهِ فِيْهَا
wa jalîlil wuqû‘il makârihi fîhâ
dan keburukan hari simpulan yang besar,
وَهُوَ بَلآءٌ تَطُوْلُ مُدَّتُهُ وَيَدُوْمُ مَقَامُهُ
wa huwa balâun tathûlu muddatuh, wa yadûmu maqâmuh
tragedi yang panjang masanya dan baka menetapnya
وَلاَيُخَفَّفُ عَنْ اَهْلِهِ لأَنَّهُ لاَيَكُوْنُ اِلاَّ عَنْ غَضَبِكَ وَانْتِقَامِكَ وَسَخَطِكَ
wala yukhaffafu ‘an ahlihi liannahu lâ yakûnu illâ ‘an ghadhabik
wantiqâmika wa sakhathik
serta tidak diringankan bagi orang yang menanggungnya; karena semuanya tidak terjadi kecuali sebab marah-Mu, karena balasan dan amarah-Mu.
وَهَذَا مَالاَتَقُوْمُ لَهُ السَّمَوَاتُ وَاْلأَرْضُ
wa hâdzâ mâ taqûmu lahus samâwatu wal ardh
Inilah, yang bumi dan langit pun tak mampu memikulnya
يَاسَيِّدِيْ فَكَيْفَ لِي
وَاَنَا عَبْدُكَ الضَّعِيْفُ الذَّلِيْلُ الْحَقِيْرُ الْمِسْكِيْنُ الْمُسْتَكِيْنُ
Ya Sayyidî fakayfa lî
wa ana ‘abdukadh dha‘îfudz dzalîlul, al-haqîrul miskînul mustakîn
Wahai Junjunganku,
bagaimana mungkin aku (menanggungnya)?
Padahal saya hamba-Mu yang lemah, rendah, hina,
malang, dan papa.
يَااِلَهِي وَرَبِّ وَسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ
Ya Ilâhî wa Rabbi wa Sayyidî wa Mawlâya
Ya Ilahi, Tuhanku, Junjunganku, Pelindungku!
لأَيِّ اْلأُمُوْرِ اِلَيْكَ اَشْكُوا
liayyil umûri ilayka asykû
Urusan apa lagi kiranya yang hendak saya adukan pada-Mu?
وَلِمَا مِنْهَا اَضِجُّ وَاَبْكِي لأَلِيْمِ الْعَذَابِ وَشِدَّتِهِ
wa limâ minhâ adhijju wa abkî lialîmil adzâbi wa syiddatih
Mestikah saya menagis menjerit? sebab kepedihan dan beratnya siksaan?
اَمْ لِطُوْلِ الْبَلآءِ وَمُدَّتِهِ
am lithûlil balâi wa muddatih
atau alasannya lamanya ujian?
فَلَئِنْ صَيَّرْتَنِي لِلْعُقُوْبَاتِ مَعَ اَعْدَآئِكَ
falain shayyartanî lil‘uqûbâti ma‘a a‘dâik
Sekiranya Engkau siksa aku beserta nusuh-lawan-Mu
وَجَمَعْتَ بَيْنِي وَبَيْنَ اَهْلِ بَلآئِكَ
wa jama‘ta baynî wa bayna ahli balâik
dan Engkau himpunkan aku bareng peserta bencana-Mu
وَفَرَّقْتَ بَيْنِي وَبَيْنَ اَحِبَّآئِكَ وَاَوْلِيَآئِكَ
wa farraqta baynî wa bayna andal ahibbâika wa awliyâik
dan Engkau ceraikan aku dari para kekasih-Mu dan kecintaan-Mu
فَهَبْنِي يَااِلَهِي وَسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ وَرَبِّ
fahabnî ya Ilâhî wa Sayyidî wa Mawlâya wa Rabbî
Oh … seandainya aku,
Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Tuhanku!
صَبَرْتَ عَلَى عَذَابِكَ فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَلَى فِرَاقِكَ
shabartu ‘ala ‘a dzâbik
fakayfa ashbiru ‘alâ firâqik
Sekiranya saya mampu bersabar menanggung siksa-Mu,
mana mungkin saya bisa bersabar berpisah dengan-Mu?
