5 Contoh Cerpen Singkat Dan Panjang Persahabatan



Contoh Cerpen – Pengertian Cerpen yaitu kependekan dari dongeng pendek. Contoh Cerpen merupakan sebuah bentuk prosa naratif fiktif. Biasanya cerpen condong ditujukan langsung pada tujuan pembahasan daripada karya fiksi lainnya.





Contoh Cerpen juga tergolong karya tulis yang menceritakan suatu kehidupan seseorang dengan singkat, ringkas, padat dan mengandung pesan yang akan disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Artinya yaitu, para pecinta cerpen mampu membaca suatu cerpen dalam waktu yang tidak terlalu lama atau berlarut-larut-teladan cerpen.





Berbeda dengan sebuah novel yang mana mempunyai berbagai problematika yang dibahas dan memakan waktu beberapa jam atau beberapa hari untuk menyelesaikannya.





Berikut ini ialah Contoh Cerpen Singkat Pendek dan Panjang yang sangat tepat buat anda jadikan acuan.





Contoh Cerpen Persahabatan












contoh cerpen




Aku memiliki teman mereka riza, muna, dan dewi. Pada sebuah hari kami didalam kelas sehabis bel jam pergeseran pelajaran berbunyi kami ngobrol sementara, dewi dan muna senantiasa ngomongin cowok hingga-hingga riza jengkel dengan mereka taulah sifat riza ia tak suka mikirin pacaran apa lagi pemuda, diantara kami berempat yang masih lajang aku dan riza, dan muna, dewi telah punya pacar dan sudah berulang kali dia putus jadian dengan pemuda yang berlawanan. pola cepren





“mun tau gak cowok gue itu ganteng banget” kata dewi
“kalau gue agar pu n kurang tampan tapi kaya lho”sahut muna
“hello jadi kita gak dianggap nih?”tanya riza
aku cuma diam saja





“emang kenapa sih riz?, coment aja, bilang aja elo sirik”kata muna
“oh ya?, dew!, pacar elo itu yang keberapa?”rindir riza
“apa elo bilang?”kata dewi





tiba-tiba guru masuk
“selamat siang!”kata guru
kami pun bubar dan menun da percakapan kami.





Setelah insiden itu hubunga kami makin buyar, umumnya kami memakan makan siang bersama sekarang hanya kita saya dan riza, sedangkan muna dan dewi makan siang dengan pemuda mereka





“riz kelihatanya jarak kita semakin jauh”kataku
“biarkan saja mereka, ir makasih ya elo masih mau denganku!”katanya sambil matanya berkaca
Aku pun memeluknya





Hingga pada sebuah hari muna diduakan oleh cowoknya, dan ia minta tolong kami
“plizz, bantu gue ya!”kata muna
riza diamsaja dan meninggalkan kami begitu saja
“riz!,”kata muna





Akupun menerangkan alasan kenapa riza tidak menjawabnya
“mun asal elo tau kenapa riza tidak menjawab usul elo, elo pikir ya!, elo telah menyakiti gue dan riza, gue masih bisa memaafkan elo tapi riza?, gue saranin elo harus minta maaf dengan riza, pertimbangkan itu!”kataku





Aku pun meninggalkanya, dan air mata muna yang semakin deras keluar.





Setelah itu muna mencoba untuk minta maaf kepada riza,
“riz!, maafin ya?”kata muna
“elo minta maaf?, apa tujuan elo?”kata riza
saya berupaya untuk membujuk riza supaya ia mau untuk maafin muna,
“riz maafin ya?, gue yakin muna minta maaf cuma untuk kembalinya persahabatan kita yang dahulu”kataku
“bener begitu mun?”tanya riza muna pun mengangguk mantap dengan mata berkaca, merereka berpelukan aku pun ikut terharu dengan kejadian itu.





Setelah insiden itu kami semakin dekat, pada sebuah hari teman sekelas kami adalah ifa ia mengantarpesan singkat yang berisi tentang dewi sahabat kami, memerlukan do’a dari kami semua untuk kesembuhanya dari penyakitnya ialah kelainan saraf otak, kami pun terkejut , keesokan harinya kelas kami ramai dengan bunyi tangisan,





“riz maafin gue!, gue salah telah mengingkari akad kita untuk menjadi teman slamanya”kata dewi
“iya wi!, gue maafin”kata riza
“nah ginilah yang gue mau”kataku





kamipun berpegang tangan dan saling bersumpah untuk menjadi sobat selamanya
“Kami berjanji untuk menjadi sobat untuk selama-lamanya”kata kami bersamaan, tiba-tiba tawa kami meledak berbarengan.





Contoh Cerpen Pendidikan





Pak Tani dan Ladangnya





Di suatu hari yang amat cerah, Pak Tani sedang menggarap sawahnya untuk ditanami jagung dan umbi-umbian yang lain. Dengan hati riang, Pak Tani mulai menanam bibit-bibitnya, berharap esok-esok cepat tumbuh sehingga mampu cepat dijual.





“Semoga tidak lebih dari dua ahad, bibit-bibit ini telah tumbuh dengan baik. Uang hasil memasarkan hasil panen kali ini akan saya belikan suatu sepeda untuk anakku” ujar Pak Tani sambil bersiul-siul dengan tampang yang ceria.





Hari demi hari mulai terlewati. Pak Tani merawat ladangnya denghan baik hingga semua tanaman mulai berbuah.





“Wah tanamanku telah mulai berbuah, akan saya panen esok hari, saat ini biarlah saya menikmati hari yang cerah bersama hasil ladangku yang banyak” ucap Pak Tani dalam hati, seraya mengambil pacul dan peralatan lainnya untuk pulang.





Malam harinya, tikus yang suka mencuri masakan tiba ke ladang Pak Tani.





“Hmmm, busuk kuliner di ladang ini membuatku lapar. Aku akan mengajak teman-temanku untuk berpesta disini” Lalu si tikus mengundang sobat-temannya untuk tiba ke ladang. Dalam sekejap, setengah hasil ladang Pak Tani sudah habis dikonsumsi oleh tikus. Dan tikus-tikus itupun pergi sehabis merasa kenyang.





Esok harinya, Pak Tani datang ke ladang, bersiap-siap untuk memanen. Alangkah terkejutnya Pak tani menyaksikan ladangnya sudah awut-awutan.





“Apa-apaan ini! Mengapa hasil ladangku hampir habis dikonsumsi binatang?! Lihat saja, akan saya balas mereka semua!”





Pak Tani sungguh marah, ia kemudian meletakkan jerat-jerat di sekeliling ladang semoga tikus-tikus yang tiba tidak akan pernah mampu masuk ke ladangnya lagi.





“Rasakan tikus-tikus pembangkang! Espok pagi akan aku tangkap mereka semua!” ujar Pak Tani menahan amarah.





“Ah, aku letih sekali siang ini. Tenagaku habis untuk memasang jerat-jerat ini. Esok saja lah aku teruskan memanen hasil ladang yang tersisa. Biar saja malam ini tikus-tikus itu mencicipi akibatnya”





Setelah pak tani pergi, sekawanan burung melayang melewati ladang Pak tani. Burung-burung itu menyaksikan masih ada banyak buah yang bisa dimakan.





“Wah rupanya tikus tidak menghabiskan isi ladang ini semalam. Ayo sahabat-sobat, kita isi perut kita agar tak kelaparan di perjalanan.” Ajak si burung terhadap kawanan burung lainnya.





Dan dalam waktu yang singkat, ladang Pak Tani sudah makin berantakan oleh kawanan burung itu. Sekarang bahkan tidak ada lagi yang mampu dipanen oleh Pak Tani.





“Sepertinya Pak Tani mesti berguru untuk tidak pernah menangguhkan pekerjaan” ucap tikus dan burung seraya tertawa meninggalkan ladang Pak Tani.






Contoh Cerpen Persahabatan Sejati









Ga banyak yang mampu gua lakuin di sini….. Semua terasa ga berguna bagi gua, hmm terlebih gua, terasa sangat ga memiliki kegunaan buat semua.
Hidup gua terasa sangat hampa, “monoton” kalo kata temen gue bilang. Well, malem ini… Kaya malem-malem sebelumnya, semenjak gua mencar ilmu megang gitar, gua senantiasa ngebayangin kalo gua bisa mainin ni gitar di depan temen-temen deket gua, cewe-cewe d kelas gua, temen-temen satu sekolah yang kenal ataupun belum mengenal gua, ampe semua orang di luar sana yang sama sekali belum pernah ngeliat gua… Dan khusus yang satu itu, kenalin.. Nama gua.. Dega a.k.a.. D_GhooL. Kenapa? Aneh? Heh.. ga usah sambil monyong gitu bacanya. Sini gua jelasin..





