Daftar Isi
Kata Majemuk. Penting mengetahui pengertian kata majemuk untuk menyusun suatu goresan pena yang elok. Ingat, bahwa sebuah goresan pena yang manis tersusun dari paragraf yang baik. Sementara paragraf yang bagus, tersusun pula dari susunan kata yang rapi dan baik pula.
Ya, dalam sebuah kalimat sebagai penulis kau harus paham penyusunan kata. Salah satu yang penting untuk dipahami yaitu sebuah kata majemuk. Apa itu kata majemuk dan apa bedanya dengan jenis kata lain?
Jika kau mencari balasan itu, maka langkah yang tepat kalau kamu membaca postingan ini. Mari kita ulas secara lengkap!
Pengertian Kata Majemuk
Kata beragam yaitu adonan dua kata (morfem) dasar yang menghasilkan kata dengan makna baru. Kata ini berlawanan pula dengan frasa sehingga harus sungguh-sungguh diperhatikan.
Apa bedanya kata beragam dan frasa? Pada penggabungan kata dalam bentuk frasa, kita dapat mengenali dari posisi satu kata dengan kata lain yang berlainan. Satu kata ialah inti, dan kata lainnya berfungsi menjelaskan atau mengambarkan kata intinya.
Baca Juga:
- 18 Macam Konjungsi Lengkap dengan Contoh dan Penjelasannya
- Kalimat Efektif: Pengertian, Prinsip, Karakteristik dan Contoh Lengkapnya
- 15 Macam Tanda Baca: Penggunaan, Fungsi, Contoh dan Cara Penulisan
Ciri-Ciri Kata Majemuk
Salah satu ciri kata majemuk yang paling gampang dijumpai ialah tiap kata dasar yang membentuknya memiliki kedudukan sama. Tidak ada bentuk inti atau pun yang sifatnya menjelaskan atau dijelaskan. Kata ini menghasilkan makna baru dari campuran dua kata dasar tersebut, yang hasil maknanya tersebut mampu sungguh berbeda dari kata dasar yang membentuknya.
Berikut ini yakni ciri-ciri kata beragam yang perlu kamu pahami.
1. Tidak Bisa Disisipi
Ciri kata beragam yang utama ialah hasil katanya tidak mampu disisipi. Kaprikornus, untuk membedakannya dengan frasa, cobalah untuk membuat sisipan di antara dua kata dasar pembentuknya dan lihat mirip apa maknanya.
Ketika gabungan kata tadi dapat disisipi tanpa mengubah maknanya, artinya adonan kata tersebut yaitu frasa. Akan tetapi, jika campuran kata tersebut berubah maknanya, berarti ialah kata majemuk.
Contoh:
“kacamata”
Tidak mampu disisipi menjadi “beling pada mata”, atau “kata dari mata”, memiliki arti ini yaitu kata majemuk.
“sakit mata”
Bisa disisipi menjadi “sakit di mata” atau “sakit pada mata”, mempunyai arti ini yakni frasa.
2. Tidak Dapat Diperluas
Kata ini tidak mampu diperluas dengan imbuhan berbentukawalan atau afiks dan akhiran hanya di masing-masing katanya. Jika akan menunjukkan imbuhan, imbuhan harus ditambahkan di adonan kata tersebut sehingga memiliki makna. Berbeda dengan frasa yang bisa diperluas dengan penambahan afiks di satu kata saja.
Contoh:
Kata beragam “kereta api”, kata ini tidak mampu diperluas dengan imbuhan di satu kata saja, menjadi “perkereta api” atau “kereta apian”. Apabila harus menggunakan imbuhan, imbuhan harus diletakkan di permulaan dan akhir untuk mengapit kedua kata yang membentuknya, sehingga menjadi “perkeretaapian”.
3. Posisi Tidak Dapat Ditukar
Ciri ketiga dari kata ini yakni kata-kata yang membentuknya bersifat tetap. Artinya, posisi dari kata-kata tersebut tidak bisa ditukar satu sama lain. Jika ditukar, maknanya akan hilang atau berubah.
Contoh:
Kata beragam “angkat kaki” memiliki arti ‘pergi’. Kata ini tidak bisa ditukar menjadi “kaki angkat” alasannya maknanya akan berubah atau menjadi tidak terperinci.
Kata “oleh-oleh” yang berarti “oleh-oleh” juga tidak bisa ditukar menjadi “tangan buah” sebab maknanya jadi tidak terperinci.
4. Tidak Bisa Ditambah dan Dipisahkan
Unsur kata majemuk tidak dapat ditambah dan dipisahkan. Kata makan hati tidak mampu dipisahkan menjadi makanan hati atau makan itu hati.
Perbedaan Kata Majemuk dan Frasa
Mungkin hal yang paling kerap ditanyakans soal kata beragam yakni apa perbedaan kata ini dengan frasa? Keduanya sama-sama sebuah kata. Namun pertanyaan ini bahu-membahu gampang dijawab jika kita tahu rancangan tentang kata ini dalam bahsa Indonesia (lihat pembahasan perihal usulan para mahir tata bahasa ihwal kata beragam).
Kalau kita ikuti rancangan yang diajukan para tata bahasawan tradisional yang menyaksikan kata ini selaku komposisi yang mempunyai makna baru atau memiliki satu makna, maka bedanya dengan frasa ialah bahwa frasa tidak memiliki makna gres, melainkan makna sintaktik atau makna gramatikal.
Contoh bentuk meja hijau yang berarti pengadilan ialah kata beragam, sedangkan meja saya yang memiliki arti ‘saya punya meja hijau’ adalah sebuah frasa. Kalau kita ikuti rancangan linguis stuktural yang menyatakan bahwa kedua unsur kata beragam tidak mampu disela dengan komponen lain.
Contoh bentuk mata sapi yang bermakna ‘telur goreng tanpa dihancurkan’ sebab tidak mampu disela dengan komponen lain, adalah suatu kata beragam. Sebaliknya, contoh mata guru yang mempunyai arti ‘mata kepunyaan guru’, alasannya adalah mampu disela, misalnya menjadi mata guru adalah sebuah frasa.
Apabila kita ikuti desain bahwa salah satu atau kedua bagian kata majemuk berbentukmorfem dasar terikat, makanya bedanya dengan frasa ialah bahwa kedua unsur frasa senantiasa berisikan bentuk bebas atau bentuk yang betul-betul berstatus kata.
Macam-Macam Kata Majemuk
Kata majemuk mampu diklasifikasikan berdasarkan asal-usulnya selaku frasa, yakni frasa yang endosentris atributif, endosentris koordinatif dan eksosentris.
a. Endosentris Atributif
Kata beragam endosentris atributif ialah kata majemuk yang disusun dengan kontruksi sama dengan salah satu atau semua komponen pembentuknya. Selain itu salah satu unsur itu bertindak selaku inti, sedangkan yang lain sebagai pembatas.
Kata-kata yang termasuk endosentris atributif yaitu:
1. Kelompok endosentris atributif yang pertama yakni kelompok kata majemuk yang secara umum tidak diketahui atau tidak diketahui lagi bagian formatifnya. Contoh: balairung, singgasana, hulubalang, nusantara, dan bumiputra.
2. Kelompok idiom serta metafora yang telah mati, misalnya: matahari, anak mata, jantung hati, panjang tangan.
3. Kelompok kata yang telah membeku atau sedang dalam proses membeku, contohnya: rumah makan, pasar malam, meja tulis, dan surat kabar.
4. Kelompok kata beragam yang salah satu unsurnya bersifat terikat, misalnya: mahasiswa, kemudian lalang, gelap gulita, dan bau tanah bau tanah.
Baca Juga:
- 300+ Kata Baku dan Tidak Baku Yang Sering Dipakai dan Salah
- 15 Jenis Kata Hubung Lengkap dengan Contohnya
- Klausa: Pengertian, Ciri-ciri, Klasifikasi dan Contoh Lengkapnya
b. Endosentris Koordinatif
Kata beragam endosentris koordinatif ini terjadi kalau kedua bagian pembentuknya sederajat kedudukannya. Contoh: pecah belah, tanah air, kaki tangan, dan sendratari.
c. Eksosentris
Kata majemuk eksosentris terjadi bila kelas kata adonan itu lain atau berbeda dari salah satu atau semua unsur pembentuknya. Contoh: bawah sadar, hebat, mancanegara, kalau, manakala.
Berdasarkan kata pembentuknya, kata majemuk dibedakan menjadi:
1. Kata beragam yang tersusun dari kata benda yang disandingkan dengan kata benda lainnya.
Contoh: Kapal udara, sapu tangan, anak emas, dll.
2. Kata majemuk yang tersusun dari kata benda yang disandingkan dengan kata kerja.
Contoh: Kapal terbang, meja makan, anak pungut, dll.
3. Kata beragam yang tersusun dari kata benda yang disandingkan dengan kata sifat.
Contoh: Orang tua, pejabat tinggi, rumah sakit, dll.
4. Kata majemuk yang tersusun dari kata sifat yang disandingkan dengan kata benda.
Contoh: Panjang tangan, keras kepala, tinggi hati, dll.
5. Kata beragam yang tersusun dari kata bilangan yang disandingkan dengan kata benda.
Contoh: Pancaindera, sapta marga, dwiwarna, dll.
6. Kata majemuk yang tersusun dari kata kerja yang disandingkan dengan kata kerja yang lain.
Contoh: Naik turun, pulang pergi, keluar masuk, dll.
7. Kata majemuk yang tersusun dari kata sifat yang disandingkan dengan kata sifat lainnya.
Contoh: Tua muda, besar kecil, terpelajar berakal, dll.
Tata Cara Penulisan Kata Majemuk
Penulisan kata beragam dalam bahasa Indonesia di tiap unsurnya mampu ditulis dengan dua cara, yakni dengan cara terpisah dan bisa dengan cara digabung. Bentuk kata majemuk yang ditulis secara terpisah di tiap unsurnya berarti disebut kata majemuk tidak senyawa. Sementara bila rangkaian bentuk dasar yang digabungkan ditulis gabung, disebut kata majemuk senyawa.
Contoh:
Kata Majemuk Senyawa: dukacita, sukacita, matahari, kacamata, saputangan, segitiga
Kata Majemuk Tidak Senyawa: kereta api, oleh-oleh, rumah sakit, mata kaki, harga diri
Baca Juga:
- 15 Macam Tanda Baca: Penggunaan, Fungsi, Contoh dan Cara Penulisan
- 18 Macam Konjungsi Lengkap dengan Contoh dan Penjelasannya
- Perbedaan Singkatan dan Akronim: Penjelasan dan Contoh Lengkap
Makna Kata Majemuk
Kata majemuk dapat dibedakan berdasarkan makna yang dihasilkan oleh adonan kata tersebut. Adapun beberapa bentuk kata beragam menurut maknanya, mencakup :
1. Idiom
Kata majemuk termasuk idiom dikala makna dari kata tersebut sama sekali gres sehingga tidak ada makna yang timbul dari salah satu kata dasar yang mengarah pada makna gres dari kata tersebut. Artinya, kata majemuk yang berupa idiom yaitu kata mempunyai arti baru dengan arti yang melenceng dari makna kata-kata dasar pembentuknya.
Contoh:
harga diri
matahari
matabatin
terangbulan
2. Semi-idiom
Kata mejemuk jenis semi-idiom berarti makna gres yang dihasilkan masih memiliki makna orisinil dari salah satu kata dasar yang membentuknya. Akan namun, makna gres yang dihasilkan mengalami perubahan sehingga sedikit mengganti artinya.
Contoh:
rumah sakit
rumah singgah
buku tulis
bulan sabit
buku catatan
Makna Kata Majemuk Berdasarkan Kategorinya
Makna kata beragam dalam bahasa Indonesia terdapat dalam kata yang berkategori verba, nomina, dan adjektiva. Dalam Pateda (1996: 146-147) Makna kata ini dapat ditelusuri lewat klasifikasi yang membentuknya.
Kata majemuk dalam bahasa Indonesia terdapat dalam kata yang berkategori verba, nominal, dan adjektiva.
Makna kata beragam yang berkategori verba yakni:
1. Melaksanakan kegiatan contohnya bunuh diri, tatap paras
2. Dan, contohnya timbul karam
3. Penyebab, misalnya geger otak, mabuk laut
4. Untuk, contohnya berani mati, ganti rugi
5. Akan, misalnya hancur lebur, terperinci benderang
Makna kata beragam yang berkategori nominal, ialah:
1. Tempat, contohnya rumah makan
2. Kepunyaan, misalnya kaki meja
3. Dari, contohnya garam Inggris
4. Tentang, contohnya tata boga
5. Mengenai, contohnya kontes lari
6. Untuk, contohnya uang muka
7. Menghasilkan, contohnya batu api
8. Berbentuk, contohnya sisi empat
9. Bahan, misalnya cincin emas
10.Dan, misalnya suami istri
Makna kata beragam yang berkategorial adjektif antara lain yang memiliki arti sifat, contohnya:
1. Rendah hati
2. Budi pekerti
3. Ringan tangan
4. Besar kepala
Baca Juga:
- Teknik Menulis Bagi Pemula: Memperdalam Penggunaan Kata Sebelum Menulis
- Kalimat Efektif: Pengertian, Prinsip, Karakteristik dan Contoh Lengkapnya
- Macam-Macam Kata Kerja dan Contoh Lengkapnya
250+ Contoh Kata Majemuk
Dari klarifikasi di atas apakah kamu telah mengerti pemahaman kata beragam? Supaya semakin jelas, berikut yaitu contoh kata beragam yang kami lansir dari berbagai sumber.
Air terjun | Darah biru | Inti sari | Olah raga |
Akad nikah | Darah masbodoh | Jantung hati | Olah rasa |
Akal akal | Darah panas | Jantung kota | Olah tubuh |
Akhir abad | Darah dinging | Jantung pertahanan | Ongkos jalan |
Akil baliq | Darah daging | Jatuh miskin | Orang renta |
Ahli bahasa | Dasa domba | Juru batu | Orang ajaib |
Alim ulama | Daya cipta | Juru gambar | Orang muda |
Amal ibadah | Daya guna | Juru kunci | Pagi buta |
Aman makmur | Daya upaya | Juru masak | Padang rumput |
Aman sentosa | Dendam kusumat | Juru mudi | Padang pasir |
Amal jariah | Doa restu | Juru bayar | Pahit getir |
Amala sholehah | Dendang riang | Kacau balau | Palang pintu |
Anak angkat | Dua sejoli | Kalang kabut | Panas hati |
Anak tiri | Duka cita | Kota madya | Panas terik |
Anak istri | Duka nestapa | Kota mati | Pandan anyir |
Anak kapal | Duta besar | kota praja | Panjang lebar |
Anak hutan | Empu jari | Kurus kering | Pangkal jalan |
Anjing hutan | Empu kunyit | Kuning langsat | Pejam mata |
Aneka warna | Empu kaki | Lahir batin | Pecah belah |
Angin darat | Fakir miskin | Lagak ragam | Penjuru dunia |
Angin ribut | Falsafah negara | Laki bini | Peri laris |
Angin sakal | Gaduh riang | Lalat langau | Peri kemanuasiaan |
Angin maritim | Gagah berani | Lalu lintas | Patah arang |
Angkara murka | Gagah perkasa | Lambat laun | Patah tulang |
Angkat senjata | Garis besar | Lambung kapal | Putus cita-cita |
Angkat perang | Garis waktu | Lapis baja | Pupuk hijau |
Angkatan Udara | Gagap gempita | Lawan kata | Raja dangdut |
Angkatan Laut | Gelak tawa | Lintah darat | Raja minyak |
Angkatan Darat | Gelap gulita | Lemah lunglai | Riang bangga |
Baik akal | Gelap pekat | Letih lesu | Rendah diri |
Bala pemberian | Gerak tubuh | Lidah buaya | Rendah hati |
Bambu runcing | Gerak gerik | Lindah darat | Roda kehidupan |
Bank simpanan | Gotong royong | Lintas batas | Raut muka |
Bantal guling | Gundah gulana | Luar biasa | Sambung nyawa |
Banting tulang | Gunung api | Luar dalam | Semak belukar |
Benteng keraton | Hak milik | Luluh lantak | Senda gurau |
Barat daya | Hak ikhwal | Lurus hati | Senyum simpul |
Barat laut | Hamba hukum | Mabuk darat | Serah terima |
Basah kuyup | Hamba sahaya | Maha besar | Suami istri |
Batang hidung | Hancur lebur | Maha kuasa | Surat kabar |
Batang leher | Hancur luluh | Maha esa | Tabah hati |
Bintang kejora | Harga mati | Maha raja | Tahan banting |
Bintang berekor | Hari jadi | Main asing | Tahan lapar |
Bintang timur | Hari raya | Main mata | Tahun gajah |
Bongkar pasang | Harta karun | Makan honor | Tanah botak |
Buah baju | Hati nurani | Makan hati | Tanah lapang |
Buah bibir | Hawa nafsu | Makan minum | Tanda jasa |
Buah hati | Hemat cermat | Makan suap | Tutup mata |
Buah pinggang | Hilang lenyap | Mana mungkin | Tutur kata |
Budi pakerti | Hilir mudik | Mala bencana alam | Uang kursi |
Buka kartu | Hina dina | Mara bahaya | Uang gedung |
Buka tangan | Hulu sungai | Mana bias | Uang pangkal |
Buku tabungan | Hulu balang | Masa bodoh | Uang jalan |
Bulan sabit | Hulu hara | Mata angin | Uang kertas |
Bumi putera | Hutan berantara | Mata bola | Uang panas |
Bunga tanah | Hutan rimba | Mata pisau | Uang saku |
Burung hantu | Hutan belukar | Mati kutu | Urat nadi |
Buta abjad | Hutang piutang | Merah jambu | Utang piutang |
Cakap angin | Ibu jaro | Minta maaf | Wajib berguru |
Caci maki | Ibu angkat | Merah putih | Wabah penyakit |
Campur aduk | Ibu tiri | Meja tulis | Wali kota |
Cantik jelita | Ibu negara | Meja makan | Wali murid |
Cantik semok | Ibu pertiwi | Muda dewasa | Warta isu |
Cantik mungil | Ibu suri | Nafsu birahi | Yatim piatu |
Cerai berai | Ikat kepala | Nafsu makan | Zaman kerikil |
Cerdas tangkas | Ikat pinggang | Naik banding | Zaman orde baru |
Cerdas berakal | Ibu angkat | Naik daun | Zaman keemasan |
Jika kamu ingin lebih memahami tentang bahan ini, kami mempunyai rekomendasi buku yang tepat:
E-book Gratis
Selain memperlihatkan saran buku, kami juga menawarkan e-book gratis bagi kau yang terpesona dengan dunia penulisan buku. Ebook ini kami berikan Istimewa untukmu yang ingin belajar menulis buku. Silahkan download e-book gratis yang Anda perlukan di bawah ini:
- E-book : Cara Mudah Menulis Buku
- E-book : Rahasia Menulis Buku Ajar
- E-book : Self Publishing
- E-book : Pedoman Menulis Buku Tanpa Plagiarisme
- E-book : Strategi Jitu Menulis Buku Monograf
- E-book : Cerdas Menulis Buku Referensi
Semoga postingan ini bermanfaat. Jika masih ada pertanyaan mampu kamu taruh di kolom komentar. Selamat menulis!
Sumber mesti di isi