Daftar Isi
Kriteria Buku Ajar. Penulis buku asuh mesti sesuai dengan perkembangan zaman, sebab ilmu wawasan terus berkembang dan minat anak asuh juga niscaya semakin beragam.
Terlebih, mutu buku ajar tidak hanya diperuntukan pada penerima latih, tetapi juga diubahsuaikan dengan patokan internasional dan keperluan pembelajaran sekarang ini.
Tapi, menulis buku latih yang baik dan benar sesuai rencana pembelajaran dan menarik minat akseptor latih juga tak mudah. Praktisi, dosen atau penulis buku ajar mesti memiliki pemahaman yang lebih luas dan banyak acuan untuk menyusunnya.
Apalagi buku asuh berfungsi sebagai pedoman mencar ilmu siswa dan pembelajaran bagi tenaga pendidik. Karena itu, buku didik memiliki tugas penting dalam menolong terlaksananya pembelajaran yang bagus dan sesuai rencana.
Namun, memilih persyaratan buku latih yang baik dan benar juga tidak sembarang. Ada banyak hal yang mesti diperhitungkan dalam membuat dan memilih buku didik baik dan benar.
Pengertian buku latih
Buku bimbing yaitu sumber bacaan yang sering dipakai dalam dunia pendidikan, dari pendidikan sekolah dasar sampai akademi tinggi. Buku latih ini dipakai selaku pendukung untuk mempelajari bahan.
Karena itu, buku bimbing ini cukup berpengaruh signifikan bagi akseptor latih dalam menyerap info dan wawasan mengenai bidang yang sedang dipelajari.
Buku latih juga diartikan sebagai buku penunjang kelengkapan proses pembelajaran yang ruang lingkupnya dibatasi oleh kurikulum dan silabus. Buku didik pun pastinya berbeda dengan buku tes, yang ialah buku di bidang studi tertentu untuk penerima asuh pada jenjang pendidikan tertentu.
Pemahaman wacana buku latih pun cukup berlawanan-beda di antara para ahli dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Anda mampu menyimaknya untuk menawan kesimpulan mengenai buku asuh.
1. DIKTI
Menurut DIKTI, buku bimbing yaitu pegangan untuk mata kuliah yang disusun dan ditulis oleh pakar di bidangnya. Penulisan buku latih oleh pakar ini menyanggupi buku teks, diterbitkan secara resmi dan disebarluaskan.
2. Suharjono
Suharjono beropini buku didik ialah buku yang digunakan sebagai buku pelajaran di bidang studi tertentu. Buku bimbing ialah buku patokan yang disusun oleh para andal di bidangnya dengan tujuan instruksional.
Di dalam buku ajar terdapat sarana-fasilitas pengajaran untuk memudahkan pembacanya mempelajari sesuatu. Buku didik umumnya dipakai di lingkup akademi tinggi maupun sekolah.
Baca Juga: Buku Ajar: Pengertian, Manfaat, Contoh, Jenis dan Cara Menulis
15 Kriteria Buku Ajar Yang Baik Dan Benar
Berikut tolok ukur buku asuh yang perlu Anda pahami:
1. Format Tulisan Sesuai Aturan
Kriteria buku bimbing yang bagus dan benar pertama ialah format tulisannya. Buku ajar yang bagus dan benar mesti mempunyai format goresan pena yang sesuai dengan aturan UNESCO, ialah maksimal kertas ukuran A4 (21 cm x 29,7 cm) dan sekurang-kurangnyaukuran kertas A5 (14,8 cm x 21 cm).
Selain itu, Direktoran Jenderal Pendidikan Tinggi juga memilih jumlah sekurang-kurangnyahalaman buku bimbing Sebanyak 49 halaman. Buku ajar juga telah mendapatkan ISBN (International Standard Book Number) dan menggunakan gaya Bahasa semi formal
Artinya, pilihan kata dalam buku didik tidak terlalu formal karena akan digunakan dalam Kegiatan belajar mengajar. Sehingga penerima latih akan lebih gampang memahaminya, karena gaya bahasanya seperti Bahasa ekspresi yang dipakai mengajar. Tapi, jangan pernah melalaikan struktur kalimat SPOK (subjek, predikat, objek dan informasi) dalam penulisannya.