Kalo ditranskripsi secara fonetis, dghool menjadi [d?gul] bukan [d?gol]. Jadi, bacanya pake fonem /u/ bukan /o/. Kaprikornus lo lo semua ga perlu sampe monyong kaya manggil bemo, ngerti..?!





Nah kembali ke topik.. Seperti yang udah gua bilang tadi, bekerjsama setiap malam gua senantiasa ngebayangin jadi rockstar. Yea yea yea.. Kenapa gua bilang tiap malem..? Ya karena ampe malem ini gua belum mampu ngerasain, terlebih bener-bener menjadi seorang bintang rock. Hmm





Eits, tunggu.. Gua ini cuma salah satu dari berjuta pemimpi di dunia ini.. Dan di daerah daerah gua tinggal, ngejoglog segelintir orang kaya gua, segelintir pemimpi. Kenapa gua bilang gitu? Karena ga dikit di tempat gua ini yang idupnya ga lebih beruntung dari gua.. Dan kalo gua potong lagi segelintir pemimpi di daerah gua tadi menjadi sekelompok pemimpi, itulah kelompak gua.





Selain gua, yaitu temen deket gua, Ave. Ga jauh berbeda dengan gua, malah lebih parah kali. Karena ia adalah salah satu orang yang bikin gua menjaga mimpi gua dan ialah dampak paling besar dalam golongan gua ini. Kenapa mampu gitu?? Gua juga ga ngerti, namun yang gua tahu ia punya mimpi yang tinggi yang beliau digantungin di atas langit. Yea.. mungkin alasannya mimpinya yang lebih tinggi dari puncak himalaya itu kali ya, yang ngebuat beliau jadi kaya gitu.





Tapi ada benernya juga sih yang dipikirin sama dia, pada dasarnya yaitu memperjuangkan apa yang jadi cita-cita kita, Mungkin agak sedikit asing kali ya.. kenapa, karna bermimpi menjadi Rockstar yang sukses, sementara kita berada di dalam realita yang mampu dibilang bertolak belakang, it’s really difficult to accepted.. tetapi gue gak mampu nyangkal bahwa semua mimpi itu selalu ada di ruang yang berlainan di dalam diri Gue. Di ruangan khusus yang udah di kunci rapet-rapet dimana ga ada seorang pun atau hal apapun yang bisa ngeganggu..—Hati. Dan gua yakin suatu dikala gua mampu nemuin kunci itu dan ngebuka ruang di hati gua itu untuk ngedapetin apa yang ada di dalemnya.. ya.. mimpi gua.





Gue sadar setiap perjuangan pasti akan ada kendalanya, dan takterkecuali dengan usaha Gue. Yaitu, memperjuangkan mimpi gue supaya gue mampu meraihnya kelak. Kalo kata peribahasa sih.. Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Hmmmm dari sejak gua sekolah dasar kali gua denger tu peribahasa, tapi baru akhir-akhir ini gua ngerasain bener-bener makna yang ada di dalamnya.. Kemana aja gua ya..? Mungkin mimpi inilah jalan kedewasaan gua ya.. kini gua bener-bener ngerti kalo semua ini sungguh berarti buat gua.





Jengjengjeng.





Tibalah gua di sini. Di mana gua bisa meraih mimpi-mimpi dan cita-cita gua. I don’t know, but.. yea setidaknya dalam bayangan dan imaji gua, di sinilah kawasan yang paling bisa buat gua jadiin pelarian. Hmm pelarian yaa – -“.. Mungkin kata yang kurang pas, tapi tetap aja sekilas gua terpikir mirip itu. Lari dari orang-orang yang ga peduli ma gua, orang-orang yang ga yakin ma gua, orang-orang yang ga suka ma gua, dan yang terpenting orang-orang yang benci ma gua dan yang gua benci pastinya.