وَهَبْنِي صَبَرْتُ عَلَى حَرِّ نَارِكَ
wa habnî shabartu ‘ala harri nârik
Dan sekiranya saya bisa bersabar menahan
panas api-Mu?
فَكَيْفَ اَصْبِرُ عَنِ النَّظَرِ اِلَى كَرَامَتِكَ
fakayfa ashbiru ‘anin nazhari ilâ karâmatik
mana mungkin aku bersabar tidak melihat kemuliaan-Mu?
اَمْ كَيْفَ اَسْكُنُ فِي النَّارِ وَرَجَآئِي عَفْوُكَ
am kayfa askunu fin nâri wa rajâî ‘afwuk
Mana mungkin saya tinggal di neraka-Mu,
padahal harapanku hanya maaf-Mu!
فَبِعِزَّتِكَ يَاسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ
fabi‘izzatika ya Sayyidî wa Mawlâya
Demi kemuliaan-Mu, wahai Junjunganku dan Pelindungku!
اُقْسِمُ صَادِقًا لَئِنْ تَرَكْتَنِي نَاطِقًا
uqsimu shâdiqâlain taraktanî nâthiqâ
Aku bersumpah dengan tulus;
Sekiranya Engkau biarkan aku berbicara di sana
لأَضِجَّنَّ اِلَيْكَ بَيْنَ اَهْلِهَا ضَجِيْجَ اْلأَمِلِيْنَ
la-adhijjanna ilayka bayna ahlihâ dhajîjal amilîn
di tengah penghuninya, saya akan menangis
tangisan mereka yang menyimpan cita-cita
وَلأَصْرُخَنَّ اِلَيْكَ صُرَاخَ الْمُسْتَصْرِخِيْنَ
wa la-ashrukhanna ilayka shurâkhal mustashrikhîn
Aku akan menjerit
jeritan mereka yang memohon perlindungan
وَلأَبْكِيَنَّ عَلَيْكَ بُكَاءَ الْفَاقِدِيْنَ
wa la-abkiyanna ‘alayka bukâal fâqidîn
Aku akan merintih – rintihan mereka yang kelemahan
وَلأُنَادِيَنَّكَ اَيْنَ كُنْتَ يَاوَلِيَّ الْمُؤْمِنِيْنَ
wa launâdiyannaka ayna kunta yâ Waliyyal mu’minin
Sungguh, saya akan menyeru-Mu,
di mana pun Engkau berada,
Wahai Pelindung kaum mukminin,
يَاغَايَةَ آمَالِ الْعَارِفِيْنَ
yâ Ghâyata âmâlil ‘ârifîn
wahai tujuan cita-cita kaum arifin,
يَاغِيَاثَ الْمُسْـتَغِيْثِيْنَ
ya Ghiyâtsal mustaghîtsîn
wahai lindungan kaum yang memohon tunjangan,
يَاحَبِيْبَ قُلُوْبِ الصَّادِقِيْنَ
ya Habîba qulûbish shâdiqîn
wahai kekasih kalbu para pecinta kebenaran
وَيَااِلَهَ الْعَالَمِيْنَ
wa yâ Ilâhal ‘âlamîn
wahai Tuhan seru sekalian alam
اَفَتُرَاكَ سُبْحَانَكَ يَااِلَهِي وَبِحَمْدِكَ
afaturâka subhânaka yâ Ilâhî wa bihamdik
Mahasuci Engkau, Ilahi, dengan segala puji-Mu!
تَسْمَعُ فِيْهَا صَوْتَ عَبْدٍ مُسْلِمٍ سُجِنَ فِيْهَا بِمُخَالَفَتِهِ
tasma‘u fîhâ shawta ‘abdin/m muslimin sujina fîhâ bimukhâlafatih
Akankah Engkau dengar di sana suara hamba muslim,
yang terpenjara dengan keingkarannya,
وَذَاقَ طَعْمَ عَذَابِهَا بِمَعْصِيَتِهِ
wa dzâqa tha‘ma ‘adzâbihâ bima‘shiyatih
yang mencicipi siksanya alasannya kedurhakaannya
وَحُبِسَ بَيْنَ اَطْبَاقِهَا بِجُرْمِهِ وَجَرِيْرَتِهِ
wa hubisa bayna athbâqihâ bijurmihi wa jarîratih
yang terperosok ke dalamnya alasannya adalah dosa dan nistanya;
وَهُوَ يَضِجُّ اِلَيْكَ ضَجِيْجَ مُؤَمِّلٍ لِرَحْمَتِكَ
wa huwa yadhijju ilayka dhajîja muammilin lirahmatik
beliau merintih pada-Mu dengan mendambakan rahmat-Mu,
وَيُنَادِيْكَ بِلِسَانِ اَهْلِ تَوْحِيْدِكَ
wa yunâdîka bilisâni andal tawhîdik
beliau menyeru-Mu dengan lidah hebat tauhid-Mu,
وَيَتَوَسَّلُ اِلَيْكَ بِرُبُوْبِيَّتِكَ
wa yatawassalu ilayka birubûbiyyatik
ia bertawasul pada-Mu dengan rububiyah-Mu,
يَامَوْلاَيَ فَكَيْفَ يَبْقَى فِي الْعَذَابِ
Yâ Mawlâya fakayfa yabqâ fil ‘adzâb
Wahai Pelindungku!
Bagaimana mungkin ia baka dalam siksa,
وَهُوَ يَرْجُو مَاسَلَفَ مِنْ حِلْمِكَ
wa huwa yarjû ma salafa min hilmik
padahal beliau berharap pada kebaikan-Mu yang terdahulu.
اَمْ كَيْفَ تُؤْلِمُهُ النَّارُ وَهُوَ يَأْمُلُ فَضْلَكَ وَرَحْمَتَكَ
am kayfa tu’limuhun nâr wa huwa ya’mu’mulu fadhlaka wa rahmatak
Mana mungkin neraka menyiksanya
padahal ia mendambakan karunia dan kasih-Mu.
اَمْ كَيْفَ يُحْرِقُهُ لَهِيْبُهَا وَاَنْتَ تَسْمَعُ صَوْتَهُ
وَتَرَى مَكَانَهُ
am kayfa yuhriquhu lahîbuhâ wa Anta tasma`u shawtahu watara makanah
Mana mungkin nyalanya membakarnya,
padahal Engkau dengar suaranya
dan Engkau lihat tempatnya.
اَمْ كَيْفَ يَشْتَمِلُ عَلَيْهِ زَفِيْرُهَا وَاَنْتَ تَعْلَمُ ضَعْفَهُ
am kayfa yasytamilu ‘alayhi zafîruhâ
wa Anta ta‘lamu dha‘fah
Mana mungkin jilatan apinya mengurungnya,
padahal Engkau mengetahui kelemahannya.
اَمْ كَيْفَ يَتَقَلَقَلُ بَيْنَ اَطْبَاقِهَا وَاَنْتَ تَعْلَمُ صِدْ قَهُ
am kayfa yataqalqalu bayna athbâqihâ
wa Anta ta‘lamu shidqah
Mana mungkin ia jatuh bangkit di dalamnya,
padahal Engkau mengenali ketulusannya.
اَمْ كَيْفَ تَزْجُرُهُ زَبَانِيَتُهَا وَهُوَ يُنَادِيْكَ يَارَبَّهُ
am kayfa tazjuruhu zabâniyyatuhâ
wa huwa yunâdîka yâ Rabbah
Mana mungkin Zabaniyah menghempaskannya,
padahal beliau memanggil-manggil-Mu: Ya Rabbi!
اَمْ كَيْفَ يَرْجُو فَضْلَكَ فِي عِثْقِهِ مِنْهَا فَتَتْرُكُهُ فِيْهَا
am kayfa yarjû fadhlaka fî ‘itqihi minhâ
fatatrukuhu fîhâ
Mana mungkin dia menghendaki karunia kebebasan daripadanya, kemudian Engkau meninggalkannya di sana.
هَيْهَاتَ مَاذَلِكَ الظَّنُّ بِكَ
hayhâta mâ dzâlikazh zhannu bik
Tidak, tidak demikian itu sangkaku pada-Mu.
وَلاَالْمَعْرُوْفُ مِنْ فَضْلِكَ
walal ma‘rûfu min fadhlik
tidaklah demikian yang makruf perihal karunia-Mu
وَلاَمُشْبِهٌ لِمَاعَامَلْتَ بِهِ الْمُوَحِّدِيْنَ
walâ musybihun limâ ‘âmalta bihil muwahhidîn
Tidak mungkin mirip itu perlakuan-Mu
kepada kaum beriman,
مِنْ بِرِّكَ وَاِحْسَانِكَ
min birrika wa ihsânik
melainkan kebaikan dan karunialah yang Engkau berikan.
فَبِالْيَقِيْنِ اَقْطَعُ لَوْ لاَ مَاحَكَمْتَ بِهِ مِنْ تَعْذِيْبِ جَاحِدِيْك
fabil yaqîni aqtha‘u law lâ mâ hakamta bih(i)
min ta‘dzîbi jâhidîk
Dengan percaya aku berani berkata, kalaulah bukan
sebab keputusan-Mu untuk menyiksa
orang yang mengingkari-Mu
وَقَضَيْتَ بِهِ مِنْ اِخْلاَدِ مُعَانِدِيْكَ
wa qadhayta bihi min ikhlâdi mu‘ânidîk
dan putusan-Mu untuk mengekalkan di sana
orang-orang yang melawan-Mu,
لَجَعَلْتَ النَّارَكُلَّهَا بَرْدًاوَسَلاَمًا
laja-altan nâra kullahâ bardaw wa salâmâ
pasti Engkau jadikan api semuanya sejuk dan damai,
وَمَاكَانَ لأَحَدٍ فِيْهَا مُقَرًّا وَلاَمُقَامًا
wa mâ kâna liahadin fîhâ maqarraw walâ muqâmâ
tidak akan ada lagi di situ kawasan tinggal
dan menetap bagi semua orang
لَكِنَّكَ تَقَدَّسَتْ اَسْمَآؤُكَ
lâkinnaka taqaddasat asmâuk
Tetapi, mahakudus nama-nama-Mu.
اَقْسَمْتَ اَنْ تَمْلأَهَا مِنَ الْكَافِرِيْنَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ اَجْمَعِيْنَ
aqsamta an tamla-ahâ minal kâfirîn
minal jinnati wan nâsi ajma‘în
Engkau telah bersumpah
untuk memenuhi neraka dengan orang-orang kafir
dari kalangan jin dan insan seluruhnya
وَاَنْ تُخَلِّدَ فِيْهَا الْمُعَانِدِيْنَ
wa an tukhallida fîhâl mu‘ânidîn
Engkau akan mengekalkan di sana kaum durhaka
وَاَنْتَ جَلَّ ثَنَآؤُكَ قُلْتَ مُبْتَدِئًا وَتَطَوَّلْتَ بِالإِنْعَامِ مُتَكَرِّمًا
wa Anta jalla tsanâuka qulta mubtadiâ wa tathawwalta bil-in‘âmi mutakarrimâ
Engkau dengan segala kemulian puji-Mu!
Engkau telah berkata, sehabis menyebutkan lezat yang Engkau berikan
اَفَمَنْ كَانَ مُؤْمِنًا كَمَنْ كَانَ فَاسِقًا لاَيَسْتَوُوْنَ
afaman kâna mu’minan kaman kâna fâsiql lâ yastawûn
“Apakah orang mukmin seperti orang kafir,
sungguh tidak sama mereka itu.”
اِلَهِي وَسَيِّدِي فَأَسْئَلُكَ بِالْقُدْرَةِ الَّتِي قَدَّرْتَهَا
Ilâhî wa Sayyidî
fa-as-aluka bilqudratil latî qaddartahâ
Ilahi, Junjunganku!