2. Struktur Isi Buku Ajar Runtut
Struktur yakni pengaturan dan pengorganisasian bagian-bagian yang saling terkait dalam suatu objek material atau metode. Buku didik yang baik dan benar harusnya memiliki struktur isi yang tersusun secara secara runtut dan rapi sesuai dengan GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran) atau silabus.
Rata-rata buku asuh mempunyai 6 sampai 12 bab tergantung pada kompleksitas bahan yang diajarkan dan setiap satu bab disampaikan dalam satu hingga dua pertemuan.
Selain itu, buku latih yang baik dan benar juga perlu memiliki sub bagian yang berisi wacana soal-soal. Sehingga peserta latih bisa menguji kemampuannya dengan melakukan soal-soal tersebut.
Baca Juga: Perbedaan Buku Teks dan Buku Ajar
3. Teknik Penulisan
Kriteria buku ajar yang bagus dan benar selanjutnya ialah dari teknik penulisan. Teknik penulisan yaitu hal yang menyangkut dengan metodologi penulisan, gaya bahasa dan sebagainya. Tapi, ada tiga Teknik penulisan buku bimbing yang umum diterapkan oleh tenaga pendidik.
Teknik penulisan pertama adalah tulisan tenaga pendidik sendiri. Proses penulisan ini dimulai dari pengumpulan beberapa berita, kemudian di kontemplasi dan dikolaborasi dengan pemahaman lain untuk dituangkan ke dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa sendiri.
Teknik penulisan kedua adalah packing gosip kembali. Teknik penulisan ini paling banyak digunakan alasannya adalah tenaga pendidik tidak butuhmenulis dari permulaan. Tenaga pendidik cuma perlu mengemas kembali isu yang telah ada dengan gaya bahasa baru dan melakukan penyuntingan terhadap buku yang menjadi acuan penulisan.
Teknik penulisan ketiga yakni penataan gosip dengan mengkompilasi dari beberapa tulisan, buku, artikel, jurnal ilmiah hingga majalah yang memiliki topik sama dengan bahan buku didik yang ingin ditulis. Teknik penulisan ini juga diketahui selaku penataan kembali informasi untuk menciptakan buku didik yang baik dan benar.
4. Pertimbangkan Aspek Linguistik
Linguistik ialah ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Tapi, linguistic juga sering dikategorikan ke dalam ilmu kognitif, psikologi dan antropologi yang tergantung pada sudut pandang serta pendekatan peneliti.
Dalam membuat buku bimbing yang baik dan benar, Anda harus memperhatikan aspek linguistic yang menjadi salah satu bab penting. Karena, penggunaan bahasa yang tidak sempurna akan mempersulit atau membingungkan pembaca untuk memahaminya.
5. Konsep Jelas
Konsep ialah abstrak, entitas mental universal yang menunjukkan pada kategori atau kelas dari suatu entitas, insiden atau relasi. Buku bimbing yang bagus dan benar harusnya mempunyai konsep atau teori yang terang untuk diketahui peserta asuh.
Bila Anda memakai sumber atau rujukan yang menjadi contoh untuk menguatkan persepsi, gunakan konsep yang terperinci. Sehingga pembaca tidak akan kebingungan dalam memahaminya.
Karena buku asuh bukanlah karangan fiksi, maka Anda tidak bisa menulis kalimat atau teori yang sifatnya perkiraan atau usulan eksklusif. Jika asumsi itu tidak benar, hal ini justru akan menjadikan problem baru.
Sebaiknya, gunakan data dari teori yang sudah ada dan diakui kebenarannya. Jika teori itu sulit diketahui, maka Anda bisa menyederhanakannya dalam buku latih.
Baca Juga: 3 Langkah Penting Membuat Buku Ajar dari Hasil Penelitian
6. Sudut Pandang
Kriteria buku asuh yang bagus dan benar berikutnya adalah mempunyai sudut pandang. Sudut pandang yaitu teknik bercerita penulis atau menyajikan suatu tulisan, tergolong buku latih. Anda tidak hanay memerlukan sudut pandang untuk menulis kisah atau melakukan fotografi, namun juga menulis suatu buku latih.
Buku latih yang bagus dan benar harus memperhatikan adanya sudut pandang yang terang, tegas dan konsentrasi. Ada dua sudut pandang yang bisa dipakai oleh penulis, yaitu memakai sudut pandang orang pertama atau sudut pandang orang ketiga.