Saat ini gua tengah mencar ilmu di salah satu sekolah tinggi tinggi yang lumayan populer yang berada di kota kembang. Suka ngga suka sih sebenernya. Gua ngerasa salah jurusan.. mahasiswa mana yang ngga boring sampe ubun-ubun kepala kalo ngerasa dirinya salah jurusan? Harus mencar ilmu beberapa tahun mempelajari ilmu yang ia tidak minati. Tinggal bertahun-tahun di kota lain untuk mempelajari ilmu yang tidak disenangi dan yang paling ngga banget ialah ngabis-ngabisin uang ortu dan ngabisin waktu.. aaaah ironisss!





Oke, jalan satu-satunya yang emang paling masuk akal yakni mencar ilmu menyayangi ilmu tersebut. Sama seperti jatuh cinta terhadap sesama manusia. Mungkin terhadap ilmu yang gua pelajari ini gua ngga ditakdirkan untuk jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin sehabis beberapa bulan atau beberapa semester sebab sering ketemu dan bertatap mata dengan halaman demi halaman buku-buku kuliah dan dosen-dosen yang Mpunya ilmu tersebut, gua bisa jatuh cinta.





“Woy! Bengong aja lo..”
“Eeeeee ee eeeh.. sialan lu.. jatoh kan kertas gue!”
“Hahaha hampura atuh kangmas..”
“Aah dasar medok lu.. Jawa ya jawa aja.. ga usah ngimpi jadi sinden kembang boled segala lu..”
“Kembang mboled? Apaan? Kembang ndesa sih gue tau Gul.”
“Bhahaha.. Jawir.. jawir.. Udah nyaris setahun di Bandung masih medok aja lu. Cari cewe pribumi sono! Minta diajarin bahasa sunda.”
“Emm bener juga kau yah.. Udah pertengahan semester 2 gini.. Aku belum mampu ngobrol pake bahasa sunda.”
“Tapi udahlah.. usang-usang juga mampu ko. Gua juga bisa ngomong sunda alasannya adalah emang udah biasa dari kecil..”
“Oh.. Eh ngomong-ngomong tu kertas apaan Gul?”
“Apa? Ini? Ini poster Ten..”
“Poster apaan?”
“Festival..”
“Festival apaan?”
“Band..”
“Band apaan?”
“Band.. Alaah banyak nanya lu!”
“Hehehe.. Ko pake sakit kepala segala sih?”
“Hmmmmmm..”
“Bro?”
“…….”
“Ahh.. cerita dong sama gue.. kaya habis ngehamilin anak orang aja lu pake belakang layar-rahasiaan segala..”
“Sialan lu.. hmmmm.. oke. Ten, lu tau kan ahad depan ada ulangannya Pak Bas?”
“Minggu depan?”
“Tanggal 16!”
“Oh iyah.. memangnya kenapa?”
“Nah.. lu juga tau kan kalo evaluasi Pak Baskoro itu paling gede dan paling nentuin adalah di ulangan ahirnya?”
“Iyah iyah.. terus kenapa?”
“hhhh.. ni poster.. festival grup band.. tanggal 16. Lu ngerti kan?”
“Lu mau ikutan?
“Banget..”
“Terus ulangan lu gimana?”
“Itu dia yang bikin gua pusing Ten..”





Hidup memang selalu begitu. Selalu ada pilihan. Karena memang kita bertahan hidup itu juga yakni sebuah pilihan yang kita ambil. Bisa saja kita menentukan tidak hidup. Bisa saja kita mengahiri hidup. Itu yaitu pilihan. Hidup atau mati. Memang sudah ada takdir kita yang berjajar di depan. Tapi, insan tetap masih mempunyai keleluasaan untuk memilih. Yang bisa dilakukan jikalau dihadapkan pada dua opsi ialah mengandalkan intuisi. Mempertimbangkan pilihan manakah yang paling mampu mendatangkan keuntungan. Di sini, detik ini.. Gua sedang ada dalam suasana tersebut. Kedua pilihan itu memang mempunyai tujuan berlawanan. Tapi sama pentingnya. Festival itu mimpi gue.. gue mesti ikut! Tapi.. gimana ulangannya? gimana nilai gue? gimana ortu gue? aah..





16 Agustus.





“Dega? Kamu sakit?” Tanya Baskoro.
“Mmm.. ehh.. tidak pak..”
“Knapa wajah kau ditekuk seperti itu? Ini soal dan lembar jawabannya. Kerjakan dengan baik.”
“Iyah terima kasih pak.”





Gua langsung duduk di bangku paling belakang. Gila, ni soal ulangan bahasa indonesia ko datang-datang tulisannya jadi kaya abjad arab begini? Aahhh.. Harusnya gua kini lagi megang lirik sama kord lagu, bukannya soal sama lembar jawaban.. harusnya gua kini lagi megang gitar sama mic, bukannya pulpen sama tip-x. Degggggg! Tiba-tiba gua keinget seseorang. Ada bayangan.. Ibu.. Sedetik napas gua sesak. Gua eksklusif keinget sama pesannya sebelum gua kuliah dulu. “ A.. sing getol kuliahna nya a. Keun bae, wios ulah mikiran ongkos na. Keun weh ku si bapak sareng mamah. Aa mah diajar weh nu getol. Sing jadi conto pikeun si neng..”1 Hhhhhhh. Sejenak gua tertunduk. Huruf-aksara arab yang ada di soal gue perlahan bertransformasi menjadi aksara alfabet bahasa indonesia. Otak gua mulai jalan.. Nah, sekaranglah saatnya.. Nyontek!. Ampun dehh! Kirain beneran mau mikir lo Gul!





Di kelas. Matakuliah Morfologi..





Kursi ini udah kaya ada lemnya. Dari tadi sambil nunggu dosen pantat gua ga ngangkat satu centipun dari dari ni dingklik. Gila.. masih kepikiran aja gua sama festival. Gua ngiler setengah mampus ngebayangin gua naik panggung. Gua denger tepuk tangan penonton. Lampu spotlight nyenterin gua. Ada angin yang niup-niup rambut gua.. terus—…” “Perhatian!” Anjrit.. siapa tuh?! Deni, ketua kelas gua datang-datang ngomong di depan. Sialan lu Den.. gua lagi ngehayal maen bangunin aja!





“Kawan-kawan mohon perhatiannya sebentar.” Mahasiswa-mahasiswa di kelas itu langsung meletakkan perhatian. “Hari ini ada mahasiswa baru pindahan dari Jakarta. Dia masuk kelas kita. Gua juga ga ngerti sih kenapa mampu diizinin, padahal udah deket sama ahir semester. Tapi ya secara otomatis, dia sekarang resmi terdaftar selaku anggota kelas kita.” Beberapa mahasiswa memperhatikan rekan baru mereka tersebut dari ujung rambut sampe ujung kaki. Tapi lebih banyak yang tidak mempedulikan. Dan gue.. Gue masih sibuk ngehayal, oke?! Gue lagi bawain lagunya Escape The Fate – Gorgeous Nightmare.





“Is it the way that you talk
That’s causing me to freak?
Is it the way that you laugh
That’s making my heart beat?
Is it the way that you kiss?
It’s gotta be the way that you taste, you taste, you taste, you taste





You’re such a gorgeous nightmare
Old habits never seem to go away
You make me feel brand new yeah
We resurrect it’s like I’ve come back to life
I feel so alive
I feel so—……” “Oh ya kawan-mitra..” Aaa.. anjrit! Hhh ni orang ga boleh liat gua seneng dikit apa?!!





“Tadi saya mendapat pesan dari Pak Bagus, kita disuruh melanjutkan sendiri diskusi kalangan kita yang minggu lalu. Hari ini beliau berhalangan hadir. Terima kasih.”





Ajritlah tuh dosen.. tau gini gua langsung cabut ke tempat bazar dari habis ulangan.. Sekarang kan hampir simpulan kali tu acara.. aaaahhhh!





“Sorry..” tiba-datang mahasiswa baru yang dikenalin tadi ngedatengin terus nyapa gue.
“Apa?” Jawab gue datar alasannya masih kesel dan ga mau diganggu.
“Gue Yogi, nama lu siapa?”
“Dega.”
“Sorry kayaknya gue ganggu nih”
Mendengar kalimat tersebut gue eksklusif tersadar bahwa gue udah bersikap bernafsu sama mahasiswa baru di depan gue ini.
“Ehh.. Nyantai aja bro.. Cuma ya gitulah, biasa.. ada duduk perkara dikit” Kata gua sambil melempar sedikit senyum.
“Oh, kirain.. hehe..”
Dari tampangnya kayaknya anak baik-baik nih..
“Masalah apa sih kalo boleh tau? Masalah diskusi golongan yang tadi diumumin yah?”
“Hahaha.. boro-boro. Ga penting.”
“Loh.. setau gue peran dari dosen itu senantiasa penting buat mahasiswa.”
“Iya, itu buat lo.. mahasiswa yang emang bener-bener mahasiswa.”
“Maksudnya? Lo juga mahasiswa kan? Lo kuliah di sini kan?”
“Iya.. maksud gua, penting buat mahasiswa yang emang bener-bener udah pada tempatnya. Udah duduk di bus tujuan mereka masing-masing yang memang mereka kehendaki.”
“Maksudnya?”
“Gue ga niat kuliah di sini.”
“Ga suka sama universitasnya?”
“Bukan. Jurusannya..”
“Ohh.. I see. Kalo lu ga suka sama jurusan bahasa dan sastra indonesia, terus lu sebenernya sukanya apa?”
“Gue lebih seneng musik.”
“Terus kenapa lu masuk sini? Orang renta?”
“Iya bro.. biasalah..”
“Lu suka musik?”
“Gitu deh..”
“Suka membuatlagu?”
“Suka”
“Puisi?”
“Emmm.. tidak mengecewakan.”
“Gue heran. Kenapa lo ngerasa salah jurusan?”
“Gue kan udah bilang, kalo gue lebih seneng musik.”
“Iya. Terus kenapa? Is there something terrible? Lu suka bikin puisi, membuatlirik lagu, membuatmusiknya. Itu sama sekali tidak bertolak belakang man.”
“Maksud lo?”
“Come on. Sastra bahasa indonesia dan musik itu sama-sama seni. Bisa saling mendukung man. Sebuah lagu itu, kekuatannya bukan hanya pada musik, tetapi juga pada maknanya bro. Dan di situlah kemampuan sastra seorang musisi mampu dinilai. Alat musik mirip pena. Lirik itu mirip puisi. Dan musisi ibarat penyair. Inget itu bro..”
Tiba-datang ada suatu kehangatan menyundut dada gua sesudah mendengarkan kata-kata dari orang yang gres gua kenal ini.
“Iya sih, lu bener bro. Kayanya lu juga tau banyak wacana musik yah?”
“Gitu deh.. bokap gua kan produser rekaman gitu. Ya sengaja atau ga sengaja, gue tau dikit-dikit ihwal musik.”
“Wow”
“Kenapa?”
“Engga..”
“Eh lu mau ga ketemu sama bokap gue? Pasti kalian nyambung. Dan…. siapa tau lu bisa diorbitin sama beliau.. hehe.”
“Ah bisa aja loh haha.”
“Mau ga?”
“Eh iya mau mau, mau banget.. Oops.. hehehehe.”





Lu tau bro? Besoknya gua langsung ketemu sama bokapnya Yogi. Setelah satu minggu gua ngobrol sambil pedekate.. hehe, Pak Santo nyuruh gua membuatdemo lagu. Jeng jengg.. Rasanya kaya ketiban duren mengkel tau ga lo hahaha.. Langsung deh gue calling temen gue, Ave. Buat bantuin bikin sekaligus ngaransemen lagu. Nah, lagu itu yang dibuat demo dan gue kasih ke Pak Santo. Dan lu tau bro? Rasanya kaya ketiban duren mengkel segede nangka dan bijinya emas asli semua. Demo lagu kita diterima dan.. ehem ehem.. Kita masuk dapur rekaman bro! – Contoh Cerpen Persahabatan – Baca Juga Contoh Puisi






Penutup





Demikian sekilas ulasan tentang Contoh Cerpen Persahabatan yang bisa anda jadikan rujukan. Sumber : Pakar SEO



Sumber mesti di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama