Teknik Menulis Buku Yang Gampang? Ikuti 5 Langkah Ini!

Teknik menulis buku untuk diterbitkan penerbit buku adalah salah satu kegiatan produktif yang mampu dilakukan dengan mudah lewat berbagai langkah yang lazim dipakai.


Bagi sebagian orang, teknik menulis buku ialah sesuatu yang dianggap susah untuk dijalankan. Kesulitan tersebut tentu timbul sebab teknik menulis buku memerlukan waktu yang relatif lama. Bagi mereka, ratusan halaman yang tercetak di dalam buku bukanlah sesuatu yang gampang untuk diaplikasikan.


Terutama mereka yang berhasrat untuk memiliki publikasi di dalam kategori buku nonfiksi yang diterbitkan penerbit buku. Realitanya, teknik menulis buku klasifikasi nonfiksi memang lebih rumit daripada buku fiksi.


Hal tersebut tidak mampu dilepaskan dari adanya permintaan penulis yang mesti mengumpulkan data apalagi dulu sebelum menuangkan gagasannya ke dalam bentuk tulisan. Berbeda dengan penulis yang bergelut dengan teknik menulis fiksi.


Dengan mengandalkan daya khayalan yang kuat dan permainan gaya bahasa yang mumpuni, seseorang akan dengan mudah menjadi penulis buku fiksi.


Pada dasarnya, teknik menulis buku bukanlah sesuatu yang sulit untuk dijalankan kalau sudut pandang kita diarahkan pada sesuatu yang lebih kongkret. Artinya kita dilarang berprasangka jelek sebelum kita betul-betul mencobanya.


Orang yang menilai bahwa menulis buku ialah salah satu kegiatan yang merepotkan dijalankan, mampu jadi orang tersebut belum pernah melaksanakan aktivitas tersebut. Bahkan sebagian orang yang menganggap bahwa menulis itu sukar yaitu mereka yang sejak awal tidak menggemari dunia kepenulisan.


Bukan hal yang tidak mungkin bila orang yang mulanya tidak mampu menulis lalu menjadi orang yang cendekia dalam menulis. Kondisi tersebut pasti tercipta alasannya adanya kemauan dan jerih payah yang kuat untuk berguru menulis. Ketertarikan terhadap dunia kepenulisan menjadi modal penting dalam hal ini.


Selanjutnya, kita selaku seorang penulis, ada beberapa langkah yang bisa dikerjakan semoga aktivitas kepenulisan yang kita kerjakan tidak terasa membosankan. Hal ini menjadi penting untuk mempertahankan mood kita biar tetap baik.


1. Tahap Perencanaan


Pada tahap ini, satu hal yang penting untuk kita miliki yakni tema dan wangsit yang akan mengerangkai goresan pena kita dikala melakukan teknik menulis. Adapun tema tersebut mampu bersifat khusus ataupun biasa .


Apabila kita telah mempunyai tema yang akan kita angkat, maka tahap selanjutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan mengenang kembali aneka macam hal yang menyangkut tentang tema yang kita angkat. Memori tersebut mampu berasal dari sesuatu yang menarik kita atau bisa berasal dari sesuatu yang pernah diucapkan oleh orang lain.


Sebagai misalnya apabila kita akan mengangkat tentang Pemilihan Umum (pemilu) di Yogyakarta pada tahun 2014, maka setidaknya kita memiliki sedikit citra tentang pelaksanaan pemilu tersebut.


Setidaknya kita juga mampu memperoleh fakta-fakta mempesona yang mampu kita jadikan ide pokok dalam goresan pena kita misalnya terkait dengan praktik politik duit yang dijalankan oleh salah satu partai politik. Akhirnya kita mampu memiliki kerangka tulisan wacana efek politik uang kepada suara calon legislatif di penyeleksian biasa di Yogyakarta pada tahun 2014.


Tahapan selanjutnya yang mampu kita kerjakan ialah dengan mencari materi-materi tumpuan yang terkait dengan tema yang kita angkat. Referensi tersebut bisa berasal dari buku, surat kabar, jurnal, majalah, internet, dan lain sebagainya. Ketika kita sudah memutuskan tema, maka referensi yang kita cari otomatis akan berhubungan dengan tema yang kita angkat.


Hal tersebut pasti membuat lebih mudah kita dalam proses pencarian data alasannya sifatnya yang spesifik. Apabila kita mengangkat tema perihal pemilu di Yogyakarta, maka referensi yang bisa kita gunakan yakni terkait dengan hasil perolehan bunyi partai politik, masalah politik uang yang ditindak, efek yang ditimbulkan dari praktik tersebut, dan lain sebagainya.


 


2. Tahap Penulisan Naskah Kasar


Tahapan penting berikutnya yang mesti kita kerjakan yakni dengan teknik menulis naskah garang atau kerangka tulisan yang sering diketahui dengan perumpamaan outline. Pembuatan outline intinya tidak dapat dilepaskan dari tema yang telah kita pilih. Adapun tema yang telah kita pilih lalu dikembangkan lagi menjadi sub-sub tema yang lebih rinci.