Sudut pandang orang pertama merupakan sudut pandang yang memakai kata “saya” atau “aku”. Sedangnya, sudut pandang orang ketiga ialah sudut pandang yang sifatnya lebih global.
Dalam penulisan buku bimbing yang baik dan benar, sudut pandang yang sesuai dipakai ialah sudut pandang orang ketiga untuk membantu penulis menyampaikan setiap rincian info.
7. Koherensi
Koherensi yakni suatu teladan keterkaitan antara bagian yang satu dengan bab lain, sehingga kalimat memiliki kesatuan makna yang utuh. Dalam kata lain, koherensi mengandung makna pertalian antara kalimat yang satu dengan yang lain.
Buku bimbing yang bagus dan benar mesti ditulis saling bekerjasama dan terkait satu sama lain. Artinya, isi antara bagian satu dengan bagian yang lain sakit berhubungan dan masih dalam satu topik pembahasan.
Anda mampu menulis buku bimbing yang mempunyai koherensi, dengan cara menciptakan perencanaan bahan. Karena, tanpa adanya perencanaan penulisan yang baik akan susah menciptakan koherensi antara satu bab dengan bagian lainnya.
8. Menstimulasi Otak
Kriteria buku latih yang baik dan benar selanjutnya yakni menstimulasi otak. Stimulasi yaitu rangsangan suara, visual, sentuhan, kinestetik yang diberikan sejak otak bayi mulai meningkat . Karena, buku bimbing bertujuan untuk mencerdaskan peserta bimbing. Maka, buku latih yang baik dan benar harusnya mampu menstimulasi otak peserta didik.
Penulis tidak cuma harus menguasai standar buku latih, namun juga perlu inisiatif dan kreativitas dalam mengemas ilmu atau teori yang menjadi lebih mempesona sehingga bisa menstimulasi otak. Makara, peserta bimbing akan lebih cepat menangkap ilmunya dan terdorong untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Baca Juga: Tips Memilih Jasa Percetakan Buku Ajar
9. Menarik Perhatian
Buku asuh yang bagus dan benar harus menarik perhatian penerima asuh atau pembacanya, tidak cuma karya tulis fiksi saja yang mempesona. Karena, menawan perhatian yakni kunci utama yang mampu mendorong akseptor bimbing untuk membacanya.
Dalam menulis buku ajar yang menarik, Anda mampu mencari beberapa tumpuan dari penulisan karya tulis non fiksi, mirip buku motivasi, buku mengasah kemampuan dan semacamnya.
10. Memotivasi Pembaca
Motivasi adalah proses menerangkan intensitas, arah dan keteguhan seseorang untuk meraih maksudnya. Motivasi sangat diharapkan biar seseorang lebih bersemangat dan memicu diri. Motivasi tidak hanya berupa ucapan, tetapi juga kalimat atau kata-kata.
Karena buku ajar mesti menawan dan mencerdaskan peserta latih, maka penulis mesti mampu menunjukkan motivasi secara tersirat dalam buku didik tersebut. Penulis bisa memberikan motivasi terhadap pembaca lewat materi yang disampaikan dalam buku didik.
11. Penekanan Jelas
Kriteria buku latih selanjutnya yaitu mempunyai pemfokusan jelas. Buku asuh yang baik dan benar juga mesti memiliki pemfokusan yang terang. Maksudnya, buku aja mesti bisa menunjukkan pengutamaan nilai pada bahan yang disampaikan. Misalnya, Anda menulis buku ajar perihal psikologis. Maka Anda mampu memperlihatkan pemfokusan lebih khusus perihal psikologi anak atau lainnya.
12. Terdapat Catatan Kaki Atau Daftar Pustaka
Catatan kaki yakni informasi suplemen tentang sumber acuan yang tertulis di bab bawah halaman. Catatan kaki ditulis menggunakan aksara yang lebih kecil ketimbang isi halaman untuk menyertakan uraian perihal tumpuan di dalam buku didik atau karya tulis.
Selain itu, catatan kaki juga berfungsi untuk menjelaskan lebih detail perihal suatu ungkapan abnormal di dalam kalimat, jikalau diharapkan. Catatan kaki ini hampir serupa dengan dafta pustaka yang terletak di bab selesai sesudah penutup. Tapi, daftar pustaka memperlihatkan uraian perihal judul buku atau jurnal referensi, nama pengarang, tahun, wilayah hingga nama penerbitnya.
Buku bimbing yang bagus dan benar harus menyertakan catatan kaki atau daftar pustaka untuk menawarkan rujukan lain pada pembaca. Cara ini juga akan mempermudah pembaca membedakan antara persepsi ahli dan tidak. Catatan kaki dan daftar pustaka sekaligus mendukung teori-teori yang tertulis dalam buku ajar agar mampu dipertanggungjawabkan.
13. Lengkap dengan TIU, TIK dan Kompetensi
TIU (Tes Inteligensi Umum) adalah tes yang dipakai untuk mengukur kesanggupan intelektual atau akademisi seseorang. Tes ini bertujuan melatih nalar berpikir sekaligus materi latihan untuk menyiapkan diri untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi.
Sedangkan. TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) ialah paying besar terminologi yang mencakup seluruh perlengkapan teknis untuk memproses dan memberikan info. TIK meliputi dua aspek, yakni teknologi isu dan teknologi komunikasi.
Buku ajar yang bagus dan benar harusnya juga membubuhkan tes inteligensi umum (TIU), teknologi info dan komunikasi (TIK), dan tes kompetensi dasar. Tujuannya, penerima ajar bisa mengukur sendiri kemampuan dan seberapa luas pengetahuannya dalam sisi akademisi setelah membaca buku asuh.
Semua tes kemampuan dasar dan pengetahuan lazim ini sekaligus menjadi wadah latihan para akseptor didik untuk merencanakan cobaan atau tes naik ke jenjang selanjutnya.
Baca Juga: Mengenal Macam Macam Buku Ajar
14. Sesuai Rencana Pembelajaran
Kriteria buku asuh berikutnya yakni sesuai rencana pembelajaran. Rencana pembelajaran juga bisa disebut selaku rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ialah pegangan seorang tenaga pendidik dalam melakukan Kegiatan belajar mengajar. Tenaga pendidik harus memiliki RPP untuk membantunya dalam mengajar semoga sesuai dengan persyaratan kompetensi dan kompetensi dasar yang ingin diraih pada hari itu.
RPP ini lazimnya juga berbentuk silabus. Buku latih yang baik dan benar harusnya mengaku pada RPP atau silabus. Sehingga sasaran kompetensi yang ingin dicapai tenaga pendidik pada siswanya juga sama dengan isi buku bimbing.
Karena itu, penulis mesti mengetahui kurikulum, silabus maupun RPP yang diharapkan setiap penerima bimbing sesuai jenjangnya sebelum membuat buku didik. Jadi, peserta asuh akan lebih paham dan bisa mengikutinya. Di segi lain, sasaran tenaga pendidik pun tercapai.
15. Penerbit Kredibel
Kriteria buku ajar yang baik dan benar terakhir yakni datang dari penerbit kredibel Penerbit ialah Lembaga atau institusi yang mengolah Naskah mentah dari penulis menjadi materi goresan pena siap cetak untuk dibuat selaku buku dan dibagikan.
Secara lazim, penerbit mampu dibedakan menjadi dua, yaitu penerbit lazim dan penerbit khusus. Penerbit biasa yakni penerbit yang menerbitkan buku popular atau ilmiah secara biasa . Sedangkan, penerbit khusus ialah penerbit seorang ahli yang menerbitkan buku-buku, mirip buku pelajaran atau buku asuh.
Penerbit buku sebagai bab dari jejaring penerbitan memiliki tugas yang sungguh vital. Karena, tugasnya mengkoordinasikan komponen-unsur penerbitan, seperti penulis, percetakan, distributor dan yang lain. Selain itu, penerbit juga menggandakan Naskah, memperkirakan ongkos buatan, mengestimasikan daya jual sampai promosi buku.
Karena itu, buku asuh yang bagus dan benar pastinya tak jauh dari pemilih penerbit buku yang kredibel. Tanpa penerbit buku yang kredibel, buku asuh yang sudah ditulis dan dibuat mungkin kurang disenangi pembaca atau tidak terlalu diketahui .
Ingatlah, penerbit yang baik itu bisa mengakomodasi keinginan pembacanya. Penerbit yang cuma mempublikasikan buku menurut program penerbitannya condong akan ditinggalkan oleh pembacanya.
Sumber mesti di isi