Aku memohon pada-Mu
dengan kodrat yang sudah Engkau pastikan,
وَبِالْقَضِيَّةِ الَّتِي حَتَمْتَهَا وَحَكَمْتَهَا
wa bilqadhiyyatil latî hatamtahâ wa hakamtahâ
dengan qadha yang telah Engkau memutuskan dan putuskan,
وَغَلَبْتَ مَنْ عَلَيْهِ اَجْرَيْتَهَا
wa ghalabta man ‘alayhi ajraytahâ
dan yang telah Engkau pastikan berlaku
pada orang yang dikenai;
اَنْ تَهَبَ لِي فِي هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَفِي هَذِهِ السَّاعَةِ
an tahabalî fî hâdzil laylah wa fî hâdzihis sâ‘ah
Ampunilah bagiku, di malam ini, di saat ini,
كُلَّ جُرْمٍ اَجْرَمْتُهُ وَكُلَّ ذَنْبٍ اَذْنَبْتُهُ
kulla jurmin ajramtuh wa kulla dzanbin adznabtuh
semua nista yang pernah saya lakukan, semua dosa yang pernah aku lakukan,
وَكُلَّ قَبِيْحٍ اَسْرَرْتُهُ وَكُلَّ جَهْلٍ عَمِلْتُهُ
wa kulla qabîhin asrartuh wa kulla jahlin ‘amiltuh
semua keburukan yang pernah aku rahasiakan, semua kedunguan
yang pernah aku amalkan,
كَتَمْتُهُ اَوْ اَعْلَنْتُهُ اَخْفَيْتُهُ اَوْ اَظْهَرْتُهُ
katamtuhu aw a‘lantuh akhfaytuhu aw azhhartuh
yang aku sembunyikan atau tampakkan, yang saya tutupi atau tampakkan.
وَكُلَّ سَيِّئَةٍ اَمَرْتَ بِإِثْبَاتِهَا الْكِرَامَ الْكَاتِبِيْنَ
wa kulla sayyiatin amarta bi-itsbatihal kirâmal kâtibîn
Ampuni semua kejelekan, yang sudah Engkau perintahkan
malaikat yang mulia mencatatnya
اَلَّذِيْنَ وَكَّلْتَهُمْ بِحِفْظِ مَايَكُوْنُ مِنِّي
alladzîna wakkaltahu bihifzhi mâ yakûnu minnî
Mereka yang Engkau tugaskan untuk merekan
segala yang ada padaku;
وَجَعَلْتَهُمْ شُهُوْدًا عَلَيَّ مَعَ جَوَارِحِي
wa ja‘altahum syuhûdan ‘alayya ma‘a jawârihî
mereka yang Engkau jadikan saksi-saksi bersama seluruh anggota badanku;
وَكُنْتَ اَنْتَ الرَّقِيْبَ عَلَيَّ مِنْ وَرَآئِهِمْ
wa kunta Antar raqîba ‘alayya miw warâihim
Dan Engkau sendiri mengawal di belakang mereka,
وَالشَّاهِدَ لِمَا خَفِيَ عَنْهُمْ
wasy syâhida limâ khafiya ‘anhum
melihat apa yang tersembunyi pada mereka.
وَبِرَحْمَتِكَ اَخْفَيْتَهُ وَبِفَضْلِكَ سَتَرْتَهُ
wa birahmatika akhfaytah wa bifadhlika satartah
Dengan rahmat-Mu, Engkau sembunyikan keburukan itu;
Dengan karunia-Mu, Engkau menutupinya.
وَاَنْ تُوَفِّرَ حَظِّي مِنْ كُلِّ خَيْرٍ اَنْزَلْتَهُ
wa an tuwaffira hazhzhî min kulli khayrin anzaltah
Perbanyaklah bagianku pada setiap kebaikan yang Engkau turunkan
اَوْ اِحْسَانٍ فَضَّلْتَهُ اَوْ بِرٍّ نَشَرْتَهُ اَوْ رِزْقٍ بَسَطْتَهُ
aw ihsânin fadhdhaltah aw birrin nasyartah aw rizqin basathtah
atau setiap karunia yang Engkau limpahkan
atau setiap keberuntungan yang Engkau sebarkan
atau rizki yang Engkau curahkan
اَوْ ذَنْبٍ تَغْفِرُهُ اَوْ خَطَإٍ تَسْتُرُهُ
aw dzanbin taghfiruh aw khathain tasturuh
atau dosa yang Engkau ampunkan
atau kesalahan yang Engkau sembunyikan
يَارَبِّ يَارَبِّ يَارَبِّ
Ya Rabbi ya Rabbi ya Rabbi
Y Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi!
يَااِلَهِي وَسَيِّدِي وَمَوْلاَيَ وَمَالِكَ رِقِّي
Ya Ilâhî wa Sayyidî wa Mawlâya wa Mâlika riqqî
Ya Ilahi, Junjunganku, Pelindungku, Pemilik nyawaku!
يَامَنْ بِيَدِهِ نَاصِيَتِي يَاعَلِيْمًابِضُرِّي وَمَسْكَنَتِي
ya Man biyadihi nâshiyatî
ya ‘Alîman/m bidhurrî wa maskanatî
Wahai Zat yang di tangan-Nya ubun-ubunku!
Wahai yang mengetahui kesengsaraan dan kemalanganku!
يَاخَبِيْرًابِفَقْـرِي وَفَاقَتِي
ya Khabîran/m bifaqrî
Wahai yang mengenali kefakiran dan kepapaanku!
يَارَبِّ يَارَبِّ يَارَبِّ
Yâ Rabbi yâ Rabbi yâ Rabbi
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi!
اَسْئَلُكَ بِحَقِّكَ وَقُدْسِكَ
as-aluka bihaqqika wa qudsik
Aku memohon pada-Mu dengan kebenaran
dan kesucian-Mu
وَاَعْظَمِ صِفَاتِكَ وَاَسْمَآئِكَ
wa a‘zhami shifâtika wa asmâik(a)
dengan keagungan sifat dan asma-Mu!
اَنْ تَجْعَلَ اَوْقَاتِيْ مِنَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِبِذِكْرِكَ مَعْمُوْرَةً
an taj‘ala awqâtî minal layli wan nahâri bidzikrika ma‘mûrah
Jadikan waktu-waktu malam dan siangku
dipenuhi dengan zikir pada-Mu
وَبِخِدْمَتِكَ مَوْصُوْلَةً وَاَعْمَالِي عِنْدَكَ مَقْبُوْلَةً
wa bikhidmatika mawshûlah
wa a‘mâlî ‘indaka maqbûlah
dihubungkan dengan kenaktian pada-Mu
diterima amalku di sisi-Mu,
حَتَّي تَكُوْنَ اَعْمَالِي وَاَوْرَادِيْ كُلَّهَا وِرْدًا وَاحِدًا
hattâ takûna a‘mâlî wa awrâdî kulluhâ
wirdan/w wâhidâ
sehingga jadilah amal dan wiridku semuanya
wirid yang satu,
وَحَالِي فِي خِدْمَتِكَ سَرْمَدًا
wa hâlî fî khidmatika sarmadâ
dan kekalkanlah selalu keadaanku dalam berbakti pada-Mu
يَاسَيِّدِي يَامَنْ عَلَيْهِ مُعَوَّلِي
ya Sayyidî ya Man ‘alayhi mu‘awwâlî
Wahai Junjunganku, wahai Zat yang kepada-Nya
saya percayakan diriku!
يَامَنْ اِلَيْهِ شَكَوْتُ اَحْوَالِي
ya Man ilayhi syakawtu ahwâlî
wahai Zat yang kepada-Nya
saya adukan keadaanku!
يَارَبِّ يَارَبِّ يَارَبِّ
Yâ Rabbi yâ Rabbi yâ Rabbi
Ya Rabbi, ya Rabbi, ya Rabbi!
قَوِّ عَلَى خِدْمَتِكَ جَوَارِحِي
qawwi ‘alâ khidmatika jawârihî
Kokohkan anggota badanku untuk berbakti pada-Mu.
وَاشْدُدْ عَلَى الْعَزِيْمَةِ جَوَانِحِي
wasydud ‘alal ‘azîmati jawânihî
Teguhkan tulang-tulangku untuk melakukan niatku.
وَهَبْ لِيَ الْجِدَّ فِي خَشْيَتِكَ
wa hab liyal jidda fî khasyyatik
Karuniakan padaku keseriusan untuk bertakwa
pada-Mu,
وَالدَّوَامَ فِي اْلإِتِّصَالِ بِخِدْمَتِكَ
wad dawâma fil ittishâli bikhidmatika
kebiasaan untuk meneruskan bakti pada-Mu,
حَتَّى اَسْرَحَ اِلَيْكَ فِي مَيَادِيْنِ السَّابِقِيْنَ
hattâ asraha ilayka fî mayâdînis sâbiqîn
sehingga saya bergegas menuju-Mu bersama para penghulu
وَاُسْرِعَ اِلَيْكَ فِي الْبَارِزِيْنَ
wa usri‘a ilayka fil bârizîn
dan berlari ke arah-Mu bareng orang-orang terkemuka,
وَاَشْتَاقَ اِلَى قُرْبِكَ فِي الْمُشْتَاقِيْنَ
wa asytâqa ilâ qurbika fil musytâqîn
merindukan dekat pada-Mu bareng yang merindukan-Mu.
وَاَدْنُوَ مِنْكَ دُنُوَّ الْمُخْلِصِيْنَ
wa adnuwa minka dunuwwal mukhlishîn
Jadikan daku akrab pada-Mu – dekatnya orang-orang yang tulus,
وَاَخَافَكَ مَخَافَةَ الْمُوْقِنِيْنَ
wa akhâfaka makhâfatal mûqinîn
dan takut pada-Mu – takutnya orang-orang yang percaya.
وَاَجْتَمِعَ فِي جِوَارِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِيْنَ
wa ajtami‘a fî jiwârika ma‘al mu’minin
Sekarang saya berkumpul di hadirat-Mu bareng kaum mukminin.
اَللَّهُمَّ وَمَنْ اَرَادَنِي بِسُوْءٍ فَأَرِدْهُ وَمَنْ كَادَنِي فَكِدُْهُ
Allâhumma wa man arâdanî bisûin fa-arid-hu
wa man kâdanî fakid-hu
Ya Allah!
Siapa saja yang bermaksud buruk padaku, tahanlah ia,
semua orang yang memperdayaku, gagalkan ia.
وَاجْعَلْنِي مِنْ اَحْسَنِ عَبِيْدِكَ نَصِيْبًا عِنْدَكَ
waj‘alnî min ahsani ‘abîdika nashîban ‘indak(a)
Jadikan saya hamba-Mu yang paling baik nasibnya
di sisi-Mu,
وَاَقْرَبِهِمْ مَنْزِلَةً مِنْكَ
wa aqrabihim manzilatam minka
yang paling akrab kedudukannya dengan-Mu,
وَاَخَصِّهِمْ زُلْفَةً لَدَيْكَ
wa akhashshihim zulfatan/l ladayk(a)
yang paling istimewa tempatnya di bersahabat-Mu.
فَإِنَّهُ لاَيُنَالُ ذَلِكَ اِلاَّ بِفَضْلِكَ
fainnahu lâ yanâlu dzâlika illâ bifadhlik(a)
Sungguh, semua ini tidak akan tercapai,
kecuali dengan karunia-Mu.
وَجُدْلِي بِجُوْدِكَ وَاعْطِفْ عَلَيَّ بِمَجْدِكَ
wa judlî bijûdik(a) wa‘thif ‘alayya bimajdik(a)
Limpahkan padaku kemurahan-Mu
Sayangi saya dengan kebaikan-Mu
وَاحْفَظْنِي بِرَحْمَتِكَ
wahfazhnî birahmatik(a)
Jaga diriku dengan rahmat-Mu
وَاجْعَلْ لِسَانِي بِذِكْرِكَ لَهِجًا وَقَلْبِي بِحُبِّكَ مُتَيَّمًا
waj‘al lisânî bidzikrika lahijâ
wa qalbî bihubbika mutayyamâ
Gerakkan lidahku untuk senantiasa berzikir pada-Mu
Penuhi hatiku semoga selalu mengasihi-Mu
وَمُنَّ عَلَيَّ بِحُسْنِ اِجَابَتِك
wa munna ‘alayya bihusni ijâbatik(a)
Berikan padaku yang terbaik dari ijabah-Mu
وَاَقِلْنِي عَثْرَتِي وَاغْفِرْ زَلَّتِي
wa aqilnî ‘atsratî waghfir zallatî
Hapuslah bekas kejatuhanku
Ampuni ketergelinciranku
فَإِنَّكَ قَضَيْتَ عَلَى عِبَادِكَ بِعِبَادَتِكَ
fainnaka qadhayta ‘alâ ‘ibâdika bi‘ibâdatik(a)
Sungguh, telah Engkau wajibkan hamba-hamba-Mu beribadah pada-Mu,
وَاَمَرْتَهُمْ بِدُعَآئِكَ وَضَمِنْتَ لَهُمُ اْلإِجَابَةَ
wa amartahum bidu‘âik(a) wa dhaminta
lahumul ijâbah
Engkau perintahkan mereka untuk berdoa pada-Mu
Engkau jaminkan pada mereka ijabah-Mu
فَإِلَيْكَ يَارَبِّ نَصَبْتُ وَجْهِي
failayka yâ Rabbi nashabta wajhî
Karena itu, terhadap-Mu, ya Rabbi,
aku hadapkan wajahku
وَاِلَيْكَ يَارَبِّ مَدَدْتُ يَدِيْ
wa ilayka yâ Rabbi madadtu yadî
terhadap-Mu, ya Rabbi, saya ulurkan tanganku
فَبِعِزَّتِكَ اسْتَجِبْ لِي دُعَآئِي وَبَلِّغْنِي مُنَايَ
fabi‘izzatikastajiblî du‘âî wa ballighnî munây(a)
Demi kebesaran-Mu, perkenankan doaku,
sampaikan daku pada cita-citaku
وَلاَتَقْطَعْ مِنْ فَضْلِكَ رَجَآئِيْ
walâ taqtha‘min fadhlika rajâî
Jangan putuskan harapanku akan karunia-Mu
وَاكْفِنِي شَرَّ الْجِنِّ وَاْلإِنْسِ مِنْ اَعْدَآئِيْ
wakfinî syarral jinni wal insi min a‘dâî
Lindungi aku dari kejahatan jin dan insan musuh-musuhku.
يَاسَرِيْعَ الرِّضَا
Yâ Sarî‘ar ridhâ
Wahai Yang Mahacepat ridha-Nya!
اِغْفِرْ لِمَنْ لاَيَمْلِكُ اِلاَّ الدُّعَآءُ.
ighfir liman lâ yamliku illad du‘â
Ampunilah orang yang tidak memiliki apa pun kecuali doa,
فَإِنَّكَ فَعَّالٌ لِمَاتَشَآءُ
fainnaka fa“âlun/l limâ tasyâ’
karena Engkau perbuat apa kehendak-Mu
يَامَنِ اسْمُهُ دَوَآءٌ وَذِكْرُهُ شِفَآءٌ وَطَاعَتُهُ غِنَى
yâ Manismuhu dawâ’ wa dzikruhu syifâ’ wa thâ‘atuhu ghinâ
Wahai Yang nama-Nya yakni obat
Yang zikir-Nya ialah penyembuhan
Yang ketaatan-Nya yaitu kekayaan!
اِرْحَمْ مَنْ رَأْسُ مَالِهِ الرَّجَآءُ وَسِلاَحُهُ الْبُكَاءُ
irham man ra’su mâlihir rajâ’ wa silâhuhul bukâ’
Kasihanilah orang yang hartanya cuma cita-cita
dan senjatanya hanya tangisan
يَاسَابِغَ النِّعَمِ يَادَافِعَ النِّقَمِ
yâ Sâbighan ni‘am(i) yâ Dâfi‘an niqâm(i)
Wahai Penabur karunia!
Wahai Penolak tragedi!
يَانُوْرَ الْمُشْتَوْحِشِيْنَ فِي الظُّلَمِ يَاعَالِمًا لاَيُعَلَّمُ
yâ Nûral musytawhisyîna fizh zhulam(i)
Yâ ‘Aliman la yu‘allam(u)
Wahai Nur yang menerangi mereka yang terhempas
dalam kegelapan!
Wahai Yang Mahatahu tanpa diberitahu!
صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَافْعَلْ بِي مَااَنْتَ اَهْلُهُ
shalli ‘alâ Muhammadin wa âli Muhammad
waf‘al bî mâ Anta ahluh(u)
Sampaikan shalawat kepada Muhammad
dan keluarga Muhammad
Lakukan padaku apa yang layak bagi-Mu
وَصَلَّى اللهُ عَلَى رَسُوْلِهِ وَاْلأَئِمَّةِ الْمَيَامِيْنَ مِنْ آلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا.
wa shallallâhu ‘alâ rasûlihi wal aimmatil mayâmîna min âlihi
wa sallama taslîman katsîrâ
Semoga Allah melimpahkan kesejahteraan
terhadap Rasul-Nya serta para Imam yang mulia dari keluarganya; sampaikan salam terhadap mereka.
Sumber:
- Buku “Kisah-kisah Ksatria Surga”
- Buku “Senarai Doa Sepanjang Masa”
- Nurmadinah.com
- ahlulbaitindonesia.or.id
Sumber harus di isi