Dengan kata lain, outline yang kita buat yaitu daftar isi yang bergotong-royong masih dalam bentuk kasarnya (draft). Oleh alasannya itu, urutannya mampu dimulai dari tema. Berangkat dari tema, langkah yang bisa kita kerjakan yakni dengan membaginya ke dalam beberapa bagian.


Apabila tema kita wacana politik duit di pemilu DPRD Kota Yogyakarta tahun 2014, maka bagian-bagian yang mampu dibuat yakni terkait dengan sejarah pemilu di Yogyakarta, profil partai politik akseptor pemilu, bentuk-bentuk praktik politik uang (masalah) di beberapa kecamatan, dan lain sebagainya.


Berangkat dari beberapa bab yang sudah kita buat, berikutnya yang dilaksanakan adalah dengan membaginya ke dalam beberapa sub-bagian. Pada bab sejarah Pemilu di Yogyakarta, kita mampu melaksanakan teknik menulis beberapa sub-bab seperti komposisi pemenang pemilu Yogyakarta pada tahun 2009, jumlah bangku anggota dewan yang diberebutkan, dan lain sebagainya.


Apabila kita telah mendapatkan beberapa sub-bagian tersebut, dari permulaan hingga akhir, maka kita mampu memulai untuk melakukan teknik menulis naskah. Satu hal yang perlu diingat bahwa outline yang kita buat setidaknya bisa kita tulis dengan data-data yang sebelumnya sudah kita kumpulkan. Kondisi tersebut nantinya akan membuat lebih mudah kita dalam proses penulisan.


 


3. Tahap Penulisan Naskah


Pada tahap ini, kita tentu telah mulai untuk menuliskan inspirasi-ide pokok dari setiap sub-bab yang sudah kita buat sebelumnya. Proses ini pada dasarnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh alasannya itu, hal penting yang harus kita amati adalah terkait dengan waktu penulisan.


Untuk menyingkir dari kebosanan yang mampu jadi melanda kita, proses ini mampu dilakukan secara sedikit demi sedikit. Artinya kita tidak perlu memforsir diri untuk segera menuntaskan naskah tersebut, kecuali memang kita mempunyai keinginan yang kuat untuk itu. Supaya proses ini tidak terasa membosankan, kita bisa menuliskan satu sub-bagian per hari.


Artinya setiap hari kita mampu menuliskan satu sub-bab dan seterusnya. Apabila dirasa keberatan, kita bisa menargetkan sendiri, misalnya dalam sehari kita mesti melakukan teknik menulis sebanyak satu atau dua halaman. Dengan demikian, kita tidak akan merasa terlalu terbebani dalam menulis buku.


 


4. Tahap Penulisan Ulang


Tahap ini bergotong-royong bukan tahap pengulangan dari apa yang telah kita tuliskan sebelumnya. Artinya pada tahap ini, kita cuma bertugas untuk membaca ulang naskah kita dari awal hingga simpulan. Kita bisa mulai melaksanakan tahapan ini jika goresan pena kita dari pendahuluan sampai penutup telah selesai dilaksanakan.


Di sisi lain, tahapan ini juga menjadi bagian dari tahap revisi atau editing. Apabila dalam proses pembacaan ulang tersebut kita mendapatkan aneka macam kesalahan, maka kita harus memperbaiki kesalahan tersebut, baik dari segi teknik goresan pena ataupun substantif.


Hal tersebut penting dilakukan semoga tulisan yang kita buat terhindar dari banyak sekali kesalahan yang mampu membuat pembaca tidak nyaman atau resah.


 


5. Tahap Pengiriman Naskah


Apabila kita telah simpulan dengan naskah yang kita buat, maka langkah terakhir yang mesti kita kerjakan dalam teknik menulis buku yakni mengantarkan naskah kita ke penerbit buku. Pada tahap ini, kita harus memperhatikan beberapa hal penting mirip profil penerbit buku yang hendak kita tuju.


Apabila buku yang kita tulis wacana politik atau pemerintahan, maka kita mampu mengantarkan naskah ke penerbit buku yang mayoritas terbitannya bertema sosial-politik. Hal tersebut menjadi penting alasannya adalah penerbit buku juga mempunyai kepentingan untuk mempublikasikan buku-buku yang menjadi prioritasnya. Oleh sebab itu, kita perlu cek beberapa profil penerbit yang akan kita tuju.


[Bastian Widyatama]


 


Referensi:


Setiati, Eni, 2008, 7 Jurus Jitu Menulis Buku Best Seller, Yogyakarta: Penerbit Andi.


 


 


Anda TAK HARUS PUNYA NASKAH siap cetak untuk mendaftarkan diri Makara Penulis di penerbit buku kami. Dengan mendaftarkan diri, Anda mampu konsultasi dengan Customer Care yang siap membantu Anda dalam menulis sampai menerbitkan buku. Maka, Anda tak perlu ragu untuk secepatnya MENDAFTAR. Silakan isi form di laman ini. 🙂


 Jika Anda menginginkan EBOOK GRATIS tentang CARA PRAKTIS MENULIS BUKU, silakan download



Sumber harus di isi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama