Kurva Lonceng


Kurva lonceng yakni jenis distribusi umum untuk variabel, juga diketahui selaku distribusi wajar . Istilah “kurva lonceng” berasal dari fakta bahwa grafik yang dipakai untuk menggambarkan distribusi normal berisikan kurva berupa lonceng yang simetris.





Titik tertinggi pada kurva, atau puncak lonceng, mewakili kejadian yang paling mungkin terjadi dalam rangkaian data , sementara semua kemungkinan kemunculan lainnya didistribusikan secara simetris di sekitar mean, membuat kurva miring ke bawah di setiap sisi puncak. Lebar kurva lonceng diterangkan oleh deviasi standarnya.





Istilah “kurva lonceng” dipakai untuk menggambarkan penggambaran grafis dari distribusi probabilitas wajar , yang patokan deviasinya yang mendasarinya dari mean membuat bentuk lonceng melengkung. Deviasi persyaratan yaitu pengukuran yang digunakan untuk mengukur variabilitas penyebaran data, dalam satu set nilai tertentu di sekitar mean. Mean, pada gilirannya, mengacu pada rata-rata semua titik data dalam kumpulan atau urutan data dan akan didapatkan di titik tertinggi pada kurva lonceng.





Analis keuangan dan investor sering memakai distribusi probabilitas wajar saat menganalisis pengembalian sekuritas atau sensitivitas pasar secara keseluruhan. Di bidang keuangan, deviasi tolok ukur yang menggambarkan pengembalian sekuritas dikenal selaku volatilitas.





Kurva lonceng




Misalnya, saham yang menampilkanbell curve biasanya yaitu saham blue chip dan saham yang memiliki volatilitas lebih rendah dan pola perilaku yang lebih mampu diprediksi. Investor menggunakan distribusi probabilitas wajar dari pengembalian kurun kemudian saham untuk menciptakan asumsi tentang pengembalian abad depan yang dibutuhkan.





Lebar kurva lonceng ditentukan oleh deviasi standarnya, yang dihitung sebagai tingkat kombinasi data dalam sampel di sekitar mean. Menggunakan aturan empiris, misalnya, kalau 100 nilai tes dikumpulkan dan dipakai dalam distribusi probabilitas normal, 68% dari nilai tes tersebut mesti berada dalam satu kriteria deviasi di atas atau di bawah rata-rata. Memindahkan dua deviasi persyaratan dari mean harus mencakup 95% dari 100 nilai tes yang dikumpulkan. Memindahkan tiga kriteria deviasi dari mean harus mewakili 99,7% dari skor (lihat gambar di atas).





Meskipun bell curve yaitu desain statistik yang sungguh berguna, penerapannya di bidang keuangan dapat dibatasi sebab fenomena keuangan — mirip pengembalian pasar saham yang diharapkan — tidak jatuh dengan rapi dalam distribusi normal. Oleh karena itu, terlalu mengandalkan bell curve ketika membuat prediksi wacana peristiwa ini mampu menjadikan hasil yang tidak dapat diandalkan. Meskipun sebagian besar analis sungguh menyadari batasan ini, tetapi relatif susah untuk mengatasi kekurangan ini alasannya sering tidak jelas distribusi statistik mana yang hendak dipakai sebagai alternatif.



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama